Sampainya di rumah Aura masuk ke dalam kamarnya, ia duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan cermin. Selama beberapa saat Aura mematut dirinya di depan cermin, ia terdiam sejenak karena ingatan tentang hari ini kembali menyeruak. Aura akhirnya bisa meluapkan emosinya sekarang, tidak akan ada yang melihatnya dan tidak akan ada yang bertanya.
Air mata mengalir deras melewati pipinya, sesekali isakan keluar dari mulut Aura. Ia benar - benar tidak bisa menahan emosinya sekarang, rasa sesak yang selama ini Aura tahan keluar dengan bebasnya. Dadanya terasa penuh dan sesak karena semua ini, air matanya turun tanpa bisa ia kendalikan.
"Tidak Aura jangan ingat lagi," gumam Aura mencoba untuk menepis kenangan yang mencoba untuk masuk ke dalam benaknya.
Aura mengusap air matanya dengan punggung tangannya, ia tidak ingin lebih hanyut karena kejadian hari ini karena jika ia hanyut maka Aura akan benar - benar tenggelam dalam lubang kenangan itu. Aura menarik napasnya dalam, mencoba untuk mengatur dirinya agar bisa mengendalikan emosinya.
"Make up," gumam Aura melihat wajahnya masih di hiasi dengan make up, tidak ingin memikirkan hal tadi Aura berniat menyibukkan dirinya mulai sekarang.
Tangan Aura segera mengambil kapas dan cairan untuk membersihkan make up terlebih dahulu, Aura menyadari dirinya terlalu lelah jika harus terjebak dengan pikiran - pikiran yang sudah lama. Karena percuma saja, jika sekali saja Aura terjatuh ke dalam ingatannya ia sangat tahu jika akan susah untuknya kembali lagi.
Ponsel Aura tiba - tiba berdering, ia menatap nama kak Shyn tertulis jelas di layar ponselnya. Aura dengan cepat mengangkat panggilan itu masih sambil membersihkan wajahnya dengan pembersih make up, wajah sangat penting untuk pekerjaan sehingga benar - benar harus di rawat dengan baik itu yang selalu kak Shyn tekankan pada Aura sejak awal.
"Apa kamu sudah tidur?" tanya kak Shyn dari balik telepon.
Aura menggelengkan kepalanya meskipun tidak terlihat, "tidak kak, aku baru pulang. Ada apa?" tanya Aura, karena biasanya jika kak Shyn menelpon pasti ada hal penting yang harus ia sampaikan.
"Besok kamu datang ke ruang rapat jam 8 pagi, pakaian rapi ya. Besok ada rapat penting," ucap kak Shyn memberi tahu.
Aura mengangguk mengerti, "iya kak, aku akan datang tepat waktu."
"Baiklah, 30 menit sebelum rapat kamu ke ruangan aku dulu. Jangan telat," ucap kak Shyn memberi tahu.
"Iya kak," saut Aura mengerti, ia melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam.
"Oke selamat istirahat," balas kak Shyn lalu panggilan itu berakhir.
Aura mengambil beberala kapas yang berada di atas meja rias bekas ia membersihkan wajahnya, ia berdiri dari duduknya membuang kapas itu ke dalam kotak sampah lalu berjalan menuju lemari yang ada di sudut ruangan. Ia harus membersihkan dirinya sebelum akhirnya ia malah malas, lalu tidak ingin bangkit dari kasur jika sudah berbaring.
Meskipun dengan langkah kaki yang berat Aura terus menjalankan rutinitasnya, ia tidak bisa bersikap egois dengan tidak memikirkan dirinya sendiri. Aura harus menjaga penampilannya karena ia mencari nafkah dengan penampilannya, oleh karena itu Aura tidak ingin bersikap malas yang malah berakibat merepotkan nanti.
Mata Aura memandang tumpukan pakaian yang ada di dalam lemari, tanganya terhenti di sebuah pakaian tidur dan kemudian ia mengambilnya lalu melanjutkan langkah kakinya menuju kamar mandi. Aura menghidupkan lampu kamar mandinya, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Aura menggantung pakaian tidurnya itu, sebelum mengganti dress yang ia pakai saat ini ia membersihkan wajahnya dulu. Aura menghidupkan keran air di wastafel, kemudian membasuh wajahnya dan mencucinya dengan sabun untuk membersihkan wajah lalu membilasnya.
"Biasanya tidak sedingin ini," gumam Aura dengan tawa kecil saat merasa dinginnya air yang menyapa wajahnya itu.
Belakangan memang sudah jarang Aura mandi mandi malam hari, biasanya saat ia akan pulang malam sore harinya Aura akan mandi terlebih dahulu di agensi karena jika tidak ia akan malas mandi di malam hari dan air di malam hari juga memiliki suhu lebih dingin. Setelah membersihkan wajahnya, Aura kemudian mengeringkan wajahnya dengan handuk kecil yang baru ia keluarkan dari dalam lemari kecil di samping wastafel, kemudian Aura menanggalkan dress yang ia pakai dan menggantinya dengan pakaian tidur.
Setelah itu Aura melanjutkan melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi, mengambil ponselnya yang masih di atas meja rias dan membawanya ke kasur. Anehnya, mata Aura tidak terasa lelah atau mengantuk sama sekali padahal biasanya Aura sudah mengantuk di jam - jam seperti ini, mungkin karena ia merasa terlalu lelah. Berbeda dengan hari ini, ia merasa agak santai dan tidak terlalu lelah dengan pekerjaan yang ia miliki.
Aura berbaring sambil memainkan ponselnya, sebuah pesan masuk datang dari kak Shyn. Aura langsung membukanya, ia melihat beberapa foto dan sebuah video yang dikirim oleh kak Shyn, membuat Aura tertarik lalu mengunduhnya terlebih dahulu agar bisa di buka. Entah apa yang kak Shyn kirim karena Aura belum bisa melihatnya, gambarnya buram dan baru akan terlihat jika sudah terunduh.
"Ya ampun," ucap Aura ketika ia berhasil mengunduh gambar yang di kirim oleh kak Shyn.
Ternyata, gambar - gambar yang di kirim kak Shyn adalah gambar - gambar hasil dari pemotretan iklan tadi. Aura merasa bangga dengan dirinya sendiri, di situ wajahnya terlihat cantik. Jujur saja, Aura merasa dirinya cantik belakangan apa lagi di sini, kak Shyn memoleskan make up dengan baik di wajah Aura.
Aura melihat satu persatu foto dirinya yang dikirim dan tentu saja Aura merasa cukup puas dengan hasilnya, sebuah pesan baru masuk lagi dari kak Shyn dan segera di buka oleh Aura. Dengan tidak sabar Aura membuka pesan itu, ia juga ingin mengucapkan terima kasih kepada kak Shyn.
22.13
Good job, see u tmrw
22.14
Makasih kak, see u too
Make up kakak bagus, thankyou ?
Aura tersenyum senang karena mengetahui sepertinya kak Shyn juga puas dengan hasil kerja Aura hari ini, mengetahui kabar bahagia ini tentu saja membuat Aura semakin senang. Aura juga menjadi semakin percaya diri dan ingin semakin menunjukkan bakatnya pada lebih banyak orang.
Ponsel Aura kembali berdering pelan, ia keluar dari room chat -nya bersama kak Shyn. Sebuah pesan masuk dari nomor tak di kenal masuk ke dalam ponsel Aura, entah dari siapa. Namun belakangan, Aura menerima lebih banyak pesan masuk dari nomor tidak di kenal lebih dari saat ia berada di teater.
Beberapa kali Aura memang sering mendengar jika trainee dan aktris biasanya akan mendapatkan banyak pesan masuk atau panggilan dari nomor tidak di kenal, bisa dari penggemar ataupun dari haters. Oleh karena itu, biasanya mereka akan mengganti nomor mereka.
Untuk di saat sekarang Aura masih merasa jika ia mampu menahan dan bersabar atas pesan masuk maupun panggilan masuk dari nomor yang tidak di kenal, meskipun begitu sepertinya ia akan memberi tahu kak Shyn besok agar Aura mendapatkan saran untuk masalah ini. Setelah berpikir beberapa saat, Aura membuka pesan masuk dari nomor yang tidak di kenal oleh Aura.
22.19
Senang bertemu dengan kamu lagi Aura.
Pesan itu membuat Aura tentu saja terdiam, ia tidak tahu siapa pengirim pesan itu dan tidak tahu apa makna jelas dari pesan itu. Senang bertemu? Aura sampai bingung karena hingga sekarang banyak orang baru yang bertemu dengannya, lagi pula Aura masih belum mengerti apa maksud pengirim pesan itu mengirimkannya pesan seperti itu.
22.21
Terima kasih sudah kembali
Sebuah pesan masuk lagi ke dalam ponsel Aura, dari nomor yang sama. Aura terdiam, ia merasa bergidik menerima pesan masuk seperti itu, dan dengan cepat Aura segera mematikan ponselnya lalu menghubungkannya ke pengisi daya. Aura terlalu takut untuk membuka aplikasi pesan, apa lagi jika bukan karena pesan masuk itu.
Malam berlalu dengan cepat, waktu hampir menunjukkan pukul 11 malam. Mata Aura juga mulai mengecil, ia memejamkan matanya membiarkan dirinya tenggelam dalam rasa kantuknya. Rasa lelahnya akan ia balas dengan tidur nyenyaknya malam ini, tanpa memerlukan waktu yang lama Aura sudah masuk ke dalam mimpinya sendiri.
***
Aura terbangun saat matahari mulai menaiki singasananya, ia mengusap matanya dengan punggung tangannya. Mata Aura langsung terbuka dengan sempurna ketika ia mengingat rapat pagi ini, mata Aura langsung bergerak menuju ke arah jam yang tertempel di dinding.
Masih jam 6 pagi, membuat Aura tidak perlu terlalu terburu - buru untuk bersiap. Aura berdiri dari kasurnya, merapikan bantal dan selimutnya. Kemudian ia langsung berjalan ke kamar mandi, Aura hendak membersihkan dirinya terlebih dahulu.
"Mending santai habis mandi bisa duduk - duduk daripada santai sekarang terus buru - buru nanti," ucap Aura setelah berpikir beberapa saat tadi.
Aura menanggalkan pakaiannya, ia kemudian membiarkan tubuhnya basah oleh air yang mengalir. Sepertinya semalam hujan karena air terasa lebih dingin pagi ini daripada semalam, Aura mengusap tubuhnya dengan sabun lalu kemudian membilasnya. Rutinitas mandinya berakhir setelah hampir 10 menit berlalu, Aura memakai celana dasar hitam dengan kaus berlengan pendek berwarna putih, nantinya ia akan memakai blezzer sebagai atasannya.
Aura melepas ponselnya yang masih terhubung dengan pengisi daya, lalu memasukkannya ke dalam tas. Ia membawa tas dan blezzernya keluar dari dalam kamar dan meletakkannya di sofa yang ada di ruang tamu, kemudian langkah Aura berlanjut menuju dapur.
"Sabar ya nak," ucap Aura sambil mengusap perutnya yang sedari tadi berbunyi, sepertinya cacing di perutnya sudah berontak untuk meminta makan.
Aura melangkahkan kakinya menuju kulkas, ia mengambil sekotak s**u dan membawanya ke meja makan. Kemudian ia mengambil roti tawar yang berada di atas meja makan, dan mengoleskannya dengan selai cokelat kesukaannya. Roti buatannya kemudian tidak memerlukan waktu lama untuk masuk ke dalam mulutnya, Aura mengunyah roti coklat itu sambil sesekali meminum s**u yang sudah ia tuang ke dalam gelas.
Sambil mengunyah potongan terakhir roti cokelatnya, Aura melirik jam yang sudah menunjukkan hampir pukul 7 pagi. Aura masih memiliki 15 menit untuk bersantai, ia kemudian pindah duduk di sofa setelah menghabiskan s**u miliknya dan membasuh gelasnya. Aura merapikan meja di ruang tamu yang menurutnya agak berantakan sambil menonton kartun yang sudah lama tidak ia tonton, padahal dulu saat sekolah kartun adalah tontonan favoritnya.
"Cepet banget udah jam 7 lewat aja," ucap Aura setelah melirik jam.
Aura bangkit dari duduknya, memakai blezzernya lalu menyampirkan tas di bahunya. Ia mematikan tv lalu berjalan ke arah pintu depan, memakai sepatu sneakers favoritnya lalu keluar dari rumah. Sekarang Aura harus bergegas pergi depan agar tidak ketinggalan bus menuju agensi, jika ia tidak ingin terlambat rapat pagi ini.
"Semangat Aura," gumam Aura menyemangati dirinya sendiri.