"....Bahkan jam dinding yang mati pun menunjukkan waktu yang benar 2 kali setiap harinya.", kata Yosi seraya menepuk versi dirinya yang lebih muda.
"Entah bagaimana caramu kemari, entah apa tujuan Tuhan mempertemukanmu dengan dirimu yang gagal ini. Aku harap, dari sudut pandang penyesalan masa-masa lampauku, kamu terus berkata, "Tuhan belum selesai denganku; aku pun masih belum melangkah".
Lanjutnya. Yosi yang lebih muda tersenyum. Lalu ia mengangkat tangan milik dirinya di masa depan, seraya mengepalnya dengan hangat,
"Hai, pak tua, lihat saja. Kamu hanya gambaran fana tentang aku di masa depan. Aku akan mengubah semuanya".