Tentang aku
baik perkenalkan aku Galaxy Wijaya, aku keren, aku ganteng, aku cool, dan atletis. aku menyukai bola basket, aku dicintai oleh banyak orang, dan aku sangat populer.
awalnya ku pikir menjadi populer itu menyenangkan, namun ternyata tidak. aku harus memposisikan diriku, mana yang harus ku respon? dan mana yang tidak perlu ku respon?
namun lambat laun semuanya menjadi biasa, terlebih saat aku memutuskan memacari gadis yang sama sama populer di sekolahan. aku pikir ini akan efektif, karena jika dua orang yang terkenal menjadi 1, maka tidak akan ada yang berani menganggu. namun perkiraan ku salah, aku tetap dikirimi beberapa surat atau hadiah kecil dari seseorang yang mengaku mencintaiku.
oh iya, pacarku bernama Natasha Aurelia Putri, gadis cantik, ramah dan sedikit posesif. prinsipnya sangat mengerikan.
"kamu milikku, maka orang lain tidak perlu mencintaimu"
ini seperti bola bumerang bagiku, sesekali aku akan menasehati dia jika dia sudah keluar dari batasnya, mencari seseorang yang mengirimiku surat lalu memarahinya. terang-terangan membuat aku memaksa memilih dirinya atau orang lain. yang jelas-jelas aku akan memeilih dia. aku membenci sifat dia yang seperti itu namun, terlanjut. ya terlanjur aku menyukainya.
pukul 10.00
jam istirahat, aku memutuskan pergi ke kantin dengan Jordan, kapten tim basket yang tidak kalah populer denganku, namun dia sangat pendiam. jadi membuat banyak orang berpikir dia sangat sulit didekati.
"kantin lah hayo" ajak ku
"Lo ga pergi sama cewek Lo?" tanyanya
"selow nanti juga ketemu di kantin" kataku dengan santai.
kami berjalan menelusuri koridor sekolah yang hanya di hiasi kaca- kaca saja. kebetulan gedung sekolahku menjulang tinggi ke atas.
"gal, penggemar Lo belum ngirim Lo surat Minggu ini?" tanya jordan
"belum, mungkin Natasya sudah mengancamnya" kataku
"are you okey?" tanyanya
"lah emang gue kenapa?" tanyaku heran
"Lo mencintai seseorang di balik surat itu bukan? tulisan - tulisan itu berhasil membuatmu tersenyum senang"
aku kembali mengingat moment saat aku tersenyum senang, saat dimana suratnya k*****a dengan perlahan. ya aku menyukai setiap bahasa yang dia gunakan, setiap kata yang menyusun sebuah paragraf pendek. aku menyukainya.
"cewe Lo tuh" suara Jordan membuyarkan lamunanku.
gadis cantik itu sedang duduk dengan Jihan temannya, sedang melihat dan melambaikan tangan ke arahku.
"gala sini" katanya
aku menghampirinya.
"kenapa cantik" kataku
ya aku senang sekali menyebut dirinya cantik, karena memang dia cantik dimataku.
"gue boleh gabung?" tanyaku
Jihan temannya Tasya itu sangat diam, jarang sekali aku melihat dia berbicara, bahkan aku rasa dia hanya berteman dengan Natasya. aku hanya tahu namanya tidak lebih, aku saja jarang berbicara dengannya, jika sengaja bertemu, kami hanya akan saling diam tidak lebih. aku pikir dia memang freak.
"duduk saja" kata Jihan dengan nada cetus
aku mengabaikan Jihan yang duduk di depanku, jika aku dan natasya terkenal karena kami cantik dan keren, Jihan terkenal karena dia pintar. banyak yang melihat dia seperti malaikat juga, dia sering mengikuti olimpiade SAINS dan mengharumkan nama sekolah.
"Han, bakalan ada seleksi buat olimpiade ya?" tanya Natasya kepada Jihan
"iyaaa" katanya
"kapan?"
"2 Minggu dari hari ini" katanya
"gala Lo ikut dong, sayang banget kalau pinter ga di manfaatkan?" kata Tasya kepadaku
aku hanya tersenyum, lucu sekali jika aku ikut olimpiade. lagi pula banyak orang yang lebih hebat dari ku. kenapa aku harus bersusah payah mengikuti lomba yang isinya orang-orang freak kaya Jihan.
"Han seleksinya boleh dari kelas apa aja kan" tanya Tasya
"iya ngga ada larangan" kata Jihan lagi
aku menatap ke arah jihan lekat, aku mengutuk dirinya lagi.
"Lo ikut yaaa gaaa, nanti gue dukung" kata Tasya lagi
"gue ga mau, nanti sibuk ga bisa ketemu Lo?" katanya
"gapapa aku temenin lo, mau berapa lamapun" katanya
aku diam sejenak. meski aku menyukai FISIKA. aku tidak berniat mengikuti seleksi olimpiade atau bahkan ikut serta dalam olimpiade.
"gue pertimbangkan nanti ya" kataku
kali ini Tasya tersenyum manis, sekali lagi gadis di depan ku ini selalu mempunyai cara yang unik, agar aku tetap mencintainya. lagipula selain jatuh cinta ke dia? kesiapan lagi aku akan jatuh cinta.
bel sekolah berdering nyaring di telinga, Tasya berpamitan kepadaku. aku pun langsung bertemu dengan Jordan yang sudah menungguku di koridor menuju kelas.
"itu temennya Tasya siapa?" tanya jordan
"Jihan" kataku singkat
"Lo dari tadi ngeliatin ke arah jihan!" katanya
"hah" aku kaget mendengar pernyataan Jordan.
"apa yang harus aku lihat dari perempuan kaya dia?" kataku
"entahlah"
aku mencoba mengingat apa yang tadi dikatakan Jordan, bahwa aku lebih sering memperhatikan Jihan ketimbang Tasya. mungkin karena aku melihat jihan freak, maka rasanya dimata ku dia aneh.
aku mengikuti pembelajaran seperti biasanya, pak Darso yang tiba-tiba datang ke kelas lalu memanggilku, kali ini aku tidak tahu dengan alasan apa pak Darso memanggilku ke ruang BP/BK. sejauh yang saya ingat saya tidak melakukan kesalahan. saya tidak berciuman dengan Tasya di sekolah, saya tidak bermesra-mesraan dengan Tasya di sekolah. dan saya sudah tidak membawa mobil lagi.
"permisi" kataku
"gala masuk" kata pak Darso yang sudah duduk di bangku
aku duduk berhadapan dengannya.
"galasky, kamu pernah ikut olimpiade di SMP tapi kenapa kamu di sekolahan tidak pernah mendaftar seleksi?" katanya
"bapak tau dari mana?" tanyaku
"Jihan"
"tadi Jihan menghadap ke bapak, kalau kamu SMP ikut olimpiade, dan bahkan mendapatkan mendali gold" katanya
aku terdiam sejenak, bertanya - tanya Jihan ini siapa? mengapa dia tahu masalalu ku di SMP.
"ini formulir pendaftaran silahkan isi, besok kasih ke bapak lagi" katanya
aku mengambil formulir itu, lalu berjalan keluar ruang BP/BK . langkah kaki ku menuju kelas Tasya, aku ingin menemui Jihan, ingin bertanya mengapa dia mengetahui serpihan masalalu ku. aku melihat ruang kelas Tasya sudah sepi, hanya tinggal beberapa orang saja dan aku melihat sosok Jihan yang sedang berkemas. aku menghampirinya. lalu menyodorkan form pendaftaran kepada dia.
"Lo siapa?" tanyaku
Jihan hanya melihat kearah ku lalu lanjut mengemas.
"Lo siapa? tanyaku lagi
"apa?" Jihan kembali bertanya padaku
"kenapa Lo tau tentang gue?" kataku
"bukannya Lo artis? Lo terkenal? Lo populer? Lo paling hits?" kata Jihan
"maksud Lo gimana?" kataku lagi
"gue ga mau debat, kalau emang Lo ga mau ikut seleksi ya ga usah ikut" katanya
"tetap menjadi pengecut yang gue kenal" tambahnya lagi
Jihan meninggalkan aku di kelas, dia buru buru melangkahkan kakinya, aku ingin menyusul Jihan, namun tertahan, Tasya lebih dulu menangkap ku.
"ada apa?" tanya Tasya
"ngga sayang" kataku
aku mengutuk diriku, mengapa Jihan bisa seberani ini kepadaku.
aku mengambil buku dan tasku yang tertinggal di kelas. namun disana sudah ada surat, ya aku tahu bahwa surat itu dari salah satu penggemarku.
aku buru buru memasukan kedalam tasku, malas berdebat dengan Tasya. sebab amarahku sedang dalam keadaan meletup letup.