Kelandru merenung menatapi istrinya yang terbaring lemas di pembaringan rumah sakit, dia tidak pernah beranjak sedikitpun dari sana meskipun para tenaga medis terlihat sibuk melakukan pemeriksaan pada istrinya itu. Banyak penyesalan yang Kelandru rasakan andai dia tidak melakukan sedikitpun hal yang membuat Reana tertekan. Sampai akhirnya Reana dibawa pergi dari ruangan IGD dia akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait kandungannya, Kelandru mengikuti dari belakang dua orang perawat yang membawa Reana berpindah ke sebuah ruangan lain. “Sayang maafkan aku.” Kelandru menggenggam tangan Reana erat sebelum akhirnya Reana masuk ke dalam. Reana sudah bangun dari pingsannya hanya saja dia masih begitu tidak berdaya dengan tubuhnya yang akhir-akhir ini memang terasa lebih lemah. Rean