Bagian 9

1033 Words
"Jadi sekarang menurutmu aku harus bagaimana mas?" "Mari tinggal bersama kami dirumah ini, bersama anak anak kita seperti dulu lagi. Kita akan hidup bahagia bersama sama, Mas, kamu, Alina dan kedua putri kita." APA..!!! aku tidak habis pikir dengan lelaki ini **** Bagaimamana bisa dia ingin menyatukan aku hidup bersama dengan wanita selingkuhannya ini. "Haha... apa kau masih waras mas " "Stella,,, buang egomu. ini demi kebaikan mu dan juga kebaikan Karina. Setelah rumah nanti disita, kalian mau tinggal dimana lagi. Lagian Alina setuju dengan hal ini bahkan hidup bersama sama ini ide dari dia. Percayalah, dia perempuan baik, coba kau buka hati untuknya, anggap dia adikmu seperti dia menganggapmu kakaknya sendiri" "APA ???" ternyata perempuan jalang ini sangat pandai berekting juga ternyata. Disamping mas Santon dia bersikap seolah olah jadi perempuan yang mulia, cuihh.... "Kenapa Stella, lagian kamu tidak punya pilihan sekarang, pikirkan Karina. Kamu bukan perempuan yang memiliki pekerjaan sekarang. Bagaimana caranya kamu menyediakan tempat tinggal yang layak untuknya jika kamu tidak disampingku" lelaki bodoh itu mencoba meyakinkan ku. "Aku menyesal telah pernah hidup bersama mu mas, aku beru tau ternyata selama ini aku telah menika dengan lelaki bodoh sepertimu" "Apa maksudmu Stella bicara seperti itu" Dia tidak rela aku mengatakan dia lelaki bodoh.. padahal nyatanya memang begitu. "Aku tidak akan pernah setuju dengan rencana konyol ini. Aku tau, Gundikmu ini hanya akan membunuhku pelan pelan jika aku mau hidup bersama dengan kalian dan aku tidak mau itu terjadi karena aku masih punya Karina yang harus aku perjuangkan" "Apa maksudmu bicara seperti itu, kau jangan selalu berfikir negatif pada Alina, tolonglah percaya padanya, dia benar benar tulus ingin memberi jalan keluar padamu saat ini, dia merasa kasihan jika melihat kamu dan Karina kesusahan, dia bisa mengerti karena dia juga seorang ibu." Ohh Tuhan, sepertinya lelaki ini begitu cinta pada wanita bernama Alina ini. Karena itu dia sama sekali tidak bisa menyadari sifat asli wanita itu, ataukah memang w***********g ini yang terlalu pintar bersandiwara, entahlah... Kupandangi lagi Alina siperempuan penggoda itu, dia senyum bahagia karena dipuja puji oleh suami bodohnya itu, haha.. sangat menjijikkan. "Dengar mas, sampai kapan pun aku tidak Sudi seatap dengan para s****h seperti kalian. Tadi mas bilang apa? kemarin perempuan jalang ini menemuiku ingin bicara baik baik ? hahaha..... apa kau yakin mas dia menemuiku secara baik baik, sekarang tanyakan pada gundikmu ini, siapa yang melakukan p*********n duluan. Aku atau dia" Mas Santon menatap perempuan itu seolah ingin menanyakan kembali kebenaran kejadian kemarin. Yang ditatap hanya membulatkan matanya "Kenapa mas menatapku seperti itu, jangan mudah terprovokasi sayang, tentu saja mba Stella yang menyerangku duluan, aku hanya datang ingin berkenalan dengannya" Perempuan murahan itu mencoba meyakinkan suaminya, pintar sekali. Sepertinya berbohong sudah hal yang biasa baginya. "Iya betul, mas Santon memang sangat mudah terprovokasi, diprovokasi olehmu. Kau mau jujur atau aku saja yang menunjukkan buktinya pada suami bodohmu ini?" balasku yang membuat dia semakin gelagapan "Bukti apa,, mba jika mba tidak suka denganku, setidaknya jangan memfitnahku seperti ini pada suamiku" Dia terlihat mengeluarkan air matanya, ektingnya semakin sempurna saja. "Sudah Stella, kamu jangan selalu menekan Alina" "Menekan Alina katamu mas, aku mengatakan kebenaran. Aku tanya padamu, 11 tahun pernikahan kita apa aku pernah membohongimu?" Kurogoh ponselku, kutunjukkan padanya tampilan cctv dirumahku. Yaa, rumahku memang kulengkapi dengar cctv sejak dulu. Karena dulu kami pernah kemalingan, perhiasan dan uang tunai raib semua dari kamarku saat kami pergi liburan selama satu Minggu. Sejak saat itu aku tidak mau kecolongan lagi, aku memasang cctv di tiap ruangan. Kuperlihatkan rekaman itu pada mas Santon. Mata Alina membulat sempurna, mungkin dia tidak menyangka aku punya rekaman ini. "Mas,, maafkan aku mas. aku memang menyerang mba Stella duluan karena sejak awal dia selalu mengatakan hal yang membuatku sakit hati mas, maafkan aku. huhu..." Dia berlutut disamping suaminya sambil menangis sesegukan, haduhh... "Iya sayang, mas mengerti. sudah duduklah disini jangan merasa bersalah begitu" Ucapan laki laki ini sungguh membuat bola mataku ingin melompat keluar. "Jadi mas sudah tau sekarang. Bukan aku yang bohong, tapi perempuan murahan ini" tegasku "Stella cukup, aku minta maaf karena Alina yang melakukan k*******n lebih dulu. Tapi mas tau dia melakukannya karena kau yang memancingnya. Kau mengatakan hal hal yang menyakitinya. Stella sudahlah, akhiri permasalahan ini, mari kita memulai segalanya dari awal. Kita bisa hidup bersama lagi" Masih saja dia menawarkan ide gilanya itu. Sangat disayangkan rekaman cctv itu tidak memperdengarkan suara. "TIDAK !!! aku tidak akan pernah setuju dengan ide gila kalian. Aku akan pergi, kuikhlaskan segala yang kalian rebut dariku. mungkin saja itu jadi jaminan kalian masuk neraka kelak" Kulihat mulut keduanya menganga mendengar kata kataku. "Kau ternyata wanita yang sangat keras kepala Stella, ada apa denganmu, kenapa kau berubah seperti ini. Mas tidak mengenalimu lagi" Wow, apa lelaki ini perlu diketuk kepalanya biar dia sedikit sadar diri "Kau bertanya ada apa denganku mas, kau masih bisa bertanya seperti itu ? iya aku sudah berubah, berubah menjadi monster, ITU SEMUA KARENAMU, KAU YANG MEMBUATKU BERUBAH SEPERTI ORANG GILA ...!!!!!!" Aku berteriak tepat didepan wajahnya. Teriakanku sedikit mengurangi sesak didada ini. "Jadi sekarang apa maumu Stella, ayo bicaralah" "Berikan aku uang yang setara dengan harga jual rumahku, kalau tidak aku akan melaporkanmu kepolisi." "Apa ??? enak sekali mba bicara seperti itu" "Aku tidak bicara padamu berempuan jalang" "Haaa..!!!" Perempuan itu langsung terdiam saat suaminya memberi tatapan padanya. "Baiklah, mas akan memberimu uang, tapi dengan syarat" "Apa ?" "Karina harus tinggal bersama kami disini, dan kamu terserah mau dimana, jika mau ikut bersama kami disini boleh, jika tidak mau boleh. Terserah kamu saja" Lagi lagi hal bodoh yang dia bicarakan. "Bagaimana bisa kamu mau memisahkan aku dengan putriku. Siapa yang akan mengurusnya nanti. Kau tega menjauhkan seorang anak dengan ibunya." "Stella,, dia juga punya ibu disini, Alina akan mengurusnya dengan baik. Dulu Alina juga pernah mengalami hal semacam itu, dia berpisah dengan Rianti dan dia bisa melewati hari hari itu. "Jangan kau samakan aku dengannya mas, bahkan seujung kuku pun dia tidak ada apa apnya denganku. Bahkan dia tidak pantas diberi gelar seorang ibu, dia rela berpisah jauh dengan bayinya hanya demi bisa hidup bebas kesana kemari lagi." "Terserah kamu mau berpikir seperti apa Stella, yang pasti hanya ada dua pilihan itu yang ada untukmu sekarang, uangmu atau Karina..." Apa apaan ini.....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD