Mobil Sport hitam milik Lee melaju dengan kecepatan tinggi memasuki Perusahaan SM Entertaiment dan berhenti ditempat parkir khusus para selebritis. Pria itu terlihat sangat kesal, ia membanting pintu mobil dengan keras. Liburan yang dibatalkan dan kebersamaan Anna dengan pria lain menambak kekesalannya. Lee berjalan cepat menuju ruang meeting, ia melihat semua orang menunggu dirinya termasuk sahabat yang telah menjadi musuh, Kim Wo Bin.
“Lee, ada apa dengan bibir kamu?” Ayana berjalan mendekati Lee yang terdiam di depan pintu menatap pada Kim, yang telah lama mereka tidak satu ruangan.
“Aktor terkenal Lee, datang terlambat dalam pertemuan penting.” Kim menatap tajam pada Lee.
“Kim, ini adalah hari libur Lee.” Ayana melihat kearah Lee.
“Sudahlah, kembali ke kursi masing-masing.” Produser menarik tangan Lee untuk duduk, semua orang di rumah produksi SM tahu perselisiahn yang terjadi dianatara kedua actor terkebal itu.
“Apa yang membuat kalian mengganggu hari liburku?” Lee duduk di kursi yang telah bertuliskan nama dirinya berhadapan langsung dengan Kim.
“Lee, kita akan membuat drama dari sebuah komik terkenal.” Produser terlihat bersemangat tetapi tidak dengan Lee, ia ingin menghabiskan waktu liburnya dengan mengganggu kehidupan damai Anna.
“Aku tidak tertatik.” Lee beranjak dari kursi.
“Lee.” Ayana menarik tangan Lee..
“Lee, jangan terlalu cepat mengambil keputusan, ini adalah komik kesukaan kamu.” Sutradara melemparkan sebuah komik di depan Lee.
“Gadis dan Dua Pria.” Lee membaca judul di cover komik.
Komik berjudul Gadis dan Dua Pria bercerita tentang seorang gadis pemilik kedai makanan favorit dua pria hebat dengan profesi berbeda yaitu Dokter dan Pengusaha Muda. Kedua pria ini yang awalnya adalah Dokter dan Pasien akhirnya berselisih karena memperebutkan gadis pemilik kedai.
Gadis lebih banyak menghabiskan waktu dengan Dokter karena selalu membawa Neneknya berobat dan melakukan pemeriksaan rutin, tetapi sang Pengusaha dengan liciknya berhasil mendapatkan gadis kecil dengan sebuah jebakan.
“Kim berperan sebagai Dokter Jong, Lee sebagai Pengusaha Muda Yoo Jae dan Syin Ye sebagai Gadis kedai Cha Yun.” Sutradara sangat bersemangat.
“Sutradara pilihan anda sangat tepat Kim sangat cocok jadi dokter Jong yang tenang dan berkarisma dan Lee pengusaha muda yang cerdas dan bertalenta.” Produser bertepuk tangan dan diikuti semua kru yang berada di dalam ruangan.
“Untuk Komik terkenal ini, saya rasa kalian tidak akan kesulitan bahkan Lee dan Kim telah hapal dengan dialog mereka.” Sutradara tertawa. Dua actor tampan yang dulunya sahabat dekat itu menyukai komik yang sama.
“Silahkan pelajari naskah, kita akan segera melakukan syuting, secepatnya.” Produser menekankan suaranya.
“Kenapa sangat tergesa-gesa?” Lee melihat kearah Sutradara dan Prouser.
“Supaya kamu bisa melanjutkan liburan.” Produser tersenyum.
“Kalian berdua adalah tambang emas perusahaan.” Produser berbicara dalam hatinya.
“Ah, kita akan menggunakan kedai yang benar-benar ada.” Sutradara mengangkat tangannya.
“Apakah anda telah menemukannya?” tanya Produser.
“Tentu saja, tim kita telah bekerja dengan baik, sebuah kedai Japchae milik Nenek San.” Sutradara tersenyum lebar. Lee terkejut karena itu adalah kedai yang baru saja ia datangi dimana Anna tinggal. Pria itu cukup khawatir dengan selera yang sama dirinya dengan Kim.
“Aku tidak setuju.” Lee melirik Ayana.
“Lee, kami sudah survey lokasi dan tempat itu sangat bagus dan pas, tidak ada lagi pilihan lain.” Seorang pria yang menjadi tim Art Direktor menepuk pundak Lee.
“Kenapa kamu tidak setuju, apa kamu telah pernah datang kesana?” Ayana berbisik di telinga Lee.
“Ada tiga lokasi syuting, SMC, Kedai Nenek San dan Gedung perkantoran ini.” Yun sebagai Art Direktor tersenyum.
SMC merupakan salah satu rumah sakit swasta terbesar di Korea yang memiliki mesin Terapi Proton yang merupakan peralatan terbaru dalam pengobatan penyakit kanker, baik pada anak-anak maupun dewasa.
“Baiklah rapat selesai.” Sutradara beranjak dari kursi.
“Aku berpikir drama ini seakan menjadi nyata.” Kim berbisik di telinga Lee yang masih duduk diam di kursinya.
“Siapa yang tidak akan tertarik dengan Anna?” Lee berbicara di dalam hari dan menatap tajam pada Kim.
Gadis itu selain cantik dan cerdas juga memiliki kemampuan beladiri, ia juga sangat cuek dengan pria, selalu menjadi diri sendiri, tidak perduli dengan penilaian orang lain. Anna adalah wanita yang berkarakter unit dan langka.
“Ayana, ketika syuting, apakah kedai itu akan di kosongkan?” tanya Lee.
“Aku tidak tahu, apa yang kamu rahasiakan dariku?” Ayana menatap Lee.
“Tak ada, ayo kita kembali keruangan.” Lee beranjak dari kursinya dan berjalan keluar diikuti Ayana.
“Yun, berapa lama kamu sudah meninjau lokasi syuting?” tanya rekan kerjanya.
“Cukup lama, kami makan dan berbicara dengan Nenek San pemilik kedai.” Yun tersenyum.
“Apa kamu tahu, Nenek itu bilang ia memiliki cucu wanita yang sedang kuliah di Korea berasal dari Indonesia tetapi kami tidak bertemu dengannya karena masih berlibur.” Seorang pria tersenyum. Kim mendengarkan pembicaraan para Tim ArtEditor, ia sangat penasaran dengan cucu Nenek pemilik Kedai.
“Gadis Indonesia, pasti sangat manis.” Rekan kerja tim ArtEditor terus membahas lokasi syuting.
Kim tersenyum, ia berjalan kembali ke ruangannya dan berdiskusi dengan manager untuk membahas tentang Drama yang akan ia mainkan bersama mantan sahabatnya. Pria itu meminta alamat Kedai Nenek San dan segera mengendarai motor dengan kecepatan tinggi menuju lokasi.
Motor Kim masuk kedalam tempat parkir bersamaan dengan Anna yang baru saja pulang dari pengantaran pesanan. Kim berhenti tepat di samping motor Anna, ia memperhatikan pemilik motor membuka helm dan jaketnya yang awalnya ia mengira seorang laki-laki. Ketika helm di buka rambut hitam panjang tergerai melewati bahu, senyuman manis terlihat di bibir tipis dengan bola mata bulat melihat kearah Kim.
“Apakah anda tidak masuk?” tanya Anna ramah pada Kim yang terpana akan kecantikan gadis di depannya.
“Apakah kamu cucu Nenek San?” tanya Kim yang masih menggunakan masker penutup wajah.
“Ya.” Anna tersenyum, ia turun dari motor dan berjalan masuk ke dalam kedai dari belakang.
“Gadis Indonesia dan fasih berbahasa Korea.” Kim turun dari motor mengikuti Anna yang masuk ke dalam dapur.
“Tuan, anda salah jalan.” Anna tersenyum.
“Maaf, ini pertama kalinya saya datang kemari.” Kim tersenyum dari balik masker wajahnya.
“Tak apa, silahkan pilih meja.” Anna mengantarkan Kim dengan ramah. Gadis itu mengikat rambutknya menjadi kuncir kuda memperlihatkan leher jenjang menggoda dan plester yang masih menempel.
“Terimakasih.” Kim tersenyum, ia memperhatikan kedai berwarna putih bersih dengan hiasan mawar merah di setiap sudut ruangan.
“Silahkan.” Anna menyerahkan buku menu kedai.
“Terimakasih.” Kim menatap wajah cantik Anna dan tersenyum tampan.
“Aku belum melakukan apapun tetapi anda terus mengucapkan terimakasih.” Anna tersenyum manis.
“Terimakasih atas pelayanan anda yang sangat ramah.” Kim membaca menu.
“Aku pesan Japchae special dan di bungkus.” Kim tersenyum.
“Baiklah, mohon tunggu sebentar.” Anna tersenyum dan menunduk. Gadis itu bisa menjadi sangat ramah ketika berbicara dengan pelanggan, menjadi dingin dengan actor dan menjadi kejam jika bertemu dengan para penjahat atau preman pengganggu.
Kim pindah kursi agar ia bisa melihat gadis itu membuat Japchae untuk dirinya. Anna menggunakan celemek, ia segera mempersiapkan bahan-bahan yang telah tersedia di dapur. Dengan lincah jari indah itu menyelesaikan masakannya dan Japchae special telah berada di dalam bungkusan.
“Maaf menunggu lama.” Anna tersenyum.
“Tidak, kamu sangat pandai dan cepat membuat Japchae, terimakasih.” Kim semakin terpesona dan membayar pesanannya.
“Terimakasih, silahkan kembali lagi.” Anna menunduk.
“Aku pasti kembali, Apa aku boleh tahu nama kamu?” tanya Kim.
“Aku, Anna Ariella.” Anna tersenyum manis.
“Terimakasih.” Kim mengendarai motornya meninggalkan Kedai dengan senyuman, ia masih mau berlama-lama bersama Anna tetapi ponselnya terus bergetar, panggilan dari manager.