"Mama ...." Qinara berlari ke pelukan Meisya yang sudah menunggu di teras rumahnya, di sebelahnya Samuel berdiri sambil menggendong Abraar. "Kalian dari mana? Mama udah nungguin loh dari tadi," ujar Meisya begitu melepaskan pelukannya dan Qinara beralih memeluk Samuel lalu memeluk dan menciumi Abraar. "Kami beli jajan sama mainan buat dedek Abraar dulu, Ma," jawab Qinara sambil mengajak Abraar bermain, bayi yang belum genap berusia satu tahun itu tertawa riang dalam gendongan sang ayah. "Hallo Qeila, sini sama Mama." Meisya mengambil alih Qeila dari gendongan Mbak Tini, batita yang wajahnya bagai fotokopi sang ayah itu tampak merindukan Meisya hingga bisa juga langsung memeluknya. "Mama ... mama ...," celoteh yang keluar dari bibir mungil itu membuat Meisya tertawa kecil. "Kalia