Auris yang awalnya sangat kebingungan memilih untuk jalan kaki terlebih dahulu. Ini adalah kali pertama dirinya jalan kaki sepulang sekolah, biasanya ada Pak Ujang supir di rumah Papanya yang menjemput dan mengantar ia sekolah. Kadang Auris berpikir apa Papanya tidak kangen dengannya? Apa sebegitu marahnya Papanya karena ia menikah bukan dengan orang pilihannya? Entahlah Auris berharap Papanya datang dan memeluknya. "Cewek." Auris melihat sekelilingnya, tapi tidak ada orang lain yang ada di sekitarnya. Auris mengangkat kepalanya melihat ke arah suara yang memanggil. Oh, rupanya Abang bangunan yang memanggilnya. "Iya cewek bukan cowok. Kenapa Bang?" Tanya Auria yang risih sebenarnya di panggil-panggil seperti itu. "Cantik banget sih." Sambung Abang bangunan yang tadi memanggilnya, Aba