Brian tiba di rumah sederhananya. Kedatangan ayah satu orang anak itu disambut oleh sang istri dengan wajah penasaran. Ia menghela napas panjang sambil melangkah gontai masuk ke dalam rumah. "Gimana Mas? Kamu udah ketemu sama lelaki itu? Gimana hasilnya? Apa dia mengakui kejahatannya?" tanya Karen sambil mengambil tas dari tangan Brian. Brian mengendurkan dasi lalu duduk di sofa panjang rumahnya. "Sudah," jawabnya lesu. Ia kembali menghela napas kian panjang dan lesu. "Kok lesu gitu Mas? Kenapa? Apa yang terjadi? Apa dia ngga mengakui kesalahannya? Lalu bagaimana dengan Berlian?" Karen duduk di samping sang suami sambil memeluk tas tenteng yang dibawa Brian tadi. Brian menatap istrinya lekat sambil kembali menghela panjang. Ia mengusap keringat yang membasahi kening dengan lesu. "Kena