Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, namun Kayla masih susah untuk memejamkan matanya. Otaknya selalu mengingat tentang kejadian demi kejadian yang terjadi selama dua jam dia di perusahaan Andreas tadi. Apalagi ucapan Andreas yang mengatakan menginginkannya. Dan entah kenapa ucapan itu terasa begitu tulus saat Andreas melantunkan dari mulut pria tersebut.
Jujur, Kayla bukan tipe wanita yang suka uring-uringan karena seorang laki-laki. Tapi kali ini keberadaan Andreas yang baru muncul semingguan ini dalam hidupnya membuat semua berbalik seratus delapan puluh derajat. Kehadiran Andreas yang memiliki dua kepribadian membuat Kayla tak habis pikir dan harus memutar otak untuk menghadapi pria sejenis Andreas.
“Kenapa aku jadi gini sih. Isshh. Ini semua gara-gara Andreas. Dasar pria m***m tak berotak.” Geram Kayla.
Sedangkan di tempat lain di waktu yang sama, Andreas sama sekali tak ambil pusing apa yang ia ucapkan tadi pada Kayla. Ia hanya bercanda. Bisa dikatakan, memberikan pelajaran pada gadis itu.
Apa bukti kalau Andreas tak mau ambil pusing soal Kayla?
Lihat saja sekarang. Tak uring-uringan seperti Kayla, Andreas malah tengah asik memompa miliknya keluar masuk dari lubang kenikmatan Caroline. Sudah satu jam mereka b******a dan sudah beberapa kali Caroline keluar namun hanya baru sekali untuk Andreas. Pria itu cukup perkasa dalam b******a dan memuaskan lawan mainnya. Buktinya bisa dilihat pada Caroline yang kewalahan menghadapi nafsu gila seorang Andreas.
Sebenarnya saat Kayla memutuskan pulang tadi, Caroline melihatnya. Wanita itu langsung berpikir kalau Andreas tengah sendirian di ruang kerja dan benar saja. Andreas tengah melepas jas kerjanya saat Caroline memasuki ruang kerja tersebut.
“Andreas.!” Panggil Caroline dengan manja.
Andreas yang sadar dengan kedatangan wanita itu, langsung disambut baik olehnya. Andreas melonggarkan dasinya sambil berjalan mendekati Caroline. Sampai langkah mereka terhenti di posisi yang begitu dekat. Tanpa jeda, Caroline langsung meraup bibir Andreas dan melumatnya kuat.
Sebagai pria normal, tentu saja Andreas tak akan mau membuang kesempatan ini. Dengan cepat ia membalas ciuman itu dan langsung bergelut lidah di dalam mulut sang wanita.
Semakin panas ciuman itu, membuat alur permainan mereka semakin menggairahkan pula. hingga mereka berakhir di ranjang dan belum selesai sampai saat ini.
Bahkan Caroline tak berniat melepaskan dan menghentikan hentakan Andreas di bawahnya. Karena bagi Caroline, hentakan milik sang mantan kekasihnya itu begitu nikmat dan dalam.
Sampai semburan kedua yang Andreas tembakkan ke dalam rahim wanita itu menjadi akhir permainan mereka. Tentu saja sebelumnya Andreas sudah meminta Olin panggilan dari Andreas untuk Caroline itu meminum pil pencegah kehamilan. Karena bagi Andreas, membuang di dalam itu sungguh nikmat. Apalagi saat mereka sama-sama sampai di puncaknya. Itu sungguh nikmat dan akan membuat Andreas merinding dan bergetar hebat.
*****
Esok paginya Kayla terbangun cukup siang karena sungguh ia baru bisa memejamkan mata jam tiga pagi. Dan selama itu ia hanya memainkan ponselnya, membaca buku dan menonton drama Korea kesukaannya sampai ia tertidur menyisakan laptop yang menyala sendiri.
Kayla meregangkan tubuh rampingnya yang terasa lelah. Dengan pelan ia bangun dari tempat tidur lalu melangkah menuju kamar mandi guna bersih-bersih diri. Hari ini Andreas kembali memintanya datang ke perusahaan karena katanya ada pemotretan. Beruntung Kayla hanya melakukan sesi foto biasa, alias bukan untuk konsumsi pria dewasa. Karena jika memang begitu, dengan senang hati ia akan lebih memilih menekam di penjara karena melawan kontrak dari pada harus mempertontonkan tubuhnya pada pria-pria haus belaian dan menjadikan dirinya sebagai pusat o***i.
Oh no! Membayangkannya saja membuat Kayla mual. Apalagi mengerjakan hal seperti itu. Apalagi sampai ia melakukan pemotretan itu. Tidak mungkin sama sekali tidak mungkin. Ya walaupun Kayla harus akui, jika tentang s*x, ia sudah biasa tapi tetap saja, jika untuk umum. BIG NO!!.
Kayla sudah rapi dengan pakaian santainya namun masih layak dipakai mejeng di mall. Sebelum keluar kamar, gadis itu mengambil jaket dan juga kunci motor lalu turun menuju dapur guna mengisi perut dengan segelas s**u hangat serta dua potong roti yang ia sediakan di dalam lemari pendingin.
Setelah dirasa cukup, Kayla pun memutuskan untuk datang ke perusahaan. Beruntung hari ini tugasnya menjadi badut tak ada alias libur sampai besok. Ia akan kembali masuk lusa.
Jalanan pagi menjelang siang ini tak terlalu macet. Bisa dikatakan aman dan lancar. Alhasil Kayla bisa datang lebih cepat ke tempat pemotretan. Di sana Andreas sudah menunggu dengan pakaian santai. Jaket denim dongker dengan jeans hitam cukup bagus dan cocok jika pria itu kenakan.
“Selamat pagi?” sapa Kayla. Sebisa mungkin ia melupakan kejadian semalam.
Di sana juga ada Caroline yang berdiri tepat di sebelah Andreas. Gadis itu tampak begitu anggun dan cantik. Dengan rambut yang disanggul ke atas menyisakan beberapa helai anak rambut yang mengiasi pinggiran wajahnya.
“Kau datang. Cepat ganti pakaianmu. Reni sudah di dalam menunggumu dari tadi. Dasar lelet.” Perintah Caroline ketus.
Kayla yang diperlakukan begitu sontak menatap tajam Caroline seolah ingin menelan si rubah itu hidup-hidup. Namun ia urungkan niatnya. Kayla lebih memilih untuk menikmati pagi dengan nyaman hari ini. Mengikuti arah tunjuk sang ‘Rubah’, Kayla berjalan sendirian tanpa ditemani siapapun. Sesekali Kayla melirik kebelakang. Tujuannya tak lain dan tak bukan hanya untuk melihat Andreas yang ternyata tak memperhatikannya. Ada sedikit ruang hampa di hati Kayla saat itu. Seketika ia merindukan Andre nya. Senyum dan tawa menawan dari Andre nya, serta sentuhan lembut jemari Andre nya saat mereka bergandengan tangan kamaren. Tentu saja dengan Kayla yang berada di dalam kostum badutnya.
Apa jadinya jika Andreas tahu jika isi si badut adalah dirinya. Apa masih mau pria itu berteman dan mengajaknya bicara?
Tentu saja tidak. Kau sangat bodoh Kayla jika menganggap Andreas akan mengajakmu bicara jika dia tahu siapa pengisi kostum itu. Jadi jangan bermimpi.
Selama di ruang ganti, Kayla ditemani Reni untuk berganti kostum. Dan kali ini temanya adalah Garden..
“Waaw. Apa ini baju yang akan kupakai di pemotretan?” tanya Kayla pada Reni yang akan bersiap mendandaninya.
“Tentu. Kau terlihat sangat cantik Kay.” Sanjung Reni membuat Kayla tersenyum bangga.
“Terima kasih Reni. Kau yang terbaik di sini. Tidak seperti si Rubah itu.” Gerutu Kayla yang langsung membuat Reni tertawa.
“Mbak Olin maksudmu?”
“Entah. Aku tak peduli namanya siapa. Yang jelas dia sangat mengganggu.”
“Dia itu sangat dekat dengan Boss Andreas. Hati-hati Kay, nanti kau dipecat.” Ucap Reni memperingatkan.
“justru itu yang kucari Reni. Aku ingin keluar dari sini. Kalau bukan karena perjanjian kontrak kerjaku dengan boss ku dulu, mungkin aku tak akan di sini.” Ucapku penuh sesal.
“Sudahlah. Nikmati saja. Toh di sini gajinya sangat besar. Kau tak akan bisa menemukan gaji sebesar ini di jakarta. Kecuali kau seorang pebisnis. Tapi jika kau masih pegawai swasta biasa, tentu saja itu cukup sulit.”
“Tapi posisiku di sini sebagai model, Reni. Aku tak mau diriku di ekspos. Kau tahu, kebebasanku akan terenggut.”
“Hahahah. Sudah sudah. Diamlah. Aku akan mendandanimu. Jadi jangan ribut, jangan banyak bicara. Telingaku sakit kalau kau terus menggerutu, Kay.” Ucap Reni yang langsung dipatuhi oleh Kayla.
Gadis itu langsung diam tanpa melakukan apapun setelahnya. Ia hanya membiarkan Reni memoles wajahnya dengan make up ini dan itu.
Reni sangat cekatan jika soal make up. Dan hasilnya juga bagus. Mungkin karena itu Andreas memakai Reni sebagai make up artisnya.
Tak butuh waktu lama bagi Reni mendandani Kay karena memang mungkin wajah Kay yang juga mendukung. Sejak pertama bertemu Kayla, Reni sudah memuji kecantikan gadis itu. Bahkan Olin saja tak semulus Kayla. Wajah Kayla licin tanpa cacat. Entah bagaimana cara gadis itu merawat diri sampai tak ada luka sedikitpun ditubuhnya.
“Sudah.” Seru Reni.
Kayla membuka mata dan melihat hasil karya tangan terampil Reni pada wajahnya.
“Ya Tuhan. Reni ini aku?” tanya Kayla tak percaya.
“Tentu saja itu kau. Bagaimana?”
“Cantik. Sangat cantik. Waahh! Jika ada penghargaan untuk make up artis, aku yakin kau akan jadi pemenangnya.” Puji Kay penuh kejujuran membuat Reni tersenyum tersipu.
“Kau begitu pandai memujiku Kay.” Ucap Reni malu.
“Tidak. Aku serius Reni. Kau sungguh mahir dalam melakukan ini. Dari mana kau belajar?”
Mendengar pertanyaan Kayla, Reni terdiam sejenak. Namun hanya sesaat, sampai akhirnya ia menceritakan dari mana ia bisa belajar make up. Membuat Kayla bangga dengan perjuangan Reni untuk mencapai mimpinya sendiri.
“Sekarang kau sudah dapatkan mimpimu. Aku harap kau bisa mempertahankan itu sampai nanti.” Ucap Kayla memberikan semangat.
“Tentu saja Kay. Aku akan berusaha mempertahankan pekerjaanku ini.” Jawab Reni antusias.
Tinggal merapikan sedikit lagi, Kayla pun berubah menjadi ratu paling cantik siang itu. Bahkan mengalahkan Caroline yang juga nampak anggun.
*****
Reni keluar lebih dulu dari ruang make up dan gadis itu langsung mendapatkan pertanyaan dari Andreas mengenai keberadaan Kayla.
“Kayla di ruang Make up Boss. Ia sedang menerima telepon.” Ucap Reni menjawab pertanyaan Andreas.
“Maaf sedikit terlambat.”
Ucap seseorang yang berhasil menarik semua perhatian orang-orang di dalam ruangan terkhususnya Andreas. Pria itu bahkan sampai tak mampu berkedip saat penampilan Kayla yang melebihi cantiknya model-model yang ia miliki. Hal itu sungguh terpancar sempurna di depan matanya.
Melihat respon orang-orang di sana, Reni pun langsung tersenyum bangga. Apalagi sang boss besar yang tak bisa mengalihkan pandangannya dari Kayla.
“Boss!” panggil Reni sembari tersenyum geli.
Andreas yang sadar dengan kegilaan yang baru saja ia lakukan, langsung berdehem dan mengalihkan pandangannya jauh ke sudut ruangan. Membuat Kayla yang tadi sempat bangga kini mengerucut kesal. Dengan pelan Kayla berjalan mendekati Andreas dan juga Caroline yang masih menatap Kayla kesal. Malahan sekarang tatapan Caroline pada Kayla menajdi semakin menakutkan.
“Apa yang harus saya lakukan?” tanya Kayla dengan gaya bicara yang sangat sopan.
Tentu saja harus sopan. Kayla hanya model dan di sini sekarang ia berhadapan dengan boss nya serta sekretaris si boss yang menyebalkan.
“RADIT!” teriak Caroline memanggil seseorang.
Tak berapa lama, pria dengan jalan sedikit gemulai mendekat ke arah mereka.
“Ih Mbak Olin udah eke bilang bukan Radit, tapi Dita.”
Ih gila. Ganteng ganteng b*****g. Ya Tuhaaan, kurangilah spesies seperti ini di dunia ini. – doa Kayla dalam hatinya.
Kayla menatap pria kemayu yang dipanggil Radit tadi sangat lama, sampai suara Radit yang menyapanya—Eh salah, Dita. Sampai suara Dita membuyarkan lamunannya.
“Ye ikut eke ke sana. Dan you Reni, jangan kemana-mana.” Ucap Radit dengan suara kemayunya.
“Siap Minceee.”
“Baguuss.”
Melihat interaksi Reni dengan Radit membuat Kayla tertawa geli. Mincee memang panggilan khusus dari Reni untuk rekan kerjanya itu. Bagus juga dari pada Dita.
Radit menarik tangan Kayla lembut dan membawa gadis itu ke lokasi pemotretan yang sudah disetting sebaik mungkin. Tanpa Kayla sadari, dari sudut mata seorang Andreas, sosok Kayla selalu menjadi bahan liriknya tanpa kedipan.
“Cantik.”
*****