"Ah lega." Dhafi menghela napasnya panjang. Baru selesai mandi untuk yang kedua kalinya hari ini. "Sial, belum sehari jadi istri, udah bikin repot." Pria itu berdiri di depan wastafel. Masih berbalut handuk di pinggang, Dhafi menatap pantulan dirinya di cermin. Lalu pria itu menoleh ke arah pintu. Memikirkan keberadaan Indira, istrinya. "Masalah Latif, belum sepenuhnya selesai, aku harus melindunginya." Sejujurnya Dhafi heran pada dirinya sendiri. Kenapa dia harus peduli dengan Indira. Padahal tidak ada untung baginya. Namun, mengingat raut bahagia di wajah ayahnya. Pria itu kembali hanya bisa pasrah untuk menjalani hasil keputusan yang dia pilih satu minggu yang lalu. Sekarang, dia adalah seorang suami. Meski pernikahan itu dibuat perjanjian dengan batas waktu 2 tahun. Tapi Dhafi