9. Kemenangan!

2000 Words
Syafiq terlebih dahulu berada di garis finish, membuat kedua sahabatnya bersorak gembira "AHHHH DARI DULU EMANG LU JAGONYA" teriak aimar ketika syafiq berhasil melewati garis finish dan mengarahkan motornya ke arah tiga orang yang syafiq kenal. "Gila! gila! keren lu bro" ucap adi, syafiq mencopot helm full face nya dengan wajah semeringah membuat wanita-wanita yang di sana pasti teriak histeris, Raina hanya diam memperhatikan dengan seksama, seolah mengkhawatirkan sosok yang kini sudah berdiri di hadapan nya. Cit! Aji baru saja sampai di garis finish, ia mencopot helm full face nya dan terlihat wajah emosi dari sosok aji malah membuat syafiq menyeringai mengarahkan tatapan nya ke dia dengan meledek. "s**t!" Umpat aji. "Gimana? Kalah dua kali sama gue? Mau tanding lagi?biar mecahin rekor lu kalah tiga kali?" Ucap syafiq sedikit lantang, membuat aji mengepalkan tangan nya. Dengan rasa kesal, dan bercampur emosi aji meninggalkan area dengan melajukan motornya dengan cepat "JANGAN LUPA WOI BAYAR TARUHAN" Aimar berteriak, membuat syafiq dan adi tertawa sedangkan raina masih diam. "Gue mau pulang!" Ucap raina, ketiga orang tersebut mengerutkan keningnya, tawa mereka terhenti atas pengucapan raina. Adi menyenggol syafiq untuk menyadarkan lamunan nya, ia memberi kode melalui mata nya sepertinya mood raina tidak baik malam ini. "Nanti gue ke warjo" ucap syafiq, ia menaiki motornya kembali dan memakai helm full face nya. Seolah seperti kejadian langkah, semua yang masih berada di area balap berbisik ke arah raina yang kini mulai menaiki motor syafiq, pasalnya syafiq tidak pernah membawa wanita ke area balap. "Iya bro" ucap aimar "Hati-hati lau" ucap adi sambil menaikkan kedua alisnya, syafiq hanya mengangguk saja dan tersenyum di balik helm full face nya "Bye neng raina" lanjut aimar dan melambaikan tangannya untuk raina. Raina hanya tersenyum simpul.Syafiq melajukan motornya, di tengah mata yang terus menatap mereka berdua. "Kayanya mau tobat tuh bocah" ucap aimar, adi yang mendengar langsung menengok ke arahnya "Emang dia buat maksiat" ucap adi "Yeh tobat gak harus buat maksiat anjim" ucap aimar "pikiran lu maksiat terus" lanjut aimar, tak lupa ia menjitak kepala adi dengan pelan. "Lah terus?berhenti balap?bukan nya berhenti balap malah deket dengan tuhan?" Ucap adi, kini aimar mengerutkan keningnya seakan masih tak paham yang di bicarakan adi. "Lah ko gitu?" Ucap aimar "Makanya pas bayi minum asi jangan minum anggur merah" ucap adi, aimar lalu tertawa pelan dan mengumpat atas perkataan adi. "Lu nya aja b**o, balapan ko makin deket dengan tuhan. Solat tuh yang deket sama tuhan" ucap aimar yang merasa bijak, sedangkan adi tertawa. "Kalo ngebut, terus kecelakaan, itu bukan nya deket sama tuhan. Pake apa otak lu im" ucap adi "Astaga! Itu mah mati anjim" ucap aimar "Bener gak gue? Berarti deket sama tuhan kan" Ucap adi lalu tertawa, membuat aimar juga ikut tertawa "Udah udah ke warjo" ajak aimar. Sedangkan di sisi lain syafiq masih melajukan motornya dengan pelan, seolah ingin menikmati malam yang semakin dingin, raina masih setia untuk diam ia masih memikirkan atas ucapan cowok yang berada di area balap tadi "Rain!" Ucap syafiq , Raina hanya berdehem untuk menyahut perkataan syafiq. "Makan dulu ya, gue laper" ucap syafiq "Iya" ucap raina "Makan nasi goreng pinggir jalan gak papa?" Ucap syafiq "Gak papa emang kenapa?" Ucap raina "Takutnya lu malu" ucap syafiq, sedangkan raina hanya memutar bola matanya dengan malas. Raina bukan tipe cewek yang maluan kalo hanya sekedar makan di warung pinggiran jalan. Tak berapa lama, syafiq memberhentikan motornya tepat di depan tukang nasi goreng. "Lu mau apa?" Ucap syafiq "Kwetiaw aja deh" ucap raina "Bang nasi goreng satu, kwetiaw satu sedeng ya" ucap syafiq. Syafiq dan raina kini duduk di bangku yang saling berhadapan,mata raina terus menatap flatshoes yang ia gunakan seolah tak ingin bertatapan mata dengan syafiq. Sedangkan syafiq yang terus memperhatikan raina, hanya mengerutkan kening namun tak selang berapa lama bibirnya mengukir senyum entah kenapa raina lucu ketika sedang diam. "Rain" ucap syafiq, sekali lagi raina hanya berdehem tanpa menoleh ke arah syafiq. "Emang flatshoes lu lebih menarik di banding gue" ucap syafiq, raina yang sedari tadi menggoyangkan kaki pelan memberhentikan aktifitasnya seketika. "Jangan diem, lu kenapa?ngantuk? Langsung balik aja? Yaudah gue minta bungkusin dulu ya" ucap syafiq "Gak usah" Ucap raina, syafiq yang sudah berdiri kembali mengurungkan niatnya, ia kembali duduk. "Nah gitu dong ngobrol" ucap syafiq, raina hanya memutar bola matanya dengan malas syafiq yang melihat hanya menyengir kuda . "Apa bener gue jaid taruhan? Jadi imbalan lu itu jadiin gue taruhan?" Ucap raina, syafiq langsung menatap lekat ke arag raina "emang gue gila jadiin cewek bahan taruhan", ucap syafiq sedikit emosi, pasalnya ia tak pernah menjadikan cewek bahan taruhan balapan apalagi dengan musuh-musuhnya. "Gue emang sering gonta-gantu cewek, jadiin cewek sebagai target gue, tapi gue gak anggap cewek kaya barang yang bisa di taruhin" ucap syafiq menjelaskan, raina sedikit terkejut atas kejujuran syafiq soal ia sering gonta-ganti cewek. "Lu takut kalo gue kalah?" Ucap syafiq, ia menaikkan kedua alisnya mengarah ke raina. "Ya takutlah anjir, gimana kalo gue beneran jadi bahan taruhan lu dan lu kalah" ucap raina sedikit kesal, syafiq tertawa pelan. "Makasih ya pak" ucap syafiq, ketika dua piring yang berisi pesenan mereka telah di hadapan mereka "makan" ucap syafiq. "Gue gak akan pernah kalah, jadi lu tenang aja" ucap syafiq "Iya-iya percaya gue" ucap raina lalu ia melahap kwetiaw pesenan nya "yang udah sama gue, gak akan bisa di rebut. Kecuali dia sendiri yang minta di lepas" ucap syafiq "Makan tuh yang bener" Jari jemari syafiq tiba-tiba mengelap sudut bibir raina yang sedikit kotor karena makanan, raina terpaku atas kejadian tersebut "Eh iya" Lamunan raina tersadar, ketika tangan lembut syafiq sudah menyentuh sudut bibirnya. "Lu kepedesan?" Ucap syafiq "Enggak, malah kurang pedes" ucap raina, ia kembali melahap makanan nya. "Ko pipi lu merah?" Ucap syafiq, raina yang masih mengunyah kwetiaw tersebut langsung berhenti mengunyah, mata yang melotot tak percaya "jangan-jangan gue blushing nih" batin raina. "Heh!" Raina tersadar dari lamunannya. Mereka melanjutkan makan mereka, kini raina hanya memfokuskan dirinya untuk melahap kwetiaw yang menurutnya lumayan enak, sedangkan syafiq sesekali melirik raina yang benar-benar meng-gemaskan saat melahap makanan nya. "Jadi berapa bang?" Ucap syafiq "30ribu" ucap kang Nasi goreng.Syafiq mengeluarkan uang 50 ribuan untuk membayar "Eh gue bayar sendiri" ucap raina "Udah bang ini, gak usah dengerin dia" ucap syafiq "Enggak! Nih bang uang saya" ucap raina,Syafiq menatap sengit ke arah raina ,sedangkan raina kembali menatap melotot "Udah bang ini aja" ucap syafiq yang langsung memberikan uang 50rb, jelas membuat raina menatap kesal ke arah syafiq. "Ini kembalian nya" Kang Nasi goreng memberikan kembalian 20rb ke syafiq. Raina menghentakkan kakinya, dan berjalan lebih dulu ke motor syafiq dengan muka yang ditekuk, dan tangan yang bersedikap ke dadanya. "Makasih ya bang" ucap syafiq. Ia lalu melangkah ke arah motornya. ... Setelah perdebatan kecil di tukang nasi horeng,mereka akhirnya pulang dan syafiq melajukan motornya dengan kecepatan standar, seolah langit yang gelap mengiringi jalannya dengan raina malam itu. "Lu marah ya?" Ucap syafiq , sedangkan raina masih setia menatap ke arah kanan jalanan. "Enggak" ucap raina "Buat apa gue marah" lanjutnya. Syafiq menyunggingkan senyuman, nada marah yang di ucapkan membuat syafiq semakin gemas atas raina. "Lu cantik rain malem ini" ucap syafiq. Raina yang mendengar langsung membuat pipinya terasa memanas karena malu. Ia yakinin pipinya kini merag merona "bisa baper abis nih gue kalo di giniin terus" batin raina. "Emang gue cantik dari dulu" ucap raina, jelas untuk mengalihkan rasa malu yang menyelimuti dirinya. Sekali lagi raina mendengar tawa syafiq yang meneduhkan. "Pede banget lu" ucap syafiq, mereka tertawa di bawah langit gelap,mereka tertawa di hembusan angin yang kini menyentuh kulit mereka. Tak berapa lama mereka telah sampai didepan rumah raina, yaps! Syafiq mengantarkan raina sampai depan rumah nya "Makasih" ucap raina, syafiq hanya mengangguk dan tersenyum. "Ohiya bentar" lanjut raina, syafiq hanya mengerutkan keningnya di dalam helm fullfacenya entah apa yang sedang di cari raina jelas syafiq menunggunya "Nih!" Ucap raina, ia memberi 20rb ke syafiq. "Emang gue kang ojek, mana 20 ribu doang lagi" ucap syafiq, raina memandang melotot ke arah syafiq "Itu buat nasi goreng, gue gak mau punya utang apalagi sama lu!" ucap Raina, syafiq di buat melotot karena sikap raina, tanpa aba-aba lagi raina meninggalkan syafiq yang masih terpaku karena si beri 20ribu oleh raina. "Astaga tuh cewek" Gumam syafiq sambil menggelengkan kepalanya, mata nya masih terus menatap ke arah raina. Syafiq kembali melajukan motor ninja nya, kini arah nya ke Warjo dimana tempat yang ia sudah janjikan bersama kedua sahabatnya, matanya fokus ke jalanan, bibirnya tersungging senyuma menawan di balik helm full facenya "Rain" Gumam nya, entah kenapa nama tersebut kini menjadi indah untuk ia sebutkan. WARJO Itu nama yang tertera papan kayu , dengan cat hijau yang melapisi papan kayu dan cat hitam yang melapisi tulisan. Syafiq memarkirkan motornya tempat disamping motor sahabatnya "Widih abang syafiq" ucap adi "Kayanya seneng banget nih" ucap aimar, syafiq tersenyum tanpa henti dan duduk di samping aimar yang terus saling menatap sama di karena tingkah syafiq yang terus tersenyum. "Abis di cipok ya lu?" Ucap adi "Jangan-jangan abis ena-ena nih" ucap aimar, tanpa perintah syafiq langsung menoyor dengan mulus ke arah aimar "emang gue cowok apaan anjir" ucap syafiq, sedangkan aimar hanya menyengir tanpa dosa, dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kaya nya gue tertarik sama dia" ucap syafiq tiba-tiba. Membuat adi dan aimar yang sedang meminum menyemburkan minumannya "aish! Nih orang bikin kaget aja" ucap adi "Eh serius anjim?" Ucap aimar, namun syafiq hanya tersenyum lalu merebut gelas yang berisi es teh manis dari tangan aimar, lalu menyeruputnya "minum gue k*****t" teriak aimar. "Eh tapi lu serius fiq?" Ucap aimar sekali lagi, seolah ia tak yakin soal pernyataan dari syafiq "Bener, Raina itu beda" ucap syafiq "Anjim! Semua cewek yang mau jadi target lu juga lu bilang nya gitu Dia beda" ucap aimar , sedangkan adi hanya tertawa seolah mengiyakan perkataan aimar "Buka kartu lagi lu" ucap syafiq "Lah emang bener kan begitu fiq" Kini adi yang membela aimar. "Tapi ini serius beda" ucap syafiq "Bedanya gimana?" Ucap adi "Entahlah, yang jelas dia beda aja" ucap syafiq, sedangkan adi dan aimar hanya menggelengkan kepalanya. "Benerkan kata gue dia tobat" ucap aimar "Bener lu im, kayanya dia dapetin hidayah" ucap adi. "Eh bang syafiq, baru dateng bang" ucap Tio "Eh iya io" ucap syafiq "Biasa dia baru nganterin cewek inceran" ucap aimar, sedangkan syafiq jelas melotot kearah aimar "wah kali ini siapa bang?" Ucap tio, jelas syafiq memang sudah terkenal dengan ke-playboy'an nya, jadi tak heran jika ada pertanyaantersebut. "Raina mentari" ucap adi dengan lantang. "Ka raina? Inceran ka huda juga?" Ucap tio, pernyataan tio jelas membuat syafiq memberhentikkan aktifitas tersenyum nya "Huda?" Ucap syafiq, tio hanya mengangguk. "Huda ketua osis?" Ucap aimar "Iyaps" ucap tio "Wah fiq saingan lu berat nih" ucap adi "Dia udah dari pas ka raina masuk sekolah ka nginceenya, tapi kan tau ka raina jutek plus pedes" ucap tio, adi dan aimar hanya mengangguk saja, seolah membenarkan perkataan dari adik kelasnya. "Lu kenal raina?" Ucap syafiq "Kaka kelas waktu di smp juga bang dia" ucap tio "Dia ada mantan?" Ucap syafiq, tio kini nampak berfikir untuk menjawab pertanyaan dari sosok tio. "Pernah dah, dia dulu bad bang. Cuman gak tau kenapa sekarang jadi dingin gitu. Bahkan lu gak bakal nyangka soal dia yang dulu" ucap tio, syafiq jelas terlihat kaget begitu juga dengan adi dan aimar "Hah serius lu io?" Ucap aimar sedangkan tio hanya mengangguk bahwa perkataan ia benar adanya. "Terus kenapa dia tiba-tiba jutek judes gitu ya?" Ucap syafiq, semua yang mendengar hanya menghendikkan bahunya bertanda tidak tahu. Syafiq melirik jam tangan nya "Gue balik ya" ucap syafiq. "Ya ellah lu baru juga jam berapa fiq?" Ucap adi "Jam 2 baru" ucap aimar "Besok subuh mau anter bokap ke bandara" ucap syafiq "Wah tante mala mau kemana?" Ucap adi "Nyusul bokap ke jogja" ucap syafiq "Kita nginep di, fix ini harus nginep" ucap aimar, sedangkan adi hanya mengangguk lalu tertawa pelan "jangan ngrusuh lu pada" ucap syafiq, jelas ia tahu bakal seperti apa jika dua sahabatnya menginap di rumahnya, adi dan aimar hanya menyengir kuda saja seolah ucapan syafiq hanya peringatan semata doang. "Balik ya semua" ucap syafiq "Iya bang" "Iya fiq" "Hati-hati bro" semua menyahuti ucapan syafiq saat ia berpamitan untuk pulang lebih dulu. Yaps! Syafiq orang yang humble di dalam tongkrongan, jadi tak heran banyak yang segan terhadap dirinya bukan karena jago untuk berantem tapi syafiq tahu cara menghormati dan menghargai. "Kalo raina bener sama syafiq, fix raina kita anggap ibu bos" ucap aimar "Boleh tuh bang" ucap tio "Ide lu okeh juga" ucap adi "Eh emang kenapa? Padahal syafiq sering gonta ganti kenapa harus raina?" Ucap leo "Syafiq pernah gak.pas balapan bawa cewek? Walau dia ada cewek saat itu" ucap aimar, sedangkan semua menggelengkan kepalanya bertanda tidak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD