Bab 3 Bantuan hangat

1041 Words
"Bukannya gadis ini adalah gadis yang tadi mengambil minumanku begitu saja?" ucap gerutu Davian disana, namun lelaki itu hanya melewatinya saja, meski ia tahu gadis itu tengah terisak-isak disana. Dan saat ia baru sampai didepan pintu toilet, terlihat diujung pojok ada dua sejoli yang memadu kasih. "Hais sampah! seperti tidak ada tempat lain aja!" ucap Davian disana dengan suara lirih dan hampir tertelan. Namun sebelum lelaki itu masuk kedalam toilet, sesaat terlintas pikiran jahatnya. "Baiklah, mungkin tuhan memberiku jalan lewat kamu! hemmmz kalau dilihat-lihat dari pakaiannya sih dia itu terlihat seperti gadis baik-baik. Pasti dia seorang karyawan salah satu perusahaan. Jadi pasti punya uang lah." Ucap Davian dalam hatinya, lalu ia memutuskan untuk berjongkok didepan gadis itu. "Hei...kamu mabuk ya? jangan tidur disini!" ucap Davian basa-basi. Terlihat gadis itu tengah mengangkat wajahnya disana. Sontak membuat Davian tersentak hingga jatuh kebelakang. Karena lelaki itu melihat semua maskara dan eyeliner yang dipakai gadis itu semua luntur. Matanya yang sembab karena air mata itu berubah hitam di semua sisinya. Persis seperti mata panda. "Apa kamu tahu orang tidur yang bentukannya seperti ini?" ucap Ica dengan isakannya, lalu menunduk kembali menyandarkan keningnya dikedua lutut yang sudah tertekuk sedari tadi. "Astaga! apa-apaan wanita ini! dimana saat semua gadis ingin terlihat sempurna didepan mataku, dia malah seperti ini?!" ucap dalam hati Davian saat itu. Lalu lelaki itu membantu Ica bangun dari duduknya. "Jangan berada disini, pindah! banyak yang lewat nanti." Ucap Davian dengan manisnya. Hingga terlihat gadis itu mengikuti apa yang Davian katakan. "Aku bantu usap maskara mu yang meluber ini ya!" ucap Davian yang lalu mengeluarkan sapu tangan dari kantong jasnya dan mengusap habis maskara yang meluber itu. Meskipun masih terlihat sedikit meninggalkan bekas kehitaman disana. Ica yang sedikit mabuk itu pun seketika tersadar atas perlakuan yang lelaki itu lakukan padanya, hingga ia teringat akan insiden tadi yang membuat dirinya ketakutan saat mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh dari seorang supit taksi. "Dasar lelaki m***m! apa yang mau kamu lakukan padaku?!" ucap Ica saat itu yang berusaha meronta dari pelukan Davian. "Eh...aku hanya membantumu! tidak lebih." Ucap Davian pada Ica. Dan terdengarlah pintu toilet itu terbuka, tanda ada seseorang yang baru keluar dari sana, dan samar-samar Ica melihat orang tersebut adalah kekasihnya dengan sahabat baiknya yang baru saja dari dalam toilet. "Sial! kenapa bisa hari ini hidupku sesial ini! aku tidak bisa sembunyi lagi." Ucap Ica disana yang sudah ketahuan saat itu oleh Diaz. "Sial! jangan sampai ketahuan kedua orang ini jika aku tidak mengenal wanita ini. Bisa-bisa aku diteriaki c***l, parahnya lagi aku tidak bisa bayar apa yang aku pesan tadi dengan teman-teman! dan yang sudah pasti, keluar dari tempat ini dengan keadaan telanjang plus bonyok semua karena dipukuli para penjaga bar." Ucap dalam hati Davian saat itu. Yang lalu tanpa pikir panjang langsung meraup wajah gadis yang ada didalam pelukannya dan langsung menciumnya dengan ciuman panas. Dimana saat itu Ica juga tidak bisa berontak karena ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat itu. "Apa lihat-lihat! cepat pergi sana!" ucap Davian pada Diaz dan juga Ria saat itu. Dan keduanya pun segera beranjak, berniat akan pergi dari sana. Namun Diaz langsung bisa mengenali sepatu yang Ica pakai saat itu, karena sepatu itu adalah pemberian darinya. "Tunggu!" ucap Diaz pada Ria. Lalu lelaki itu berbalik kembali kearah Davian dan Ica disana. "Ada apa lagi? ada yang ketinggalan?" ucap Davian disana yang terkesan ketus dan tidak bersahabat. Dan benar saja, Diaz terperanjat saat melihat wajah gadis yang sangat ia kenali itu. "Ka...kalian ngapain disini?" tanya Diaz pada keduanya. "Ngapain lagi selain mojok! bukannya kalian juga sama? kami lihat tadi malah kalian lagi intehoy didalam sana!" ucap Davian saat itu yang mampu membuat Diaz terperanjat ditempatnya. "Ka...kalian melihat kita didalam tadi?" ucap Diaz dengan nada suara terbata-bata saat itu. "Ya...kami melihatnya...makanya jangan ganggu kami kalau kalian sudah selesai, sana cepat pergi!" ucap Davian pada lelaki itu. "Kamu siapanya dia?" tanya Diaz yang penasaran dan ingin tahu. "Jelas kekasihnya lah! siapa lagi coba!" ucap Davian lagi yang menegaskan. Dan saat itu Diaz jelas melihat senyum kemenangan dari bibir Ica disana. "Oh! oke, baiklah...!" ucap Diaz dengan d**a sesak dan hampir meledak saat itu. "Ada apa sih beb? katanya mau langsung balik?" tanya Ria saat gadis itu tengah menunggu beberapa saat diujung lorong. Gadis itu lalu menggandeng lengan tangan Diaz dan akan mengajaknya pergi. Namun seketika itu pula Diaz mengibaskan nya. Seolah lelaki itu sangat marah karena tahu Ica tengah selingkuh juga dibelakangnya. Padahal seingat Diaz, ia tidak pernah mau melakukan hal yang merugikannya meskipun hanya sekedar menyentuh area terlarang. Keduanya pacaran hanya sebatas ciuman dan kencan saja. itu pun lebih sering untuk jalan makan dan menonton di bioskop. "b******k!" umpat Diaz disana, lalu pergi begitu saja dari hadapan ketiganya. Diaz meninggalkan Ria begitu saja disana. "Tunggu beb!" teriak Ria pada lelakinya. Namun tidak dihiraukan oleh Diaz. "Akh...leganya!" ucap Davian saat itu. Namun ia malah melihat gadis dalam pelukannya itu menangis sendu bukan main disana. Bahkan tubuhnya lemas saat itu tidak bertenaga. "Hei! aku hanya mencium mu! kenapa tangisanmu itu seolah aku sudah mengambil kesucian mu woi!" ucap Davian pada gadis itu. "Akh...kamu tahu...lelaki itu adalah kekasihku! dan wanita tadi adalah sahabat baikku sejak kami duduk di bangku SMA." Ucap Ica yang seketika membuat Davian tersentak kaget bukan main. Lelaki itu melongo karena tidak tahu permasalahan ketiganya sejak awal. "Jadi...mereka selingkuh di belakang kamu?" tanya Davian pada Ica. Dan gadis itu lalu mengangguk sebagai jawabannya. "Gila! jadi aku barusan masuk kedalam permasalahan yang rumit dan tidak aku ketahui?" ucap Davian lagi saat itu. "Sial!" ucap umpatan lelaki itu tiba-tiba karena baru menyadarinya. "b******k memang lelaki seperti itu. Akh sudahlah...yang penting sekarang pinjami aku kartu kamu, aku butuh bayar minuman dan makanan yang aku pesan tadi, kamu juga ikut minum loh tadi." Ucap Davian pada gadis itu. Karena memang misi utamanya adalah meminjam uang dari gadis itu. Davian tidak bermaksud membohongi ataupun menipu. Karena Davian berniat mengembalikannya setelah ia sampai dirumah dan meminta uang pada keluarganya nanti. Ica pun saat itu tidak punya pikiran macam-macam. Karena gadis itu tahu jika lelaki didepannya itu tadi sudah menolongnya, makanya ia pun mau mengeluarkan kartunya untuk Davian. Usai menggesek kartu itu dibagian kasir. Davian langsung memberikan kembali kartu itu pada Ica. Tidak lupa lelaki itu meninggalkan secarik kertas yang bertuliskan nomor ponselnya disana.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD