PART 5

1372 Words
*** ~ "Bersikap sopanlah, Kayla Angelina Smith. Jika kau tidak ingin kehilangan satu-satunya pekerjaanmu,." ucap Marchell memperingati Kayla. Marchell menyeringai saat melihat Kayal menghentikan langkah kakinya. Wanita itu pasti takut dengan gertakannya, pikir Marchell. Dan benar saja, wanita itu sangat takut, seketika Kayla menegang kaku. Sejenak wanita itu memejamkan kuat kedua matanya. Ia mencoba untuk menetralkan derus nafasnya yang mulai memburu. Kayla emosi. Sekarang dia paham. Berkas yang dia bawa barusan memang bukanlah berkas yang penting untuk Marchell. Daren, selaku Boss-nya adalah sahabat pria itu. Tanpa harus dipertanyakan lagi, Kayla tentu paham jika semua itu sudah direncanakan. Berkas tersebut hanyalah sebuah alasan agar dirinya datang menemui pria itu. Ya Tuhan, kenapa Daren bisa setega itu dengannya. Dengan perlahan Kayla memutar tubuhnya, menatap kearah pria yang saat ini nampak melangkah semakin dekat. Kayla mendongak, ia memberanikan diri menatap manik yang dulunya selalu menatapnya penuh cinta. "Apa saya melakukan kesalahan,." tanya Kayla dengan suara sedikit tercekat. "Jika iya, saya benar-benar minta maaf, Tuan Alexander's,." Ucapnya. Ia memilih untuk terus merendahkan dirinya agar ia bisa segera pergi dari sana. Bahkan wanita itu sungguh sangat gugup sekali ketika mendapati jika dirinya dan Marchell yang hampir tak berjarak. Bahkan ia dapat merasakan deru nafas pria itu menerpa kulit wajahnya. Sedangkan Marchell, emosi dalam diri pria itu mulai hinggap. Ia geram karena mendapati Kalyla dengan sikap angkuhnya. Wanita itu bersikap seakan tak pernah mengenal dirinya sebelum ini. Wanita itu bersikap seakan tak pernah melakukan kesalahan apapun di masa lalu. Marchell ingin sekali melumat kasar bibir sexy itu, menelanjangi lalu menghujam kuat tanpa ampun sehingga membuat Kayla memohon untuk menyudahi. Namun, untuk saat ini Marchell tentu tidak dapat bertindak demikian. Marchell ingin jika wanita itulah yang akan datang untuk memohon kepadanya. Marchell ingin jika Kayla lah yang datang berserah diri kepadanya. Ia yakin, jika tidak akan lama lagi wanita itu akan segera menjadi miliknya. Lebih tepatnya menjadi wanita pemuas nafsunya. Dia akan memberitahu kepada Kayla akan bagaimana rasanya dicampakan. Marchell akan melakukan hal itu terhadapnya. Ketika ia merasa sudah puas menjamah tubuh sexy itu, maka Marchell akan segera melemparnya layaknya sampah. Setelah beberapa saat sibuk dengan geraman tertahan dalam hatinya, Marchell mulai membuka suaranya yang semakin membuat Kayla terlihat gugup sekaligus terkejut. "Kembalilah pada ku, Kay,." "Kembali pada, maka kau akan mendapatkan apapun yang kau inginkan,." ujar Marchell tanpa dosa. Kayla tertegun. Dadanya sesak, bahkan kedua matanya mulai memerah. Namun sebisa mungkin dirinya bersikap biasa saja atas kalimat pria itu barusan. Kayla bukan wanita bodoh, ia paham akan kalimat penuh makna dari pria itu. Marchell kembali merendahkan harga dirinya. Kayla berusaha membuka suaranya. “Ternyata, waktu lima tahun tidak cukup untukmu, Marchell. Hari ini, Tuhan kembali mempertemukanku dengan seorang Marchell lima tahun yang lalu,.” ucap Kayla penuh makna, sedangkan Marchell, pria itu sedikit memicingkan matanya. "Dan maaf, untuk permintaanmu, aku tidak bisa. Karena aku bukan wanita seperti itu,." Jawab Kayla dengan menatap dalam manik pria itu. Sedangkan Marchell, ia menyeringai saat mendengar jawaban sarkas dari bibir Kayla barusana. Hah, dia sungguh tidak sabar melihat Kayla yang akan bertekuk lutut terhadapnya. Marchell akan pastikan jika suatu saat nanti Kayla akan memohon kepadanya. Wanita itu tidak akan sanggup bersikap angkuh seperti sekarang terhadapnya suatu saat nanti. Marchell punya cara sendiri supaya Kayla tidak akan punya pilihan lain, selain memilih bersamanya. "Kalau begitu, aku permisi,." Marchell mencekal tangannya. Kayla kembali menatap. “Maaf sudah menyinggung perasaanmu, Nona Smith,.” "Jack yang akan mengurusmu untuk kembali ke tempatmu bekerja,." Ucap Marchell. Kayla bergeming, namun sesegera mungkin ia melepas diri dari cekalan tangan pria itu. Tanpa kata apapun, Kayla melangkah dan benar-benar keluar dari ruangan Marchell. 'Kau sungguh sombong sekali, Kay. Kita lihat sampai dimana kau akan bertahan dengan sikap angkuhmu,.' 'Ketika kau kembali, aku akan pastikan jika hidupmu akan seperti di neraka,.' 'Aku tidak akan pernah melupakannya, Kay. Aku yang telah menjagamu, tapi kau lebih memilih untuk dinikmati banyak pria. Kau benar-benar murahan. Dan saat ini aku muak dengan semua sikap angkuhmu. Kau sungguh munafik sekali,.' ‘Penyesalan terbesarku lima tahun yang lalu, adalah melepaskan mu begitu saja. Tapi, saat ini takdir kembali mempertemukanku denganmu dan aku tidak akan pernah menyia-nyiakannya,.’ Pria itu terus bergumam dalam hati. Marchell menatap tajam kearah pintu yang baru saja tertutup setelah kepergian Kayla. Marchell sungguh membenci situasi seperti ini. Ia membenci situasi yang membuatnya tak bisa bergerak bebas. Keinginannya, hanya ingin menyiksa Kayla dibawah kungkungannya. Tak peduli sudah berapa banyak wanita itu dinikmati dan dijamah oleh pria lain. Ia hanya ingin merasakan Kayla-nya. Hanya itu. . … Kayla keluar dari ruangan itu dengan perasaan hancur. Setelah sekian lama tidak bertemu, pria itu tetap sama. Pria itu tetap menganggapnya sebagai jalang, w************n. Tapi, biarlah seperti ini. Kayla tak ingin lagi mengelak atau pun berusaha menjelaskan. Mereka sudah selesai, ia sudah tak memiliki urusan apapun dengan pria itu. Terserahnya saja akan seperti apa pandangannya, Kayla sudah tak peduli. Hidupnya hancur, dia hidup seorang diri dengan berbagai macam masalah menerpanya dan ia tidak berniat untuk kembali menyiksa diri dengan kembali berurusan dengan Marchell. "Nona Kay,." sapa Jack tiba-tiba yang berhasil mengejutkan Kayla. "Hah,.! Jack, kau mengejutkan ku,." Sarkas Kayla tanpa sadar ia memanggil pria itu seperti dimasa lalu. Jack senang mendengarnya. "Ah, maafkan saya, Nona,." Ujar Jack tak enak hati. "Apa anda sudah selesai,.?" tanyanya kembali. Kayla mengangguk. "Baiklah. Mari, saya sudah menyiapkan sopir untuk anda, Nona,." kata Jack memberitahu. "Tidak perlu, Jack. Aku bisa naik kendaraan umum saja,." Tolak Kayla. Jack tak ingin menyerah. "Itu artinya, saya harus menerima hukumannya, Nona,." Kayla mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu,.?" Tanya Kayla sedikit bingung. "Tuan Marchell berpesan kepada saya. Jika anda menolak, maka dia aka_,." "Menurutlah Kay. Atau kau ingin melihat Jack menjadi mayat,.?" suara bariton itu kembali mengejutkannya. Kayla menoleh dan ia tertegun. Ia mendapati Marchell yang berdiri tanpa dosa disana. Pria itu berdiri angkuh dengan wajah menyebalkannya. "Baiklah, Jack. Aku akan pulang bersama sopir yang sudah kau siapkan. Jangan sampai pria gila itu mencabut nyawamu,." Ujar Kayla kesal lalu melangkah. Jack melotot tak percaya akan ucapan Kayla barusan. Sedangkan pria yang dikatain gila oleh Kayla itu malah terkekeh, lalu menyeringai licik disana. Menatap Kayla yang melangkah pergi semakin jauh. 'Menggemaskan,.' 'Haaahh sepertinya, suara desahanmu akan jauh lebih indah, Baby,.' 'Sexy' … Kini Kayla sudah duduk nyaman didalam mobil mewah salah satu milik Marchell. Kayla menurut dan akhirnya sopir disana yang mengantarnya kembali ke kantornya. Sesekali, Kayla mengusap lelehan air matanya. Wanita itu menangis. Menangisi takdirnya yang harus kembali bertemu dengan pria itu. 'Ya Tuhan. Aku sudah cukup menderita, tapi Engkau malah mengirimnya kembali bertemu denganku,.' Batin Kayla nelangsa. . … Rumah Kayla,. Malam hari,. Kayla terlihat tampak segar setelah membersihkan tubuhnya. Ia baru saja selesai mandi meski saat ini jam sudah menunjukkan pukul 08.37 malam. Hari ini sungguh adalah hari yang sangat melelahkan untuknya. Setelah ia kembali dari perusahaan Marchell, Kayla melanjutkan pekerjaannya seperti biasanya dan ia pun tetap bersikap biasa saja kepada Daren. Meskipun pria itu bertanya kepadanya, apa saja yang dikatakan Marchell, namun Kayla tidak mungkin menumpahkan rasa kesalnya kepada pria itu karena sudah sengaja menjebaknya untuk bertemu dengan Marchell. Kayla hanya menjawab jika semuanya baik-baik saja. Ia juga memberitahu jika berkas yang sebenarnya tidak penting itu sudah aman ditangan Marchell. Dan ketika Kayla mengatakan itu kepada Daren, raut wajah pria itu seketika pias. Sepertinya Daren menyadari jika dirinya saat itu tidak baik-baik saja. Namun Kayla enggan memperpanjang dan membiarkannya begitu saja. Kayla pun kembali bekerja seperti sediakala. Dan saat ia sudah waktunya pulang, sang sahabat, Mesla kembali mengajaknya untuk berbelanja. Sebenarnya Kayla ingin sekali menolak, namun ia tidak tega. Karena Melsa merengek memintanya untuk menemani wanita itu sebentar saja kesalah satu pusat perbelanjaan karena Melsa ingin membeli sesuatu yang penting katanya. Dan mau tidak mau, Kayla pun ikut dan mereka berakhir sampai malam disana. ... Lagi-lagi, Kayla menghela nafas. Wanita itu sudah berbaring nyaman di atas kasur tipisnya. Ia merasa seluruh tubuh pegal sekali. Namun bukan itu yang membuatnya terus menghela nafas. Tapi, pertemuannya hari ini dengan Marchell seakan kembali membuka luka lama dihatinya. Dia kembali menangis saat tahu jika pandangan pria itu terhadapnya ternyata masih sama. Marchell masih menganggapnya seorang p*****r, dan itu sakit sekali rasanya. Dadanya seketika sesak saat kembali mengingat masa lalu. Dimana dirinya yang hampir menjadi seorang pengantin wanita yang sangat cantik sekali namun harus gagal karena campur tangan seseorang. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD