DELAPAN BELAS

1209 Words
Andy sedang menikmati indahnya langit senja sambil menyesap teh panas di atas meja. Aroma wanginya mengingatkan pada ibu Sri yang selalu menyeduhkan minuman dari daun yang dikeringkan tersebut. Andy sungguh merindukan sosok seperti ibu dari Keiyan itu. "Hormat saya, Pangeran." Luca menunduk memberi hormat. "Ada apa, Paman sampai datang kemari?" tanyanya tanpa menoleh. Sebelah tangan meletakkan kembali cangkir di atas tatakan. "Saya hanya sekedar mengingatkan, apakah Pangeran sudah menemukan orang itu?" Andy menggeleng. "Sejauh ini, belum ada sosok yang sesuai seperti yang paman katakan. Tapi paman, apakah paman sudah membereskan apa yang aku minta tempo hari?" Andy sempat meminta bantuan kepada Luca untuk mencari tubuh bapak yang masuk ke dasar jurang. "Maaf, Pangeran. Saya tidak menemukan mayat apapun di sana. Hanya ada bekas kain penuh darah yang sudah terkoyak. Kalau benar yang terjatuh itu manusia biasa, sudah pasti akan mati saat itu juga. Pangeran tidak perlu khawatir." "Apakah Pangeran benar-benar sudah memastikan teman manusia pangeran itu, bukanlah orang yang kita cari selama ini?" tanya Luca menelisik. "Apakah Paman tidak mempercayaiku?" Andy seakan tidak percaya sehingga Luca menanyakan hal itu. "Maaf, Pangeran. Saya tidak bermaksud seperti itu. Tampaknya sejak tanah bergetar waktu itu, Pangeran sama sekali belum menemui teman manusia anda. Kemungkinan akan ada perubahan pada tubuhnya sejak kejadian malam itu." Andi menoleh sekilas kepada Luca. "Dari mana Paman bisa tahu? Aku akui ada yang aneh pada diri Kei, yaitu aura manusia yang sangat tipis. Aku juga sudah menggeledah rumah orang tuanya untuk mencari cincin yang paman maksud, tapi aku tidak menemukannya." "Saya sangat yakin kalau Kei adalah orang yang kita cari. Saya sudah mengawasi Pemuda itu melalui air, tapi bayangan pemuda itu tertutup kabut tebal. Saya semakin yakin dengan firasat ini, Pangeran." Di waktu yang sama .... Keiyan bersama Endrew akan memulai perjalanannya menuju Dunia Immortal. Dunia mitos yang Kei anggap hanyalah sebuah dongeng untuk anak-anak yang nakal. Sebuah Dunia yang Kei kira hanya fantasi semata. tapi nyatanya dunia itu memang benar ada, dan dari sanalah Kei berasal. Endrew mengambil salah satu tindik yang berada di daun telinganya, kemudian memejamkan mata sambil membaca sesuatu.Tindik sepanjang satu setengah senti itu berubah menjadi sebuah tongkat kayu sepanjang setengah meter dengan ujung membentuk spiral. Endrew menegakkan tongkat tersebut ke depan. seketika muncullah pintu portal penghubung antar Dunia Immortal dan dunia Manusia. “Ayo! kita masuk,” ajak Endrew yang diikuti oleh Keiyan dan juga Jack di belakang. Awalnya Endrew sangat terkejut kalau Kei memiliki piaraan seekor serigala yang tidak diketahui oleh siapapun, sebab Kei menyembunyikannya di dalam hutan. Kei tidak ingin Jack mati dibunuh oleh warga kampung. yang anehnya serigala itu sangat patuh dengan apa yang dikatakan oleh Keiyan. Kei dan kawan-kawan telah keluar dari portal. mereka sekarang berada di sebuah hutan yang gelap karena pepohonan yang sangat rimbun, sehingga sinar matahari tidak dapat menyinari tanah karena terhalang oleh dahan-dahan pohon. “Kek, kenapa aku mencium bau amis yang pekat? ini seperti bau darah,” tanyanya. “Lo benar, Kei. Hutan Hitam ini memang daerah kekuasaan makhluk penghisap darah. Kita harus segera keluar dari sini sebelum mereka mengendus bau Jack,” terangnya. ya, Kei tahu, kalau vampir sangat tidak menyukai serigala yang merupakan musuh bebuyutan mereka. Kei dan Endrew segera meninggalkan hutan hitam itu sebelum matahari benar-benar tenggelam. Mereka berlari sekencang mungkin, namun tidak juga keluar dari sana. "Kenapa kita selalu saja kembali ke sini? Hutan ini seperti labirin yang besar, sangat membingungkan. Dan kita selalu saja kembali ke titik semula." ucap Kei yang sudah kelelahan. Napasnya mulai menipis, wajahnya pun sudah pucat pasti. Entah kapan mereka bisa keluar dari labirin yang sangat besar itu. Sedang hari sudah mulai gelap. "Kita istirahat dulu," pinta Endrew. Endrew menyulap beberapa daun menjadi makanan untuk mengganjal perut yang sudah minta diisi sedari tadi. Akan percuma, jika mereka tetap berusaha keluar dari sana. Para penghisap darah sudah mengetahui keberadaan mereka di sana sejak awal. Itulah sebabnya mereka tidak bisa keluar dari hutan hitam karena ilusi yang diciptakan oleh kaum vampir. Sekelebat bayangan hitam melompat di atas pohon, dari dahan pohon satu ke dahan yang lain. Jack sangat gelisah berputar-putar kesana kemari. Mencoba untuk menyampaikan sesuatu. Akan tetapi tidak dihiraukan oleh Kei maupun Endrew. Bukanya Kei tak menghiraukan tingkah Jack, akan tetapi Kei dan Endrew pura-pura tidak mengetahui bayangan tersebut. "Lihat, tikus mana yang sudah memasuki perangkap kita?" ucap seorang wanita berjubah hitam yang sedang mengamati Kei dan Endrew dari atas pohon. "Sepertinya darah manusia itu sangat nikmat, kita cicipi dulu sebelum kita serahkan pada Yang Mulia," ucap seorang pria sambil menyeringai menampakkan sebagian taring tajam ya. Kedua vampir tersebut menuju ke tempat Kei beristirahat. Jack yang memiliki insting kuat, segera mengambil posisi untuk melindungi Kei. "Rupanya kalian bersembunyi di sini. Apakah kalian kemari untuk memberi persembahan kepada junjungan kami?" tanya wanita yang berkulit putih pucat tersebut. "Maaf, Nona. Kami tidak bermaksud untuk sembunyi. Akan sia-sia bagi kami sembunyi, yang hanya manusia biasa ini." Kei bisa melihat senyum sinis pria dibalik jubah hitam tersebut. "Syukurlah kalau kalian mengerti. Jadi tidak perlu kami jelaskan untuk apa kami datang menemui kalian," ucap pria vampir yang sedari tadi mengamati Jack yang siap menerjang jika mendekat. "Ngomong-ngomong, anjing ini lucu sekali. Boleh aku minta?" pinta vampir wanita. "Untuk apa kamu meminta anjing bau itu, Chris?" "Aku ingin memberikannya kepada Rebecca, Bert. Kau tahu, dia sangat menginginkan anjing bau itu," jelas vampir bernama Chris tersebut. "Maaf, Nona. Jack adalah teman kami. Tidak akan kami serahkan begitu saja." menatap tajam kedua vampir itu. "Itu artinya kalian memilih jalan kekerasan." vampir wanita hendak menerjang Keiyan, namun di diterjang lebih dulu oleh Jack. Jack tidak akan membiarkan siapapun melukai Kei. Seperti seorang panglima yang selalu menjaga keselamatan rajanya. Kei bisa merasakan emosi dan ketulusan Jack padanya. Tak dipungkiri kalau Kei juga menyayangi Jack. Keduanya saling melindungi satu sama lain. Begitu pun ketika Kei merantau ke Kota. Jack selalu mengawasi keluarga Kei yang ditinggalkan. Jack terkapar, terkulai lemas karena pukulan vampir itu mengenai tepat di titik vital Jack. Sedang Endrew bertarung melawan vampir pria. Endrew bertarung menggunakan. Tongkat sihir miliknya. Ia memanggil para ular kecil untuk menyerang Albert nama vampir pria itu. Sedangkan Kei hanya menghindar dan menangkis semua serangan dari Chris. Inilah yang menjadi kelemahan dari Keiyan. Keiyan sama sekali tidak bisa melawan seorang wanita ataupun memukulnya. Keiyan selalu saja teringat wajah ibu Sri serta wejangan dari beliau agar Kei tidak pernah menyakiti wanita. Keiyan melihat ular pasukan Endrew mendekat ke arah Chris, secara refleks Kei menyingkirkan semua ular yang ada di dekatnya. Seketika Chris memukul Kei dari dari belakang hingga tubuh Kei terpental dan terbentur pohon. Darah segar keluar dari mulut serta pelipis Kei akibat benturan. "Bodoh! Kau Kei! Kenapa kamu menyingkirkan ular-ularku?" Endrew memaki kebodohan Kei. Kenapa dia melindungi musuh yang akhirnya akan menjatuhkan dirinya. Sedang Albert sudah terkulai akibat bisa dari pasukan ular Endrew. Jack yang terkapar kembali bangkit dan mendekat pada Keiyan serta mencoba untuk membantu Kei agar bangkit kembali. Namun Kei tak sanggup bangkit, tubuhnya terasa remuk, dan kedua bola matanya terasa sangat panas sama seperti malam di hari ulang tahunnya. Bahkan kali ini lebih panas dan sakit. Kenapa rasa sakit itu muncul disaat seperti ini? Kei ingin sekali mengutuk dirinya sendiri saat ini. Jack masih berusaha untuk membangunkan Kei dan membersihkan darah pada luka di dahi Kei, tapi dalam sekejap tubuh besar Jack terkulai lemas dan tidak bernyawa lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD