Gadis Kedai

1040 Words
Pria tampan yang tidak lain Senior Leo membuat para Mahasiswi histeris dan ramai, tidak biasanya cowok popular itu datang ke ruangan adik kelas, ia hanya tersenyum ramah tetapi tidak berbicara sepatah katapun.   “Senior Leo, apa yang kamu lakukan di depan kelas kami?” tanya Seo gugup dan melihat bungkusan makanan yang dipegang Leo.   “Menyingkir dari pintu Seo.” Yuna mendorong tubuh Seo yang berdiri di depan pintu.   “Aw, Yuna sejak berteman dengan gadis Indonesia ini kamu jadi kasar.” Seo kesal.   “Anna, ayo pergi.” Leo menarik tangan Anna dan berlari.   “Eh Senior, Yuna.” Anna menoleh kearah Yuna dan melihat sahabatnya telah dibawa pergi seseorang.   “Senior, siapa yang pergi bersama Yuna?” Anna menatap pada Leo.   “Temanku, tenanglah.” Leo kembali menarik tangan Anna dan berlari menaiki tangga menuju atap kampus yang telah disulap mejadi taman.   “Kenapa Senior datang ke kelasku?” Anna menatap Leo yang bertindak ceroboh dengan datang ke kelasnya.   “Aku tidak percaya kamu akan menunggu diriku di sini.” Leo tersenyum dan meletakkan bekal makanan di atas meja.   “Aku selalu tepat janji.” Anna duduk di depan Leo, gadis itu tidak tertarik untuk mekan berdua dengan seoranga pria.   “Anna, aku tahu kamu tidak suka dengan kedatangan diriku ke kelas kamu.” Leo menatap wajah cantik Anna yang terlihat marah.   “Hmm.” Anna menyenderkan tubuhnya di senderan kursi.   “Maafkan aku.” Leo membuka bekal makanannya.   “Makanlah, aku memasaknya dengan Mama.” Leo tersenyum.   “Wah banyak sekali.” Anna tersenyum melihat makanan yang tertata di atas meja.   “Apa kamu suka?” tanya Leo.   “Aku belum mencobanya.” Anna tersenyum.   “Cobalah!” Leo membrikan sumpit pada Anna.   “Aku lebih suka makan dengan sendok dan garpu.” Anna melihat sumpit di tangan Leo.   “Ah, maafkan aku.” Wajah Leo terlihat menyesal.   “Aku bercanda, mari makan bersama.” Anna mengambil  sepasang  sumpit lagi dan memberikan kepada Leo.   Anna tidak mau menyinggung Leo, pria itu memiliki banyak fans wanita yang selalu menjaganya agar menjalani kebahagian di kampus. Putra pemilik saham kampus dan banyak rumah sakit, calon dokter yang akan segera lulus. Melukai Leo sama saja menghnacurkan kehidupan tenang dirinya di kampus.   “Anna, bagaimana masakan ku dan Mama?” Leo berbicara dengan mulut penuh makanan, ia sengaja melakukan itu.   “Senior, makanlah dulu setelah itu kita bisa berbicara.” Anna tersenyum dan memberikan tisu.   “Ah, padahal aku berharap dia akan membersihkan mulutku.” Leo mengambil tisu dan membersihkan sendiri mulutnya.   “Terimakasih, makanan yang sangat enak.” Anna selesai, ia segera membereskan perlengkapan makan.   “Akan aku katakan pada Mamaku.” Leo memperhatikan Anna.   “Waktu istirahat telah habis, kita harus kembali ke kelas.” Anna berdiri.   “Anna, apa kamu sudah tahu program akhir semester?” tanya Leo.   “Ya, kampus akan memilih senior dan junior yang akan magang di rumah sakit.” Anna tersenyum.   “Aku berharap kita akan dipasangkan, karena kamu adalah Mahasiswi cerdas dan terbaik di angkatan kamu.” Leo tersenyum tampan.   “Aku berharap bisa terpilih karena itu akan mempercepat kelulusan diriku.” Anna tersenyum manis.   “Mari senior.” Anna berjalan menuruni tangga diikuti dan membawa bekal makanan yang telah rapi. Leo mengikuti Anna dari belakang hingga sampai anak tangga terakhir.   “Tolong sampaikan terimakasih dan salam ku kepada Mama senior.” Anna dan menyerahkan bekal kepada Leo.   “Tentu saja, Mama pasti sangat senang.” Leo menerima bekal makanan dari Anna.   “Terimakasih.” Anna membungkungkan tubuhnya.   “Aku kembali ke kelas.” Leo mengusap kepala Anna dan berlalu pergi.   “Aku harap Senior tidak akan melakukan hal seperti ini lagi.” Anna berbicara dalam hatinya.   “Anna, apa kamu berpacaran dengan Senior Leo?” Han Seo berdiri di depan Anna.   “Tidak.” Anna menatap Seo.   “Kenapa kalian terlihat dekat?” tanya Seo lagi.   “Kami hanya memiliki hobby yang sama seperti bermain basket dan motor.” Anna berlalu meninggalkan Seo.   “Aku  tahu ini akan terjadi?” Anna menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan masuk ke kelas.   Pembelajaran selesai, Yuna dan Anna berjalan bersama ke parkiran menuju kendaraan mereka masing-masing. Leo belum kelur dari kelas karena mereka masih membahas persiapan magang di rumah sakit yang bekerjasama dengan kampus.   *** Kim duduk di kursi kerjanya dan membaca naskah untuk drama terbarunya bersama dengan Lee, pria itu tersenyum ketika ingat bahwa Kedai Nenek San benar-benar memiliki cucu yang sangat cantik dan unik. Dengan tubuh kecil dan ramping mengendarai motor sport yang berat.   “Dia sangat cantik dan menarik.” Tanpa sadar Kim tersenyum lebar.   “Sudah lama aku tidak melihat senyuman ini.” Choon He, manajer Kim duduk di Sofa.   “He, aku sudah melihat lokasi Kedai.” Kim beranjak dari kursi dan pindah ke Sofa.   “Apa kamu suka?” tanya He tersenyum.   “Aku sangat menyukainya, ada bidadari cantik.” Kim tersenyum.   “Apakah Nenek San masih cantik?” He tersenyum.   “He, Nenek itu memiliki cucu wanita dengan wajah percampuran Indonesia Korea.” Kim menggenggam tangan Choon He.   “Apa?” He terkejut.   “Ya, kamu tidak akan percaya, cerita dalam komik ini seakan menjadi nyata karena benar-benar ada gadis cantik pemilik kedai.” Kim menyenderkan tubuhnya pada sofa, ia melihat jampada lengan kirinya.   “Kamu mau kemana?” tanya He.   “Aku sedang senang dan bersemangat, sore ini aku akan ikut balapan liar.” Kim mengedipkan matanya.   “Hei Kim, kamu harus menjaga diri dan kondisi tubuh, kamu sudha lama tidak balapan.” Choon He khwatir.   “Aku hanya mau berolahraga.” Kim bernajak dari kursinya.   “Kim, kamu mau kemana?” Choon He mengulangi pertanyaannya.   “Bengkel.” Kim mengedipkan matanya dan pergi meinggalkan ruangan khusus miliknya. "Gadis kedai yang luar biasa, semoga kamu tidak terlihat oleh orang lain." Kim tersenyum.   *** Lee duduk di ruangnya bersama Ayana mempelajari naskah drama yanga akan ia mainkan. Pria itu tidak fokus, ia memikirkan Anna yang ada di lokasi syuting. Rasa senang dan khawatir mengganggu konsentrasinya.   “Aku tidak akan bisa menahan diri ketika melihat dirinya.” Lee melemparkan naskah keatas meja.   “Lee, ada apa dengan dirimu?” tanya Ayana heran.   “Ayana, apakah Kedai akan tutup selama syuting?” tanya Lee.   “Sepertinya kamu sangat peduli dengan lokasi syuting itu.” Ayana menatap Lee penuh penyelidikan.   “Katakan saja.” Lee menatap tajam pada Ayana.   “Tentu saja tetap di buka dengan beberapa ornag yang akan di pakai sebagai fuguran dan peran pembantu.” Ayana mencurigai Lee tetapi ia tidak bisa menebak pria itu. "Aku berharap gadis kedai itu tidak terlihat oleh orang lain." Lee berbicara di dalam hatinya.   “Baiklah, aku akan pergi latihan hari ini.” Lee beranjak dari sofa.   “Latihan apa?” tanya Ayana.   “Beladiri.” Lee tersenyum.   “Lee, bukankah kamu sudah lama tidak melakukan itu.” Ayana khawatir.   “Ya, dan aku membutuhkan latihan ini untuk menjaga kondisi tubuhku.” Lee mengambil kunci mobilnya.   “Jaga diri dan ajangan sampai cidera atau terluka.” Ayana mengikuti Lee.   “Tenanglah, aku tidak akan merusak wajah tampan ku.” Lee tersenyum dan berlalu pergi.   “Tetapi kamu telah membuat bibirmu pecah.” Ayana berteriak.   Lee dan Kim sampai bersamaan di tempat parkir. Lee berdiri di depan mobilnya dan Kim duduk di atas motor sport miliknya.   “Hah, tidak biasanya Aktor Lee meninggalkan studio dengan cepat.” Kim tersenyum mengejek.   “Kim, kenapa kamu membenci diriku, kita adalah teman akrab.” Lee menatap lembut pada Kim.   “Sudah aku katakan jangan memberi harapan pada Hara karena kamu akan melukainya.” Kim menatap tajam pada Lee dan segera menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.                        
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD