10

1462 Words
“I love you.” Ucap Andreas lagi. Sadar. Ia sungguh sadar mengucapkan tiga kata itu. Ia sepenuhnya sadar. Tapi yang tak sadar saat ini adalah Kayla. Gadis itu terdiam seperti orang bodoh. Ia kebingungan dan tak tahu harus melakukan apa. Bahkan ia belum sadar apa yang Andreas ucapkan padanya barusan. “Kayla?” panggil Andreas pada gadis di hadapannya ini. “Hey?” panggil Andreas kembali. Kayla yang sadar langsung menatap Andreas tajam. Apa maksud pria di hadapannya ini? ingin meledeknya?. “Apa maksudmu?” tanya Kayla sinis. Membuat Andreas terdiam. “Kayla—“ “Jangan bercanda denganku tuan Andreas. Apa maksudmu mengatakan kalimat s****n itu.” Teriak Kayla yang mulai marah. Gadis itu bangkit dari duduknya dan menjauh dari Andreas. “Kayla aku—“ “Jangan bercanda dengaku!!.” “Aku tak bercanda, aku serius Kay, aku—“ “Itu hanya perasaan semata. Itu hanya rasa kasihan. Jadi jangan membuatku takut.” Bentak Kayla mencoba terus membantah keadaan. “Kay, aku serius Kay. Ini—“ “Aku memang merusak gaun itu.—“ ucap Kayla dingin. “Kay—“ “Tapi kau tak berhak mengasihaniku karena hal itu. Aku bisa mengganti gaunmu.” “Kay—“ “Aku bisa mengganti uang dari gaunmu.” “Kayla dengarkan aku dulu!” pinta Andreas, namun semakin Andreas maju, semakin mundur Kayla mengambil langkah mundur. “Kay—“ panggil Andreas lirih. “Nggak.” Ucap Kayla menggeleng. “Jangan mengasihaniku. Aku tak butuh dikasihani. Aku—“ ucapan Kayla terhenti saat Andreas mengejarnya lalu menarik Kayla untuk ia peluk. “Aku serius Kay. Tak ada hubungannya dengan gaun di sini, aku—“ “Aku bukan p*****r Andreas.” Ucap Kayla lirih membuat pelukan Andreas semakin erat. Andreas menggeleng dalam pelukannya di tubuh Kayla. “Tak ada yang boleh mengatakan itu padamu Kay.” “tapi Caroline mengatakannya.” “Aku akan buat perhitungan dengannya.” Ucap Andreas tegas. Kayla dengan cepat melepaskan pelukan tersebut dan menatap Andreas dalam. “Apa yang akan kau lakukan padanya?” ucap Kayla bertanya. “Kau akan memukulnya?” lanjut Kayla. “Aku tak pernah memukul wanita Kay.” “Lalu?” “Banyak cara yang bisa aku lakukan padanya nanti.” Jawab Andreas. “Lupakan itu. Sekarang pikirkan tentang kita. Bagaimana?” Kayla menatap Andreas dalam. “bagaimana apanya?” “Jawabanmu?” “Tentang?” tanya Kayla polos. Andreas memutar bola matanya jengah. Apa sekarang Kayla mendadak bodoh?. “Perasaanku. Kau masih menganggapnya berbohong?” tanya Andreas serius. Namun wajah serius Andreas tak membuat Kayla takut. Gadis itu justru semakin mengangguk pasti membuat Andreas mengumpat dalam hati. “Kau baru saja mengumpat dalam hatimu?” tebak Kayla curiga. Mendengar pertanyaan Kayla, Andreas seketika menggeleng. “Tak mungkin. Jika aku ingin mengumpat, kenapa harus kupendam.” Jawab Andreas yang tentu saja bohong. Kayla berdecih. Ia tahu kalau Andreas mengumpat dalam hati. Karena ia sangat tahu tipikal Andreas itu seperti apa. “Tak ada sedikitpun ra—“ Andreas terdiam saat indranya menatap bingkai foto kecil di lemari yang ada di belakang Kayla. “Rilla?” DEG! Kayla memucat saat Andreas menyebut nama Rilla. ‘Astaga!’ batin Kayla menyumpahi kebodohannya. Di atas lemari ada fotonya yang menggunakan kostum Rillakuma. Belum sempat Kayla berkata, Andreas sudah mendorong pelan tubuh Kayla dan berjalan mendekati bingkai tersebut. Di sana tertera foto Kayla dengan menggunakan kostum badut dengan kepala badut yang ia tenteng. Bukan posenya yang membuat Andreas terdiam, namun gadis yang ada di dalam kostum beruang yang selama ini ia tahu bernama Rilla. Andreas memutar tubuhnya cepat kebelakang setelah ia mengambil bingkai kecil tersebut dan berjalan mendekati Kayla. “Apa ini?” tanya Andreas dingin. Kayla ketakutan untuk menjawab, namun ia mencoba tenang. “Itu foto.” Jawab Kayla singkat. “Jawab yang betul Kay. Aku tahu kau tak bodoh, jadi tentu saja kau paham apa maksud dari pertanyaanku barusan.” “Itu foto Andreas. Itu fotoku.” “Aku tahu ini fotomu, tapi apa maksudnya semua ini?” Andreas menatap Kayla dalam. Kayla mendadak benar-benar gugup.  “Andreas aku—“ “Jadi kau Rilla? Rilla yang selama ini aku ajak bicara? Rilla si badut Rillakuma yang memberiku brosur makanan?” tanya Andreas bertubi. Dan setelah pasrah, Kayla pun akhirnya mengangguk untuk membenarkan semua pertanyaan Andreas padanya. Andreas menghembuskan nafas kasar. Melepaskan genggaman tangannya dari Kayla yang tadi sempat ia genggam, Andreas berjalan menjauhi Kayla dan duduk di atas sofa. “Jadi kau membohongiku selama ini?” tanya Andreas kesal. “Tidak. Aku tak membohongimu.” “Lalu kenapa kau tak jujur padaku kalau itu kau?” “Karena kau tak bertanya Andreas.” “WHAT? Kau bilang aku tak bertanya?” teriak Andreas tak percaya dengan jawaban Kayla. “Kau tahu! Aku sudah berusaha mengajakmu bicara, bahkan saat aku menanyai namamu kau hanya memberikan secarik kertas padaku yang berisi perintah agar memanggilmu Rilla. Saat aku memintamu menemaniku makan, dengan tanpa berpikir kau langsung menolakku. Aku menawarkan diri mengantarkanmu pulang tapi kau menolak. Sekarang, dengan beraninya kau mengatakan aku tak bertanya?” ucap Andreas gemas. Andreas memijit batang hidungnya. Ia sungguh lelah saat ini. saat terdiam, Andreas teringat gadis yang memakai kostum yang sama dengan kostum yang Kayla pakai di foto. Bahkan ia menjadikan foto perempuan itu sebagai wallpaper ponselnya. “Ini siapa?” tanya Andreas sembari menunjukkan layar ponselnya pada Kayla. Kayla mendekat untuk melihat lebih jelas. “Itu Icha temanku. Saat itu aku tak masuk dan konstum Icha basah, jadilah ia memakai kostumku dulu.” Jelas Kayla yang semakin membuat Andreas naik pitan. “Kaylaaaaa. Ya Tuhaaaan...kau—“ gemas Andreas pada gadis tersebut. Andreas tak habis pikir dengan gadis di dekatnya ini. bisa-bisanya Kayla menipunya dengan mudah. Berarti selama menjadi model, Kayla juga sudah tahu kalau dirinya dekat dengan Rilla? Yang mana Rilla itu adalah Kayla?. Kayla menatap Andreas yang terlihat sangat frustasi. Bahkan Kayla takut untuk mendekati pria itu sekarang. Jika dilihat, keadaan kini langsung terbalik. Tadi Kayla yang merajuk, kenapa sekarang Andreas yang merajuk. Tidak, Andreas bukan merajuk. Pria itu tengah kesal. Kesal karena Kayla sudah membohonginya, kesal karena Kayla sudah diam selama ini padanya. “Sini!” panggil Andreas dingin. Namun Kayla menggeleng takut. “Sini Kayla.!” “Andreas aku minta maaf, aku—“ “Sini!” ulang Andreas kembali. Habislah nasib kau Kayla.! Ucap Kayla ketakutan dalam hatinya. Secara perlahan Kayla mendekat pada pria yang tengah sensitif tersebut. Semakin lama semakin dekat, sampai jarak mereka hanya satu langkah kecil, Andreas langsung menarik tangan Kayla, membuat gadis itu tertarik ke depan dan terjatuh di atas tubuh Andreas yang sedang menyandar di sofa. “A—Andreas?” panggil Kayla gugup. “Kenapa? Kita bahkan sudah saling melumat dan kau sudah mengulumku Kay.” Bisik Andreas v****r. Ya Tuhaaan. Mulutmu Andreas.—Umpat Kayla dalam hati. “Andreas ini—“ “Ini apa?” “Lepasin dulu—“ pinta Kayla namun bukannya terlepas, Andreas justru semakin memeluk pinggang Kayla kuat sehingga mau tidak mau, tubuh Kayla justru semakin menempel pada tubuh pria tersebut. Lelah memberontak, Akhirnya Kayla memilih tenang dan diam di atas d**a bidang Andreas. Bahkan Kayla melipat kedua tangannya di atas tubuh pria itu. “Mau apa?” ucap Kayla bertanya. “Mau kamu—“ “Andreaaaas ini—“ “Aku serius Kay. Aku mau kamu.” “Untuk?” “Jadi milik aku.” “Ck! Andreas, ini nggak  benar. Ini—“ “Apanya yang tidak benar? Ini udah bener Kay. Aku sayang sama kamu.” “Sejak kapan?” tanya Kayla menuntut. Andreas terdiam. Hatinya menjawab entahlah, tapi kata itu tak bisa keluar dari bibirnya. “Nggak bisa jawab kan? Itu artinya perasaan kamu hanya perasaan sementara. Sudah, lepasin aku.” Pinta Kayla yang kembali mencoba memberontak. “Kay please!.” “Nggak Andreas. Aku nggak mau terluka.” “Lalu bagaimana dengan aku? Aku akan terluka setelah ini.” “Andreas—“ “Kay. Beri aku kesempatan untuk buktiin kalau rasaku ini memang nyata untukmu.” Namun jika ternyata rasa itu hanya sesaat dan aku sudah jatuh cinta padamu? Aku bisa apa setelah itu Andre?—ucap Kayla bermonolog dalam hatinya. “Kay!” “An—“ “Kay aku mohon. Beri aku kesempatan buat buktiin ya.” Kayla terdiam cukup lama sampai panggilan Andreas membuyarkan diamnya. “Kasih aku kesempatan ya!” Menghembuskan satu nafas kuat, Kayla pun akhirnya menerima permintaan Andreas. Dan setelah ini, ia harus menyiapkan hati untuk terluka. Karena ia tahu posisinya dimana dan Andreas dimana. Mereka tak akan pernah bisa satu. Seperti yang Caroline katakan, Kayla hanya gadis miskin yang tak akan pernah bisa bersentuhan dengan barang mewah. Kayla akan menghancurkan barang mewah itu jika tetap di paksa. Dan ia takut suatu saat nanti akan menghancurkan hidup Andreas. Atau Andreas yang akan menghancurkannya. Entahlah. Entah siapa yang nanti hancur lebih awal. Namun firasat Kayla mengatakan, dia yang akan hancur lebih dulu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD