3. Harus Segera

978 Words
Yoshi terus saja tersenyum sambil berjalan menuju gedung praktikum kedokteran. Dia lagi bahagia aja. Gak nyangka kalo dia bisa kenalan langsung sama cewek yang beberapa kali memang sudah sering diperhatikannya meski dari seberang gedung. Tanpa diketahui siapa pun Yoshi sering duduk di balkon gedung kedokteran lantai tiga padahal ruang kuliahnya itu ada di lantai 4. Ternyata itu penyebabnya, cewek yang gak dia tahu namanya. Dia pikir namanya Asyifa, tapi ternyata Anita. Dua tahun berturut-turut mereka dilibatkan dalam pembuatan jurnal kampus. Mereka termasuk mahasiswa berprestasi yang akan mengisi halaman-halaman jurnal kampus. Saat itu ada yang memanggil nama "Asyifa" dan dia waktu itu juga ikut menoleh kearah si pemanggil jadilah Yoshi pikir namanya Asyifa. Tapi gak apa sekarang dia tahu kalo namanya Anita. Yoshi sering duduk di balkon lantai tiga karena balkonya menghadap langsung ke gedung keperawatan dan kebidanan. beda sama balkon lantai empat dan lima yang menghadap gedung Fakultas kependidikan. Dari sanalah Yoshi sering melihat cewek Hitam manis itu sedang ngobrol, bercanda, bahkan kejar-kejaran sama temen-temennya. Gak tahu juga kenapa dia suka melihat tingkah laku cewek itu. Cara dia berjalan, cara dia tertawa, cara dia duduk atau yang lagi berlarian. Memang gak kedengaran sih apa yang mereka omongin tapi kan kelihatan dari gerak-gerik mereka. Kebanyakan cowok tuh sukanya melihat cewek yang kulitnya putih, wajahnya glowing dan cantik kayak artis-artis di tv. Tapi ini Anita gitu yang kulitnya kecoklatan, sawo matang lah kalo kita menyebutnya. Tapi memang kelihatan banget kalo dia itu cantik dan manis. Apalagi kalo sudah berjalan dengan tenang kelihatan banget kalo dia itu anggun pake banget. Yoshi kadang juga tidak habis pikir kenapa dia ketagihan buat duduk di balkon itu dan terus melihat keseberang gedung itu. Itu seperti obat pemenangnya dari segala kesibukan kuliah di kedokteran. Seperti infus yang bisa membuatnya segar kembali saat dehidrasi. Seperti memutar film komedi yang menghilangkan kejenuhannya. Seminggu lagi Yoshi berangkat ke Rumah Sakit tempat dia dan temannya yang lain melakukan praktek coas dokter. Jadi seminggu lagi dia tidak akan datang kekampus ini lagi. Dan ajaibnya hari ini dia berkenalan dengan cewek yang sering dia lihat dari kejauhan saja. Anita...Anita...dia menyebut nama itu berkali kali seolah menegaskan diotaknya sambil terus mengingat setiap sudut wajahnya. Jangan sampai dia salah mengingat lagi. *** Yoshi sudah keluar dari kelasnya. Dia sudah menyelesaikan ujian tulisnya, tinggal besok ujian praktikum koas. Yoshi harus belajar malam ini dan menonton video prosedur penanganan pasien. Yoshi melihat buku Biokimia yang dipinjamnya kemarin. Dia membaca buku itu. Tapi yang ada dipikirannya bukan isi buku itu malah wajah bengong Anita yang bersarang di otaknya sekarang. Senyum sendiri kan jadinya. Tulisan itu sudah berubah menjadi wajah manis Anita. Tanpa sadar Yoshi mengusap usap halaman buku itu. seakan yang diusap itu wajah Anita. Sabtu depan dia sudah berangkat ke Semarang untuk praktek profesi. Dan itu berarti dia tidak akan punya kesempatan untuk mendekat pada Anita. Kalo ditunda sampai dia kembali dari koas mungkin saat itu dia sudah kehilangan kesempatan. Mungkin saja Anita sudah punya kekasih hati. Memikirkan hal ini Yoshi langsung menulis sesuatu di kertas kecil lalu memasukkannya di amplop kecil warna kuning. lalu dia bergegas menuju gedung seberang sana. Sampai di gedung keperawatan Yoshi mengamati mahasiswa yang baru keluar dari ruangan itu.Namun dia belum menemukan Anita. Dia yakin tadi belum melihat Anita keluar dari ruangan itu. Yoshi melihat beberapa mahasiswi keluar dari pintu, sepertinya mereka sudah yang paling akhir keluar. Dia mengamati mereka tapi sepertinya Anita juga tidak ada diantara mereka. Dia berjalan mendekat kearah pintu ingin memastikan ruangan itu masih ada orang atau tidak. Yoshi berada ditengah pintu dia mengamati kelas itu. Sepertinya sudah tidak ada orang. Apa dia melewatkannya? Apa dia sudah kehilangan momen untuk bertemu Anita lagi? Yoshi sudah berbalik dan hampir pergi dari sana tapi tiba-tiba ada yang memanggilnya. "Kak Yoshi! Iya kan? kak Yoshi kan?" Cewek yang memanggil dia, tapi bukan Anita. Siapa sih cewek ini? kayaknya belum kenal juga. "Iya aku Yoshi. Kamu siapa ya?" tanya Yoshi balik. "oh...saya kira salah orang. Saya Mirna kak. Kakak disini mau apa?" dengan agak gagap Yoshi menjawab. "Oh..itu saya nyari orang. tapi gak ketemu mungkin sudah pulang." Yoshi sampai salah tingkah. " Siapa yang kakak cari? Ada dikelas ini? anak perawat apa bidan?" tanya Mirna lagi sangat antusias. "Kayaknya perawat deh, soalnya saya sering lihat dia masuk kelas ini." "Kakak tahu namanya?" " Kalau gak kliru Anita namanya" Yoshi menekan bibirnya dia merasa sedikit malu karena ketahuan mencari cewek disini. "Oh...Anita..Klo dia sih ada diruang dosen. Biasalah anak pinter banyak dicari sama dosen." Jelas Mirna ke Yoshi. "Oh..gitu ya. Ruang dosennya ada dimana?" "Sebelah sini kak." Mirna menunjuk kesisi sebelah kanan ruang kuliah itu. Yoshi tersenyum lalu mengucapkan terimakasih. Yoshi menuju tempat yang ditunjuk Mirna. Tidak sampai masuk kedalam tapi lebih memilih menunggu diluar. Saat akan menyandarkan tubuhnya ditembok balkon dia melihat ternyata Mirna ada dibelakangnya. Ngapain Mirna mengikutinya? tanyanya dalam hati. Tapi ya sudahlah mungkin aja dia ada perlu sama dosennya. Eh..tapi tunggu dia juga ikut menyandar di tembok. Mau apa sih dia? Pikir Yoshi. Tapi tampaknya Mirna tahu apa yang dipikirkan Yoshi. "Saya juga lagi nunggu Anita kak. Jangan salah sangka ya. Saya nggak ngintikin kakak kok." Kata Mirna sambil tersenyum agak mengejek gimana gitu. "Oo...kamu temen deket sama Anita ya?" tanya Yoshi antusias. " Temen satu kosan tepatnya" jawab Mirna." Tapi ada yang penting ya, sampai kakak nungguin Anita? kayaknya agak lama tuh Anitanya didalam." lanjut Mirna lagi. " Oo..." kok O lagi sih jawabanya? "Oh ya kamu tadi bilang kalo kamu satu kos sama Anita. Kalo gitu boleh gak aku minta alamat kos kamu?" Mirna sebenarnya agak ragu tapi akhirnya menjawab juga. "Em..belakang kampus kak jalan mawar nomer 7" " Jalan mawar nomer 7" Yoshi mengulang jawaban Mirna. "Oh ya aku permisi dulu ya...dan trimakasih" Yoshi tidak menunggu Mirna menjawab, dia langsung berbalik. *** minta saran dan kritiknya ya...aku butuh banget nih sarannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD