Rina mengepal takut dan menatap tajam Fina tak ubahnya Rafael yang sudah melakukan hal serupa. Kedua orang itu takut, Fina yang masih menatap Jina dengan mata yang berkaca-kaca bahkan sesekali butiran bening mengalir dari ujung matanya, justru melakukan kesalahan fatal. Fina mau-maunya saja menuruti permintaan gila Jina dan mau-maunya saja membagi Rafael. Fina sungguh terperdaya dan melakukan semua itu! “Baik!” Fina mengangguk-angguk beberapa kali. Sebuah kenyataan yang langsung membuat d**a Rina dan Rafael seolah amblas dalam waktu yang bersamaan. Seolah-olah, ada benda tak kasat mata yang membobol d**a mereka. Lain halnya dengan Jina yang menjadi seolah merasakan angin segar. Jina tersenyum puas dan nyaris beranjak dari simpuhannya. “Makasih banyak, Fin! Kamu memang wanita yang sanga