2. Pertama Kali

1171 Words
#Harap bijak dalam membaca chapter ini karena berisi adegan dewasa 18+# “Jangan terlalu berharap, kau hanya dijadikan sebagai pelampiasan di saat ia kesepian.” *** Suatu malam yang dilalui oleh Amara dan Bara di Pulau Komodo mendadak menjadi malam kelabu bagi keduanya. Terutama bagi gadis cantik itu yang serasa terjebak oleh sang pria yang tengah mabuk berat di beach bar. Ketika Amara dipaksa untuk menenggak minuman keras yang disodorkan oleh Bara merupakan awal dari sebuah kesalahan yang akan terjadi pada malam itu. Beberapa menit setelah Amara sukses mabuk hingga pandangan mata menjadi kabur seketika, mengakibatkan gadis itu hampir ambruk. Saat ia bangkit dari tempat duduk di sebelah Bara, ia tampak sempoyongan. Pria yang ada di sampingnya tersebut lantas merengkuh pinggang sang gadis untuk didekap mesra seraya membisikkan kata-kata di telinga Amara. “Ikut aku, Sayang! Aku ingin menghabiskan malam ini bersamamu,” bisik Bara yang langsung dimeraih tubuh ramping Amara untuk dirangkul keluar dari beach bar. Amara yang sudah dalam kondisi mabuk, hanya bisa menurut pasrah pada pria ‘asing’ dalam kehidupanya. Gadis itu hanya sebatas tahu tentang Bara Gandawasa yang seorang CEO dan selebgram terkenal serta berasal dari keluarga kaya raya. Perbincangan mereka tadi di lorong itu pun hanya kebetulan semata. Sepasang pria dan wanita tanpa status hubungan itu berjalan gontai menuju kamar Bara di resort Plataran Komodo yang mewah dengan view menghadap ke laut. Kamar yang disediakan Rio untuk seorang Bara lebih istimewa yakni Hanging Pool Villa yang berbentuk seperti rumah panggung dengan fasilitas private swimming pool yang menghadap Pantai Waecicu dengan terdapat sebuah balkon / terrace di sana. Apalagi tersedia juga bathtub yang menjadikan jenis kamar tersebut yang termahal di Plataran Komodo Resort & Spa. Tak bisa dibayangkan apa saja yang akan dilakukan oleh Bara pada Amara dalam keadaan mereka berdua yang sama-sama mabuk di tempat ekslusif semacam itu. Setelah berjalan agak jauh dari lokasi beach bar, Amara nyaris ambruk di jalan menuju villa Bara. Mengetahui hal itu, Bara langsung menggendong wanita yang ia lihat sebagai kekasihnya tersebut untuk segera sampai di kamar Bara. “S-Sayang, tunggu. Aku akan menggendongmu,” ucap Bara segera meraih gadis berambut panjang tersebut dalam gendongannya. Amara sudah tak mampu berkata apa-apa karena kadar alkohol yang terpaksa ia minum tadi. Sebelumnya gadis itu tak pernah meminum minuman keras sama sekali. Namun hari ini malah dicekoki oleh pria itu. Lima menit kemudian, Amara dan Bara telah sampai di kamar pria itu. Bara yang masih menggendong Amara lekas menghempaskan tubuh wanita itu di ke atas ranjang. Netra cokelat milik sang wanita menyipit dan tak dapat melihat dengan jelas pada sosok pria yang hendak menyentuhnya tersebut. Dengan cepat, Bara melepaskan kemeja dan celana yang ia kenakan. Hingga hanya menyisakan boxer yang melekat di bagian panggul pria itu. Tak lama kemudian ia pun melepas boxer yang menutupi bagian sensitif pria tersebut. Selanjutnya Bara bergerak naik ke atas ranjang untuk melakukan hal yang sama pada Amara yakni melucuti seluruh pakaian yang membalut wanita itu tanpa sisa. Yang Bara pikirkan malam ini adalah ia dapat memuaskan satu sama lain dengan wanita yang ia anggap kekasihnya itu. Parahnya lagi akan dilakukan tanpa menggunakan alat pengaman yang artinya tidak menutup kemungkinan dapat mengakibatkan wanita yang hendak ia tiduri itu hamil karena ulah Bara. “Nadia Sayangku, aku ingin bahagia bersamamu. Aku ingin memilikimu seutuhnya. Berikan kepuasan batin untukku. Jika kau sampai hamil aku malah senang karena dengan begitu rencana kedua orang tuaku untuk memisahkan kita takkan berhasil Jika mereka sampai tahu kau mengandung cucu keluarga Gandawasa, aku yakin mereka akan menerimamu,” celoteh panjang Bara yang rentetan kalimat itu tak dapat dicerna dengan baik oleh Amara yang tengah pusing berat. Amara tak mampu mengindahkan ucapan yang terlontar dari mulut Bara. Kepalanya yang sakit akibat pusing hanya bisa membuatnya mengabaikan pria itu. Ia pun mendesah lirih dengan napas terengah-engah saat Bara mulai melakukan aktivitas liarnya di atas ranjang dengan mendaratkan ciuman yang bertubi-tubi pada seluruh bagian wajah dan leher jenjang Amara Respati. Bara mencumbu wanita yang berada di bawahnya itu dengan menggebu-gebu. Memberikan sensasi liar dalam bercinta di kamar villa yang menjadi tempat peraduan Bara dan Amara. Sang CEO yang juga selebgram terkenal tersebut sukses menghipnotis Amara yang secara tidak sadar membalas cumbuan Bara akibat pesona pria itu di atas ranjang. Seakan sama-sama menikmati setiap sentuhan hangat di kulit keduanya hingga membuat tubuh mereka merasakan sensasi saling memiliki satu sama lain. Bara mulai menurunkan bibir yang menempel pada kulit wajah Amara ke bawah dagu wanita itu. Ia menyapukan bibir ke sekitar leher jenjang sang wanita. Memberinya kecupan lembut dan indah. Akibat ciuman-ciuman itu, beberapa leher Amara jadi berubah warna dengan jejak-jejak merah yang terukir di sana. “Sayang … Sayang …” bisik Bara di leher sang wanita. Menikmati setiap kenikmatan yang muncul akibat aksi yang mendebarkan itu. Harus diakui bahwa keduanya terbuai gejolak asmara satu sama lain. Tak hanya sampai di sana, Bara melanjutkan aksinya di bagian yang menjadi daya tarik seorang laki-laki yaitu dua punuk kembar milik wanita. Tampak memikat, padat, dan kencang untuk disentuh. Dengan sigap, tangan Bara bergerak untuk menangkup dan meremas bagian itu hingga Amara merintih dengan napas tak beraturan kembali. Apalagi saat bibir sang pria ditempelkan untuk menorehkan tanda-tanda merah lagi. Mencoba mencari bagian sensitif yang ada di puncaknya dan diberikan ciuman manis dan indah. Amara menjerit akibat ulah liar Bara sambil mencengkeram sprei putih yang menjadi penutup tempat tidur yang menjadi saksi ‘hubungan suami istri’ yang seharusnya tidak mereka lakukan malam ini. “Sayang, ini pertama kali untuk kita dan aku harap kali ini membuahkan hasil,” ujar Bara dengan suara tercekat. Amara hanya membisu dan tak sanggup berkata apa-apa lagi degan buliran peluh yang membasahi tubuh akibat adegan panas bersama Bara. Tanpa berlama-lama lagi, Bara ingin segera melancarkan aksi terakhir bercinta yaitu melakukan penyatuan diri dengan wanita yang ia lihat sebagai kekasihnya itu. Ia pun meletakkan tangan di paha wanita itu dan berniat mengalirkan benih miliknya untuk dimasukkan ke dalam tubuh wanita itu melalui persetubuhan mereka berdua tanpa alat pengaman. Saat tubuh mereka menyatu, Bara sengaja mengalirkan benihnya agar masuk lebih dalam agar mampu menjadikan wanita itu jadi hamil. Itu yang diinginkan Bara sebagai salah upaya untuk bisa terpaksa menikah dengan kekasihnya akibat hamil. Namun apa jadinya jika nanti ia sadar bahwa yang telah ditiduri ini bukan Nadia, kekasihnya melainkan Amara yang bukan siapa-siapa pria itu. “Terima kasih, Sayang … terima kasih …” sahut Bara ketika ia dan Amara telah berada di puncak kenikmatan dari aksi mendebarkan yang telah mereka lewati tadi. Sebagai pelampiasan atas rasa bahagia, Bara mengecup dalam kening Amara lalu mendekapnya erat sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka. Wanita itu yang masih dalam keadaan mabuk hanya bisa pasrah lalu terlelap di samping Bara yang mulai tertidur pulas malam ini. Malam yang sungguh memabukkan ini adalah pertama kali mereka bercinta layaknya suami istri. Bara telah merenggut kesucian Amara begitu pula Amara yang mendapatkan segel perjaka dari Bara. Keduanya sama-sama masih baru dalam hal bercinta dan nyatanya bisa saling memuaskan satu sama lain. Namun apa yang terjadi besok pagi saat tahu jika mereka telah bercinta semalam?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD