Gaga

1040 Words
aku menghantar tasya pulang kerumah, dia seperti biasa banyak bicara, semuanya dia bicarakan. dari A sampai Z. dan aku kali ini tidak begitu fokus. aku masih memikirkan tentang jihan, mengapa dia mengetahui tentang masa lalu ku. "Astagaaaa" teriak tasya aku kaget, dan langsung menghentikan laju motorku. "kenapa sayang?" tanyaku "punya jihan, aduh gimana yaaa? kita anterin aja yuk?" kata tasya "gue ga tau rumah jihan?" kataku "gue tau ko, hayu" katanya aku mengikuti arahan tasya, menelusuri perumahan yang rasanya tidak asing di ingatan ku. "itu gang di depan, belok kanan terus lurus. rumahnya yang cet warna ijo" "yang ini?" aku berhenti di depan rumah yang berlantai 2, rumah itu sangat rapih dan asri, banyak bunga-bunga di pekarangan rumahnya "permisi jihan" kata tasya mencoba memanggil jihan seorang ibu paruh baya, keluar membukakan pintu gerbang. kami di persilahkan masuk. namun aku memutuskan untuk tidak masuk kedalam rumah jihan. aku membiarkan tasya untuk mengembalikan barang jihan yang tidak sengaja dia bawa. aku melihat jihan dan tasya keluar dari rumah, kali ini jihan tidak menggunakan kacamata, rambutnya terurai sebahu, dia menggunakan baju santai. mataku melihat jihan dari atas sampai bawah. "aku pamit ya" ucap tasya jihan hanya mengangguk lalu langsung menuju kearah ku, jihan melambaikan tangan ke arah tasya begitupula tasya. "si jihan dulu SMP nya dimana ya?" tanyaku "kenapa? tumben nanya jihan?" tanya tasya "ngga aneh aja, ko dia pinter banget" kataku mencoba bersikap biasa saja agar tasya tidak mengetahui bahwa aku sedang mencari tahu siapa jihan. "aku ngga ngeh, kayanya sih smp internasional daerah kuningan" katanya "oh iyah wajarlah ya, kalau dia oke di SMA" Kataku "kamu ga kalah oke ko" katanya motor melaju mendengan kecepatan sedang, setelah meninggalkan tasya di depan rumahnya, aku langsung pulang ke rumah. aku merebahkan tubuhku di kamar yang bertemakan hitam, ya serba hitam. aku lebih suka gelap ketimbang terang. sesaat kemudian aku baru mengingat bahwa ada surat yang belum aku baca. aku meraih tasku, lalu mencoba membaca surat yang sudah kesekian kalinya aku dapatkan. lipatannya khas, aku hampir apal, surat surat yang dikirimkan oleh orang yang membuatku penasaran. galasky, aku mendengar bahwa kau jago sains, aku pikir ini sangat mengejutkan. selain keren dan jago basket, kau juga jago sains. aku mendukungmu. semoga menjadi perwakilan omba yaaa. kamu pasti bisa. percayalah. dari aku, si cantik di sekolahan aku menutup surat itu, lalu ku simpan di kotak kesayanganku. signature nya khas sekali. si cantik. aku jadi semakin penasaran. siapa orang yang berani mengklaim dirinya cantik. sejauh yang aku ingat wanita tercantik di sekolahan adalah Tasya, terlebih Tasya adalah Kapten cheerleader, mungkin ada yang cantik lagi, namun aku yakin Tasya paling cantik. aku mencoba berpikir apa yang harus aku lakukan, namun akhirnya ku pikir, aku memang harus mengikuti seleksi ini. sembari mencari tahu. siapa Jihan sebenarnya. ke esokkan harinya, aku menemui pak Darso di ruang BP/BK, kaget bukan main. sudah ada Jihan di sana. dia sedang berbincang. aku tidak ingin menguping namun sudah terlanjur membuka pintu. "masuk la" katanya "bagaimana galaxy, bapak yakin kamu mau ikut seleksi kan!" katanya lagi "Iyah pak, semoga saya bisa mewakili sekolahan ini ya pak" kataku "duduk dulu gala" katanya aku melihat jihan masih melihat kearah pak Darso,dia sama sekali tidak melihat kearah ku. "gini galaxy, Jihan" "Iyah pak" ucap kami kompak "kebetulan perlombaan tahun ini bentrok dengan perlombaan perkecamatan" "jadi, sudah dibagi-bagi mana yang ikut ke kecamatan dan mana yang SAINS nasional" tambahnya lagi "bapak dan dewan guru sudah memutuskan, galaxy sama Jihan yang ikut olimpiade Sains nasional" "bagaimana bapak dan dewan guru percaya sama saya pak? saya belum pernah ikut olimpiade sains lagi pak" kataku mencoba mengelak tawaran pak Darso "bapak udah liat rekam jejak kamu, bapak udah tanya-tanya ke sekolah SMP kamu, makannya bapak ngambil keputusan ini" ucapnya "tapi pak" ucapku "mulai besok dan 1 bulan kedepan, kalian bakalan sering bolos pelajaran dan belajar di dampingi Kaka nya" iya kami didampingi Kaka dari lembaga privat, sebelumnya kami akan diberi tugas untuk di kerjakan sendiri, kemudian setelah makanya datang baru kami membahasnya bersama. "kalian kebanggan sekolah, pasti bisa" ucapnya. "gaga sama Rara abis pulang sekolah, jangan lupa ke perpus pinjem buku yang di butuhkan" "gaga siapa?" tanyaku dengan polos "Rara siapa?" tanyaku lagi kali ini Jihan melihat kearahku, "Gaga ya kamu galaxy, bapak singkat aja gaga. kalau Rara ya Jihan. kan nama panjang jihan, Jihan Az-Zahra syamila, jadi bapak ambil lah Rara" jelasnya aku baru ini mendengar nama panjang jihan, namanya sangat asing sekali ditelinga, namun indah. "yaudah, semangat Gaga dan rara, semoga bisa akrab ya" katanya aku dan Jihan bergegas keluar dari ruang pak Darso, dan kami tidak saling bicara satu sama lain. padahal sebulan kedepan kami akan menjadi partner di olimpiade. "bagi nomer Lo?" kata Jihan yang tiba - tiba membuka pembicaraan "hah" "iya gue minta no Lo, terus ga usah ngesave no gue, gue ga mau Tasya salah paham" ucap Jihan "mana hape Lo?" kata ku dia mengeluarkan ponselnya, iPhone XR. aku mengetik nomerku di papan ketik, dan langsung ku namai dengan nama Gaga. sialan aku merasa Gaga cocok untuk nama panggilanku, lagi pula kurasa hanya aku, Jihan dan pak Darso yang tahu. "oke nanti balik sekolah gue chat Lo" katanya lalu dia berlalu, di koridor sekolah aku melihat jihan berjalan, dan dari arah lainnya Tasya sedang menuju kearah ku. aku tahu apa yang akan Tasya tanyai kali ini. "sayang, kamu jadi ikut seleksi" tanyanya ya benar, Tasya pasti menanyakan hal ini. "iyaaa syaaa, aku yang kepilih ikut OSN sama Jihan" ucapku "kalian bakalan sibuk dong, kalian bakalan jarang ketemu aku dong" rengek nya "gapapa ya, sebentar ko cuma sebulan" ucapku mencoba menenangkan Tasya "Iyah gapapa, demi masa depan" Tasya tertawa aku dan Tasya berjalan bersama menuju kelas. aku suka semua pertanyaan yang Tasya lontarkan kepadaku, aku suka rengekan dia, aku suka manjanya dia, aku suka semuanya. "kamu pulang sendiri dulu ya" kataku "kenapa?" tanyanya "aku mau cari buku di perpus, apa mau nunggu" tanyaku "owalah, ga mau pasti lama. aku minta jemput aja nanti" ucapnya "hati-hati ya sayang" kataku kami akhirnya berpisah di depan kelas Tasya. sepulang sekolah, Tasya sudah lebih dulu keluar dari kelas, aku melihatnya dari dalam kelasku, melihat Tasya berjalan melewati koridor sekolahan menuju gerbang. suara ponselku berdering, satu pesan masuk. ga, gue tunggu di perpus pesan dari Jihan,aku tidak membalasnya dan langsung menuju perpus.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD