Gaun pernikahan melekat di tubuhku, sepatu berwarna putih mengkilap setinggi 5 cm menghiasi kakiku. Ada mahkota kecil yang melingkar di rambutku untuk tudung yang akan menutupi wajahku. Ini hanya akting Ana, ini hanya akting, ini hanya akting. Berkali-kali aku merapalkan mantra itu di dalam kepalaku. Kakek Tristan berada tepat di sebelah kiriku, berjalan bersama denganku menuju altar. Kamu tak bisa menyembunyikan perasaan gugup ini. Berkali-kali aku menarik nafas lalu menghembuskannya seperti yang di instruksi kan ibuku, perutku terasa melilit karena kegugupan ini. "Tenang lah Ana."ujar kakek Tristan, aku menoleh padanya yang tersenyum menatapku, berusaha untuk menenangkan kegelisahan yang tengah ku rasakan. Kepalaku mengangguk sebelum beralih memandang lurus. Aku harap aku tidak tersand