Bab 22

983 Words

“Kenapa harus aku yang bicara? Bukankah kak Laila yang menawarkan pekerjaan itu, jadi kakak yang harus bicara pada Mas Rendra bukan aku,” Sabrina menatap Laila dengan kesal, karena Laila memintanya bicara dengan Rendra soal pekerjaan yang batal dijanjikan. Laila hanya menghela nafas panjang, “Aku sudah bicara tadi siang, tapi sepertinya Mas Rendra pura-pura tidak mendengar.” “Mungkin dia sengaja, biar kak Laila tetap memperkerjakannya,” Sabrina mendengus kasar, “Itulah kalau sudah mengandalkan rasa kasihan, jadinya ya seperti itu.” “Jadi aku harus bagaimana?” tanya Laila terlihat bingung. “Kalau memang tidak sanggup, kak Laila bicara saja lagi sama Mas Rendra,” saran Sabrina kemudian lanjut bicara, “Dan mungkin besok harus kedengaran lebih tegas.” Laila terlihat berpikir sejenak dan k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD