Namun, setelah cukup lama Sherly menunggu, tidak ditemukannya tanda-tanda Andra akan kembali. Bahkan hingga makanan yang mereka pesan telah terhidang di atas meja pun, batang hidung Andra belum juga muncul. “Ke mana Andra? Tidak mungkin dia hanya ke kamar kecil selama itu?” Sherly melirik-lirik kearah tangga, dimana terakhir kali ia melihat tubuh tegap Andra menghilang di sana. Hinggalah seseorang muncul dan menghampiri Sherly. Dia adalah sopir Sherly yang bernama Pak Parmin. Lelaki tua itu tergopoh-gopoh datang dan tiba-tiba saja mendudukan dirinya di tempat duduk Andra begitu saja tanpa permisi. “Pak Parmin kenapa ke sini? Andra-nya mana?” tanya Sherly dengan intonasi suara yang tinggi. “Eh, anu, Non. Tuan Andra yang menyuruh saya ke sini. Katanya Non sendiri yang mau ditemenin