“Cepat, Bue! Kita lihat ambulansnya!” Sukat masih dengan santainya menyesap udud yang menghiasi mulutnya, ketika pria berkulit hitam itu membuka pintu yang masih terus saja dihiasi gedoran. Gedoran yang terdengar keras sekaligus tak sabar, tepatnya. “Ssssssttt!” Entah apa yang terjadi ketika Sukat menoleh ke depan. Ada serbuk putih yang disemprotkan ke wajahnya melalui tabung cukup besar berwarna merah tersebut, oleh seorang pria. “Pae … Pae! Itu kok kayak ada yang kedip-kedip di atas, di langit-langit atas meja Pae udud. Dan sepertinya, bunyi ambulansnya juga dari situ!” sergah Sumi yang sudah mengenakan daster secara asal, lengkap dengan sebuah handuk yang membungkus kepalanya, apalagi tadi, biar bagaimanapun, Sumi sedang keramas dan belum sepenuhnya tuntas. Masih ada busa di kepala wa