5

1525 Words
Ciuman panas itu berlangsung lima belas menit. Panas memang bahkan sangat panas. Andreas yang belum turun sepenuhnya pun, kini kembali naik. Bagian bawahnya menegang dan terasa ngilu. Namun malang bagi Andreas, saat ia ingin menjangkau bagian bukit kembar Kayla yang sepertinya kenyal dan menggairahkan langsung kandas karena gadis itu mendorongnya kuat hingga terjatuh ke lantai keramik. “Apa-apaan kau?” teriak Kayla yang langsung membuat Andreas tertawa mengejek. “Setelah hampir lima belas menit berciuman, sekarang kau tanya apa-apaan? Cih!” ledek Andreas dengan senyum sinis yang belum lenyap dari bibirnya. Andreas berdiri dengan cepat dan menatap penampilan kucel Kayla. Andreas memperhatikan wajah gadis yang bibirnya baru saja ia kulum panas. Wajah kucel, bibir bengkak, lipstik berantakan, rambut acak-acakan dan jangan lupakan pakaian Kayla yang juga ikut berantakan karena ulah tangan sialannya Andreas. Sadar bahwa Andreas tengah memperhatikannya, Kayla pun langsung berdiri dan berlari ke kamar mandi yang ada di dalam ruangan pria tersebut. Beruntung di sana ada kaca, jadilah Kayla tak perlu bersusah payah turun ke bawah untuk mencari kaca tempat ia membereskan penampilannya. Sambil terus membereskan penampilan, sumpah serapah Kayla tak pernah lenyap dari bibir cantik gadis tersebut. Bahkan segala jenis binatang ia absenkan untuk seorang Andreas yang entah sedang melakukan apa di luar sana. Sudahlah! Kayla sudah tak mau memikirkannya lagi. Haaahh! Seketika Kayla merindukan senyuman menawan seorang Andreas. Oh tidak! Mungkin sosok Andreas yang mudah tersenyum akan di panggil Andre mulai sekarang, dan sosok Andreas yang galak dan m***m akan tetap dia panggil dengan nama Andreas. Dan sepertinya pria itu memiliki dua kepribadian. Kayla membasuh mukanya kasar lalu memukul wastafel kuat untuk melampiaskan kekesalannya. Mungkin siang tadi ia dibuat berbunga-bunga oleh kepribadian Andreas yang lain, namun tidak untuk malam ini. Malam ini malam paling menyebalkan yang ia rasakan semenjak Andreas masuk dalam hidupnya. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu membuyarkan semua kekesalan Kayla. Ia meraih sapu tangan yang ada di dalam tasnya lalu menghapus sisa air yang menggenangi wajah mulusnya. Setelah dirasa rapi, ia langsung keluar dan mendapati seorang wanita tengah berdiri tegap di depan pintu kamar mandi. “Siapa wanita ini?”—tanya Kayla membatin. Ia lalu memunculkan sedikit kepalanya keluar dan menelisik setiap sudut ruang kerja, namun tak menemukan Andreas di sana. “Kau mencari Andreas?” tanya wanita itu sedikit sinis. Kayla melirik wanita didepannya ini dengan tatapan aneh. Kenapa wanita ini menatapnya seperti itu? “Mana dia?” balas Kayla balik bertanya. “Andreas sudah ada di ruang pemotretan dan kau sudah ditunggu di sana.” Jawab si wanita masih dengan ekspresinya yang membuat Kayla nyaris meledak kembali. “Kau siapa?” tanya Kayla dengan tatapan mencurigakan. Wanita itu menatap Kayla dengan tatapan mengejek. “Kau salah satu model di sini? Atau pelacurnya Andreas? Kalau kau model di sini, tentu saja kau kenal siapa aku. Karena tak ada model yang tak kenal denganku.” Kayla mengumpat kasar dalam hatinya. Enak saja wanita s****n ini mengatainya p*****r. Lagian siapa wanita ini? Sok penting sekali hidupnya. “karena kau tak penting bagiku, jadi aku tak perlu mengenalmu.” Balas Kayla tak kalah sinis.  Si wanita langsung menatap Kayla tajam. Pun dengan Kayla. Ia tak akan tinggal diam begitu saja kalau wanita di depannya ini menjatuhkan harga dirinya. Cukuplah si Andreas m***m yang jadi musuhnya di sini, jangan sampai bertambah satu lagi. “Ikut saya!” tutupnya lalu berbalik meninggalkan Kayla yang bersikap tak acuh. Kayla mengangkat bahunya dengan sedikit cibiran di bibir lalu berjalan mengikuti wanita rubah tersebut. ‘Hahahha. Gelar wanita rubah cocok untuknya.’—Batin Kayla tertawa senang. Dengan kebisuan, Kayla mengikuti sang wanita sampai ia memasuki sebuah ruangan yang cukup gelap. Namun ada cahaya di sudut ujung dan terdengar suara jepretan camera serta kilatan lampu flash yang berasal dari kamera-kamrea tersebut. ‘Sepertinya ini ruangan pemotretannya.’—ucap Kayla bermonolog. “Andreas, dia sudah tiba.” Kayla mendengar si wanita yang membawanya tadi berbicara dengan si pria m***m dan Andreas berjalan ke arahnya lalu berhenti lagi tepat dihadapan Kayla. “Kayla, kenalkan ini Caroline desainer model di sini dan pengarah gaya. Ia juga merangkap sebagai sekretaris lapanganku. Setiap model di sini mengenalnya dan hanya kau yang belum. Karena itu kau mungkin bingung karena yang kau temukan diruanganku setelah kita b******a bukan aku, melainkan dia. Aku yang memintaya.” Ucap Andreas panjang lebar dan berhasil membuat Kayla melotot tak percaya. Apa tadi? b******a? Kapan? Kayla segera melirik wanita yang bernama Caroline tersebut. Dan benar saja, di bibir wanita itu kini terukir senyum paling menyebalkan menurut Kayla dan senyum yang berhasil membuat emosi Kayla meledak. “Kenapa kau tersenyum seperti itu?” tanya Kayla tajam. Melihat reaksi Kayla yang berubah kesal, Andreas pun langsung menatap ke belakang dan Caroline dengan cepat mengubah mimik wajahnya dengan raut  manis seperti kucing minta di sayang. ‘s****n wanita ini.’—Batin Kayla emosi. “Kenapa dia?” tanya Andreas pada Kayla santai. “Kau tak perlu tahu.” Jawab Kayla dingin. “Apa pekerjaanku? Mengangkang di bawahmu dan di foto? Atau mengulum kejantanamu dan di foto?” ucap Kayla bertanya dengan nada sinis dan mengejek, membuat Andreas mengumpat kasar sedangkan Caroline melongo mendengar penuturan v****r dari Kayla. Bukan tanpa alasan Kayla melakukan hal tersebut. Ia muak dengan Andreas yang tadi mengatakan ia b******a dengan pria s****n itu. Padahal ia tak melakukan apa-apa, kecuali ya ciuman panas tadi. Tapi kenapa pria s****n tampan di depannya ini mengatakan kalau mereka baru selesai b******a. “Caroline, dandani dia dan arahkan gaya fotonya.!!” Perintah Andres tak terelakanan. Rahang pria itu mengeras dengan tatapan mata yang tajam. Jika kalian pikir dengan Kayla berkata seperti itu Andreas akan tertawa, kalian salah. Sepertinya pria itu berubah pikiran. Baru saja Kayla melangkah mengikuti Caroline, Andreas kembali menahan geraknya. Dengan cepat dan secara tiba-tiba, Kayla ditarik paksa keluar oleh Andreas. Memberontak? Tentu saja ia memberontak. Tak pernah dalam hidupnya ia ditarik layaknya binatang seperti ini. “Kau mau bawa aku kemana? Lepas!!” teriak Kayla marah. Bahkan sampai membuat kru di ruangan menghentikan kegiatan mereka dan beralih menyaksikan adegan pertengkaran yang layaknya pasangan kekasih itu. Namun teriakan menggelegar dari Andreas berhasil membuat para karyawan itu pucat. “TAK ADA YANG MENYURUH KALIAN MENATAP KESINI, ATAU KALIAN AKU PECAT!!” Setelah berteriak kasar dan keras, Suara dentuman pintu langsung memekakkan telinga yang ada di dalam. “Kenapa pak boss?” tanya salah satu kru pria pada Caroline yang tentu saja ikut terkejut dan pucat. Tak pernah ia melihat Andreas semarah itu sebelumnya. ‘siapa perempuan itu?’—Batin Caroline bertanya. Caroline menggeleng menjawab pertanyan kru tersebut dan berjalan keluar mencari tahu yang sebenarnya terjadi. Sedangkan di ruang kerjanya, Andreas berhasil menarik Kayla ke dalam sana dan belum saja Kayla berteriak, bibirnya langsung dibungkam oleh Andreas dengan bibir tebal pria tersebut. Kayla mencoba memberontak dengan mendorong Andreas kuat namun tak bisa, Andreas justru menahan kepala Kayla kuat agar tak bisa kemana-mana. Kayla tak tinggal diam. Dengan sekuat tenaganya ia mencoba terus memberontak agar ciuman itu terlepas. Jujur bibirnya sudah kebas rasanya. Andreas melepaskan ciuman mereka namun tidak dengan kedua tangan pria itu yang memegang rahang Kayla kuat membuat Kayla mau tak mau harus menatap Andreas nyalang. “Apa maumu?” tanya Kayla sinis dan dingin. “Kau bertanya apa mauku? Hebat sekali kau.” Jawab Andreas tak kalah sinis. “Tentu saja aku bertanya. Kau membawaku ke perusahaan ini, lalu dengan seenak jidatmu memanggilku dalam keadaan perutku kosong belum makan dan sekarang kau memintaku menjadi pelacurmu?” “s**t!! b******k!! Siapa yang mengatakan kau akan jadi pelacurku?” “Kau!! Kau yang mengatakannya s****n. Kau bilang tadi pada sekretaris lapangan s****n mu itu kalau kau baru saja b******a denganku. Kapan kejantananmu memasukiku? Jaga bicaramu!!” geram Kayla penuh emosi. Bukannya marah, Andreas justru tertawa namun bukan tertawa renyah dan bahagia seperti yang kalian bayangkan. Melainkan tawa sinis dan menakutkan. Jangan berpikir Andreas akan marah dan memukul Kayla untuk melampiaskan emosinya. Oh ayolah. Andreas bukan tipe pria kemayu yang kalau marah main jambak dan pukul. Andreas bukan tipe pria yang mau menempelkan telapak tangannya pada pipi seorang wanita dengan sangat keras. Andreas lebih suka menghukum wanita yang lancang padanya dengan kepuasan. Contohnya seperti Caroline. Tentu saja Caroline sudah pernah mencicipi nikmatnya dihentak kuat olehnya. Dan jika dikatakan dekat, Andreas dan Caroline adalah mantan pacar. Namun itu dulu, tepat di saat Caroline meninggalkan Andreas demi pria lain. Mungkin sekarang tujuan Andreas mempekerjakan wanita itu semata-mata hanya untuk kepuasan, karena jika di tanya cinta? Ia sama sekali tak ada rasa dengan sekretaris lapangannya itu. Kembali ke Kayla. Andreas melembutkan tatapannya pada gadis itu. Sekuat tenaga ia mencoba menahan amarahnya dan berbicara lembut pada Kayla. Soal pelampiasannya nanti, ia akan membuat Caroline mengangkang  nikmat dibawahnya. Tentu saja setelah ini. Kayla tertegun melihat senyum lembut dari Andreas. Ia melihat sosok Andre di sana. Melihat Kayla yang sudah melunak, Andreas pun melepaskan genggamannya di rahang Kayla lalu membawa gadis itu duduk di sofa. “Kau mau apa?” tanya Kayla yang kembali sinis. “Jika aku katakan mauku, apa kau mau mewujudkannya?” Kayla menatap Andreas masih dengan tatapan tajam dan dinginnya. Dan tatapan Kayla yang seperti itu membuat Andreas menerka kalau Kayla ingin mendengar jawaban langsung darinya tanpa bertele-tele. “Kau. Kau yang ku mau.”    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD