TIGA PULUH TIGA

1519 Words
Keiyan kini memulai perjalanan menuju kerajaan Witch. Dimana sang ibunda berada. Setelah malam pertukaran waktu itu, kekuatan Keiyan meningkat tajam. Dan kini ia sudah menguasai hampir separuhnya. Kekuatan peri dalam tubuhnya juga sudah bangkit, meski belum sepenuhnya.  Setelah malam itu, Keiyan tidak jadi ikut bersama Alex. Awalnya Kei mengira kalau ia akan mendapat hukuman dari raja Arsel karena telah gagal membantunya. Tapi semua dugaanya itu salah.  Alex telah mengikrarkan sebuah janji setia atas nama darah yang ada di dalam tubuhnya. Ya, mereka melakukan kontrak darah sesungguhnya. Dan Alex meminta izin untuk tetap berada di istana vampir sampai hari pengangkatan ya sebagai raja. Akan tetapi Alex akan selalu ada disaat Kei membutuhkannya kapanpun dan dimanapun. Keiyan menyetujui permintaan Alex tersebut.  Sepanjang perjalanan, jantung Keiyan berdetak lebih cepat dari biasanya. Mungkin karena ia akan segera bertemu dengan ibu kandungnya. Ia begitu gugup, hingga tidak tahu apa yang harus ia katakan saat bertemu nanti.  Dalam otaknya terdengar suara Arow yang terus memanggil. "Kei, apa kamu sudah siap untuk bertemu ibunda?" tanya Arow memecah keheningan. Ia merasa bosan tidak ada percakapan sama sekali.  "Dasar bodoh! Kalau aku belum siap, mana mungkin aku melakukan perjalanan menuju kerajaan Witch seperti ini," dengusnya kesal.  "Kamu benar sekali, Kei. Anjing ini memang bodoh. Bagaimana bisa kamu memiliki wolf yang bodoh sepertinya," terdengar Arc mengejek Arow.  "Enak saja bilang aku bodoh, aku hanya basa-basi saja. Perjalanan sangat membosankan jika tidak ada percakapan ataupun obrolan," sangkal Arow di dalam sana.  "Sudah, kalau bodoh ya bodoh aja. Gak usah banyak alasan." seru Arc. Arow mendengus kesal mendengar ucapan Arc.  "Bisa nggak sih kalian diam sebentar saja! Kepalaku serasa akan pecah mendengar perdebatan kalian itu!" Kei mulai kesal, sebab Kei sama sekali tidak bisa fokus dengan apa yang ada di depannya.  "Kei, Apakah kamu mencium bau yang sangat busuk? Ini sungguh menusuk hidung, aku tidak sanggup lagi," ucap Arow. Arow langsung bersembunyi di tempat tergelar dalam diri Keiyan.  Keiyan juga sudah tidak tahan bau busuk ini. Perutnya terasa diaduk dan ingin keluar. Keiyan dan Jack mengeluarkan semua isi perut karena aroma busuk yang sangat tajam itu.  "Sebenarnya bau busuk apa ini? Kenapa sangat menyengat?" tanya Keiyan kepada Gary dan Grace.  "Waspada, Kei. Ini adalah bau busuk dari succubus dan incubus." kata Gary. Succubus dan incubus adalah makhluk yang gila akan hubungan badan. Mereka hidup dengan melakukan hal menjijikan itu. Mereka akan memperoleh energi dengan berhubungan. Sebab itulah makanan mereka.  Muncullah beberapa succubus dan incubus mendekat kepada Keiyan. Kepala Keiyan semakin pusing menahan aroma yang semakin kuat.  Beberapa dari mereka berwujud layaknya manusia biasa yang berjenis kelamin pria ataupun wanita. Ada juga yang berwujud seperti iblis yang bertanduk serta memiliki sayap Di punggungnya Keiyan menatap tajam setiap succubus yang mencoba merayunya. Keiyan mengangkat sebelah tangannya, dan hanya dengan menggerakkan satu jari telunjuk, Keiyan bisa menumbuhkan tanaman dengan cepat, dan mengikat setiap succubus yang mendekat.  Bukannya berkurang, jumlah succubus semakin banyak dan bertambah yang datang. Keiyan sudah berusaha melakukan yang terbaik. Akan tetapi mereka kalah jumlah.  Keiyan oleng dan terseret ke belakang, beberapa succubus sudah menahan tubuh Keiyan, ada juga yang meraba-raba bagian sensitif milik Keiyan.  Keiyan melihat semua teman serta gurunya sudah kuwalahan. Bahkan Grace hakpir tidak mengenakan pakaian karena ulah para incubus. Sungguh mereka adalah makhluk paling menjijikkan yang pernah ia temui.  Keiyan berusaha menahan sesuatu yang ingin bangun dari dirinya, tapi tidak bisa. Bole mata Keiyan berubah menjadi merah, semerah darah. Udara sekitar semakin panas. Beberapa succubus melepaskan pegangan mereka karena tidak tahan dengan panasnya tubuh Keiyan. Sesuatu dalam tubuh Kei mulai bangkit. Arc sudah mengambil alih tubuh Kei.  Hanya dengan tatapan tajam yang dilayangkan. setiap tubuh succubus Langsung terlempar sangat jauh.  Punggung Keiyan membengkak dan menonjol, kulitnya berubah menjadi kemerahan. Sesuatu telah muncul dari punggung pemuda itu. Sepasang sayap berwarna merah telah tumbuh pada punggung Kei.  Arc mengeluarkan sayapnya, kemudian ia terbang mengepakkan sayapnya. Arc mengeluarkan semburan api hitam dari dalam mulutnya. Seketika, para succubus dan incubus terbakar dalam hitungan detik mereka sudah berubah menjadi abu. Perlu diketahui, api hitam yang keluar dari mulut Arc bukanlah sembarang api. Api tersebut bisa membakar serta melelehkan setiap logam dalam hitungan detik. Karena api hitam tersebut adalah api yang paling panas yang berasal dari neraka alam bawah.  Setelah pertarungan tersebut, tubuh Keiyan limbung dan terjatuh dari langit. Gary segera menangkap tubuh Keiyan yang melayang dengan kekuatan sihirnya. Tubuh Keiyan masih belum terbiasa dengan jiwa Arc yang mengambil alih.  Di istana para vampir, Luca telah datang dengan segala rencananya untuk membujuk raja Arsel.  “Ada apa gerangan tuan Luca repot-repot berkunjung kemari?” tanya raja Arsel yang kini tengah duduk di singgasananya. “Kedatangan saya kemari hanya untuk memberi beberapa penawaran kerja sama, Baginda.” “Kerja sama? apa itu?” raja Arsel mengernyit penasaran dengan penawaran yang akan diberikan oleh Luca. “Begini, Baginda saya hanya ingin bantuan untuk bisa mengalahkan seorang pemuda. Dia merupakan calon raja di kerajaan witch.” “Lantas apa hubungannya denganku. bukankah itu masalah kaummu sendiri?” “Memang benar ini masalah dengan kaumku sendiri. tapi bukankah baginda tahu bahwa anak tertua lah yang seharusnya menjadi raja di kerajaan itu bukan Arick. dan mengenai kerja sama yang saya tawarkan adalaha, pemuda itu memiliki sebuah cincin bermata hijau yang merupakan kunci tempat tersimpannya tongkat sakti. dengan tongkat sakti itu, Baginda bisa menaklukkan dunia ini dalam genggaman anda.” Luca menjelaskan “Apakah tongkat itu bisa membangkitkan orang yang sudah mati ribuan tahun yang lalu?” “Tentu saja bisa, Baginda. saya tahu baginda sangat ingin melihat wajah seseorang yang sudah lama anda rindukan, benar begitu, anda bisa membangkitkannya menggunakan tongkat sakti tersebut. dalam tongkat itu ada berbagai kekuatan dari setiap makhluk di dunia Immortal ini. itulah sebabnya anda bisa membangkitkan nona Elis, orang yang paling anda cintai sekaligus ratu baik di kerajaan ini maupun di hati anda.” raja Arsel mendongak kaget, bagaimana Luca bisa mengetahui semua itu. padahal hanya dia dan ratu Elena yang mengetahui hal tersebut. Ya, orang yang selama ini dicintai oleh raja Arsel adalah ratu Elis sekaligus ibu dari Alex. ratu Elena hanyalah pengganti setelah ratu Elis tiada. akan tetapi, Elena sangat menyayangi Alex dan Arsel. ratu Elena sadar siapa dirinya sebenarnya. meski Arsel hanya menganggap dirinya sebagai teman, itu sudah cukup. ratu Elena bahkan sangat bahagia saat Alex memanggilnya dengan sebutan ibunda. Raja Arsel mulai dilema, ia sangat ingin menyetujui penawaran yang diberikan oleh Luca, akan tetapi ia juga ingat bahwa Alex sekarang sudah terikat dengan Keiyan. tapi, siapa sebenarnya pemuda yang dimaksud oleh Luca. semoga saja pemuda itu bukan Keityan. “Tuan, Luca. kalau boleh saya tahu, siapa pemuda yang anda maksud itu?” Luca tersenyum miring. “Pemuda itu bernama Keiyan. jika dia menjadi seorang raja, maka tidak akan ada kesempatan lagi untuk merebut tahta serta tongkat sakti itu. sebab tongkat sakti hanya bisa digunakan oleh raja pemilik cincin itu. artinya, jika kita bisa memiliki cincin tersebut, kita bisa menggunakan tongkat sakti itu.” Raja Arsel sangat terkejut dengan siapa nama pemuda yang dimaksud. kini Raja Arsel semakin bmbang dan dilema, akankah jika ia menerima tawaran ini tidak berdampak kepada Alex? “Tuan, Luca. saya mohon maaf karena tidak bisa menjawab tawaran anda sekarang. saya mohon beri saya waktu untuk memikirkan semuanya. saya hanya ingin bertindak jika itu menyangkut kehidupan rakyat saya.” Luca mengangguk paham, ia bisa maklum karena memang raja Arsel terkenal sebagai raja yang bijaksana jika itu mengenai rakyatnya. “Saya bisa mengerti itu, Baginda.” dengan menampakkan senyum kakunya. “Sementara anda silahkan beristirahat terlebih dulu di kastil kami selagi menunggu jawaban yang akan saya berikan.” “Terima kasih banyak, Baginda.” Luca undur diri dari aula, ia diantar oleh beberapa pelayan menuju kastil  khusus tamu yang berada di timur. Sepeninggal Luca, raja Arsel benar-benar dilema dan bingung. Ia sangat merindukan Elis dan ingin bertemu walau hanya sekali saja. Akan tetapi, apakah ini tidak berpengaruh untuk Alex yang sudah terikat kontrak darah.  “Ayah, apa yang sedang ayah pikirkan? Adakah sesuatu yang mengganggu pikiran ayah?” tanya Alex yang melihat sang ayah sedang gundah dalam lamunan. Kalimat Alex menyadarkannya dari lamunan akan masa lalu bersama Elis. “Tidak ada, Nak. ayah hanya sedang memikirkan nasibmu. bukankah kamu harus selalu ada untuk Keiyan, bukan?” sang ayah memberi alasan. “Ya, ayah memang benar, aku memang harus selalu ada untuknya. akan tetapi dia sama sekali tidak keberatan jika aku tetap disini. tapi aku akan selalu datang dia membutuhkanku. hanya itu. dan ayah tidak perlu mengkhawatirkan aku berlebih. percayalah kepadaku.” Alex meyakinkan sang ayah. “Nak, apakah jika ayah melakukan kesalahan, akankah kamu juga ikut serta menanggungnya?” Alex tersenyum, “Siapa yang mengatakan hal itu? yang benar adalah jika Alex yang melakukan kesalahan, maka ayah dan ibunda juga akan menerima hukuman akan kesalahanku.” “Tapi mengenai kontrak itu … apakah ayah juga turut serta di dalam?” Arsel penasaran, begitu juga dengan Elena. “Itu tidak benar, Ayah. hanya aku seorang yang menerima darah itu, artinya hanya aku seorang yang merasakan sakit ketika aku melakukan kesalahan.” perkataan Alex membuat Arsel seakan mendapatkan angin segar di kala hati yang suntuk. Kini raja Arsel sudah tahu apa jawaban yang akan ia berikan kepada Luca esok hari.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD