Jujur

1010 Words

Inginnya, semua yang terjadi hari ini hanyalah mimpi. Inginnya, kesedihan yang menelangsakan diri hanyalah ilusi. Namun sayangnya, semua duka yang menyelimuti, adalah sebuah kenyataan yang tak bisa dihindari. Gwen kini sendiri. Gwen hanya bisa menangisi kepergian sang ayah, merelakan satu-satunya orang terkasih yang paling dia sayangi. Beberapa saat yang lalu, dia baru saja kembali dari proses memakamkan ayahnya dengan ditemani Nich dan Dean tentunya. "Kenapa secepat ini Ayah pergi?" Gwen bergumam lirih, sembari menatap ke luar jendela mobil. Wajah cantiknya sembab, jejak tangisan masih belum sepenuhnya hilang dari sana. Jemari Nich terulur, meraih jemari sang isteri untuk dia genggam. "Kau harus tabah, Gwen. Ayahmu sudah berbahagia di surga. Ingat, masih ada aku. Sekarang aku yang b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD