"Dia tidak punya pilihan lain, mau tidak mau, terima tidak terima, Dia tetap harus membayar semuanya, Karena Mama nanti akan memesan catering atas namanya...!" Jawab Ibu Windarti percaya diri.
"Bagaimana kalau dia tetap menolak meskipun Mama akan menggunakan namanya untuk memesan catering tersebut?" Tanya Niken yang masih ragu.
"Sudah sih Niken, kamu tidak perlu pusing-pusing memikirkan hal itu, biarkan itu menjadi urusannya Mama...!"putus Bu Windarti pada akhirnya karena dia malas untuk menjawab lebih jauh pertanyaan dari menantu kesayangannya tersebut.
***
Satu minggu telah berlalu, sesuai apa yang dikatakan oleh ibu Windarti, beliau pun memesan catering untuk acara 7 bulanan sang menantu, dia pun memesan catering tersebut atas nama Suci, dan tentu saja tanpa sepengetahuan dari Suci.
"Dek, di depan ada tukang catering mencari kamu...! ada tukang dekor ruangan juga...! ke depan yuk...!"Ikhsan mengajak Suci untuk keluar menemui orang-orang yang mencarinya.
Mendengar apa yang diucapkan oleh Ihsan Suci pun mengernyitkan keningnya heran, iya bingung karena tak merasa ada janji dengan mereka semua.
Tapi meskipun demikian, Suci tetap mengikuti langkah Ihsan tanpa mau digandeng olehnya, saat Ihsan hendak merangkul pundak Suci, dengan cepat suci menghindarinya alhasil Mereka pun jalan sendiri-sendiri tanpa ada kontak fisik.
Sesampainya di depan Suci pun langsung menghampiri orang-orang yang mencarinya tersebut.
"Maaf Bu ini cateringnya sudah siap, ada 50 porsi bakso ayam, 50 porsi soto ayam, 50 porsi stik daging, 50 porsi urap, 50 porsi orek tempe, dan juga yang lainnya termasuk minuman yang dipesan, ada juga es krim yang menjadi pendampingnya berikut juga dengan sup buah...!"Kata seorang wanita dengan membawa sebuah kuitansi tanda jadi dan juga bill p********n.
Suci langsung mengambil kertas tersebut, dia membaca dengan baik-baik apa yang tertulis di sana, pesanan yang diantarkan cukup banyak dan itu mampu membuat Suci mengernyit heran.
Yang membuat Suci merasa heran adalah di sana tertera namanya sebagai pemesannya.
"Maaf Mbak Kenapa nama pemesan yang tertera di sini adalah nama saya? padahal saya sama sekali tidak pernah merasa pesan loh..!"tanya Suci mencoba mencari kebenaran.
"Untuk itu saya tidak tahu Bu, Saya hanya petugas yang ditugaskan untuk mengantar semua pesanan ibu dan juga menagih sekalian uang yang belum dibayar, karena saat itu Ibu hanya memberikan tanda jadi uang 100.000 saja...!"Jawab perempuan tersebut.
Sejenak Suci berfikir, "Apa yang sebenarnya terjadi? Siapakah yang sebenarnya memesan semua makanan itu...?"Batin suci dalam hatinya.
Di tengah kebingungannya ibu Windarti keluar bersama Niken, wajah keduanya sangat sumringah melihat pesanan yang mereka pesan sudah sampai.
"Kamu bayar saja Suci, semua Mama yang pesan atas namamu...! semua ini untuk acara 7 bulanan kehamilan Niken, dengan begitu Mama yakin kamu akan mendapatkan berkah dari semuanya...!" Kata ibu Windarti dengan entengnya.
"Semua makanannya bawa masuk saja Mbak, itu nanti masalah p********n, menantu saya ini yang akan membayarnya...!" dengan seenak jidatnya Ibu Windarti menyuruh para pegawai catering untuk membawa masuk makanan yang dipesan olehnya.
"Tunggu dulu, tak ada satu makanan pun yang boleh masuk ke dalam rumahku tanpa izinku...!"kata Suci menghentikan langkah semua pegawai catering.
"Apalagi sih Mbak? tinggal bayar aja loh. Gitu aja kok repot...!"kata Niken dengan entengnya.
"Sudah Mas, nggak usah didengarkan apa kata wanita mandul ini, bawa masuk saja...!"kata Niken memerintah seolah dia yang membayar semua makanan yang dipesan.
"Jangan ada yang berani melangkahkan kaki masuk melalui pintu itu dengan membawa makanan itu, atau Aku tidak akan membayarnya sepeserpun...!"mendengar ultimatum yang diucapkan oleh Suci membuat semua pegawai itu pun diam dan tak berani melangkah Lagi.
"Semua makanan ini Mama yang pesan? untuk acara 7 bulanan kehamilan Niken?"tanya Suci memperjelas.
"Mama yakin kamu tidak tuli kan? iya semua ini iMama yang pesan untuk acara 7 bulanan kehamilan Niken...! sudah jelas kan? Sudah cepat bayar...! nggak usah banyak drama Kenapa sih kamu itu...!"jawab ibu Windarti.
"Mbaknya bisa dengarkan apa pernyataan dari mertua saya? bukan saya yang pesan, tapi ibu mertua saya...! kalau begitu silakan mbaknya menagih langsung kepada ibu mertua saya...!"kata Suci to the point.
Ihsan yang sedari tadi diam dan menyimak kini ikut angkat bicara karena mendengar ibunya disuruh membayar makanan catering yang dipesannya.
"Mana mungkin Mama bisa bayar Dek? Mama tidak mungkin ada uang sebanyak itu...! kamu yang bayar ya Dek?" Kata Ihsan melembutkan suaranya.
"Kenapa harus aku? kalau kamu mau, kamu saja yang bayar...!"jawab Suci sengaja memojokkan sang suami.
"Mas nggak ada dek, kamu tahu sendiri kan berapa gaji Mas?"sangkal Ihsan.
"Kalau begitu biar Mama saja yang membayar, atau kalau tidak Niken saja, kan dia yang punya acara? Kenapa pula harus aku yang membayar? malas...!"setelah mengatakan itu suci hendak melangkahkan kaki masuk ke dalam rumahnya.
"Dek belum selesai...! jangan masuk dulu, selesaikan dulu p********n catering dan juga dekornya...! ayolah Dek, biasanya kamu tidak sepelit ini...!"dengan menahan lengan suci Ehsan mengatakan semua itu.
Para petugas catering dan juga dekor singa dengan pertengkaran yang ada, Mereka pun angkat bicara untuk memastikan siapa yang akan membayar semuanya.
"Jadi ini nanti siapa yang membayar? Siapa yang akan menyelesaikan pembayarannya?" kata laki-laki yang ditugaskan untuk menagih uang p********n dekor.
"Yang jelas bukan saya Mas, Saya tidak merasa pesan dan saya juga tidak ada kepentingan untuk semua itu...!"jawab suci dan itu berhasil membuat Ibu Windarti Ihsan dan juga Niken ketar-ketir.
"Lalu bagaimana kejelasannya ini mbak? kalau ada pembatalan pun, kalian harus membayar penalti sebanyak 60% dari harga yang sudah disepakati...!"kata petugas dekor tersebut.
Suci hanya mengandalkan bahunya dan tak menjawab pertanyaan dari laki-laki tersebut.
Akhirnya perdebatan pun terjadi antara Ihsan dan juga Niken juga Ibu Windarti, cukup lama mereka berdebat dan hanya diperhatikan saja oleh Suci.
Hingga pada akhirnya Ihsan dan ibu Windarti pun memohon kepada Suci untuk membayar semuanya.
Suci tidak mengindahkan permohonan keduanya, namun dia lebih tertarik untuk berbicara kepada petugas catering dan juga dekor.
"Sampeyan bertugas untuk menagih uang katering ya mbak?"Tanya Suci.
"Betul ibu...!"jawab perempuan itu sopan.
"Saya bersedia membayar semuanya, Tapi ada syaratnya...!"jawab Suci bernego.
Setelah mengatakan itu suci pun membersihkan sesuatu di telinga petugas tersebut.
"Saya setuju Bu, toh memang ibu yang membayarnya...!"jawab perempuan tersebut yang berhasil membuat senyum di wajah Ibu Windarti Ihsan dan juga Niken mengembang.
Mereka mengira jika pesanan catering itu dibayar oleh Suci untuk mereka, itu artinya selesailah satu permasalahan, tinggal tukang dekor.
"Sampean bertugas mendekor ruangan?" tanya Suci kepada laki-laki tadi.
"Iya Bu...! bagaimana penyelesaiannya? apakah ibu juga akan membayar dekor yang ibu sepuh itu pesan?"jawab laki-laki tersebut.
"lebih baik Saya membayar penaltinya saja, sepertinya uang saya tidak cukup untuk membayar dekor yang dipesannya...! 60% kan ya? bisa menerima lewat transfer bukan?"tanya Suci.
Suci memutuskan untuk membayar penaltinya saja daripada membayar biaya dekor yang dipesan untuk acara yang diperuntukkan untuk Niken.
Setelah p********n selesai, semua petugas itu pergi meninggalkan rumah tersebut dan meninggalkan keheranan Ihsan Niken dan juga Ibu Windarti.
Mereka terbengong karena tak ada satu orang pun yang, tinggal di sana untuk mempersiapkan makanan catering ataupun mendekor ruangan, padahal acara akan dilaksanakan di pukul 03.00 siang nanti.
"Eh eh eh... mau dibawa ke mana itu makanannya?"