Suami Dengan Dua Isteri

1185 Words
*** Selamat Membaca Jangan Lupa Dukungannya *** " Bagaimana aku bisa membatalkan pernikahan ini tuan, nanti aku di suruh ganti berkali-kali lipat, bukan kah itu sudah dalam perjanjian. Huuuh. " Dalam hati Naya, gelisah. Zio sebenarnya paham dengan situasi yang di hadapi Naya, tapi dia tidak mau ambil pusing. Toh ini bukan urusan nya, pikir Zio. Setelah makan malam Zio mengantarkan Naya pulang sampai ke rumah nya. Karena di rumah sakit ada ibu dan Nayla kakak nya, yang menjaga ayah nya. Sehingga, Naya sengaja meminta Zio untuk mengantarkan nya ke rumah saja. Di sepanjang perjalanan mereka hening tak berkata - kata. Akhirnya mereka sampai di rumah Naya. " Terimakasih kasih tuan. " Naya membungkukkan tubuhnya sedikit sebagai tanda hormat. " Hemmm. " Hanya itu jawaban dari Zio, Setelah itu Zio segera masuk kembali ke mobilnya dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. ~~~~~~~ Di dalam Rumah Naya memasuki kamarnya, lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dia menutup matanya dan memikirkan semuanya yang telah terjadi. " Apa aku memang berjodoh dengan pak tua itu. Heh, apa? Kenapa aku bilang pak tua! Meski tua dia itu ganteng dan keren, badan nya juga wangi. Hah, kenapa juga aku jadi mikirin dia. " Seulas senyuman terbit di bibirnya yang merah muda. Nayla mengingat Pertemuan pertamanya yang tanpa sengaja itu dan sekarang dia akan menjadi suaminya, meski suami kontrak dan hanya nikah siri saja. Tanpa terasa akhirya Naya tertidur pulas dengan masih mengenakan pakaian nya tadi. ~~~~~~~~~~ Zio Kini Zio sudah sampai di rumah nya, tepatnya rumah orang tua nya. Ibu nya sedang duduk di teras, karena tak sabar menanti kedatangan Zio. Ayah nya memang sedang tidak ada karena harus pergi ke luar kota untuk suatu urusan. " Mam! Kenapa belum tidur? Dan kenapa di luar, cuaca sangat dingin disini, aku tak mau mama jadi sakit nantinya. " Zio menggandeng tangan ibunya itu dengan lembut menuju ke dalam rumah. " Terimakasih atas perhatian mu sayang. " Ibu Zio begitu terharu, karena putranya selalu saja bersikap lembut dan memperhatikan nya meski sudah berumah tangga. Zika kebanyakan anak laki - laki lebih memperhatikan istri ketimbang ibunya Setelah menikah, hal itu berbeda dengan Zio. Dia berusaha bersikap adil untuk memperhatikan ibu dan Istri nya, meski mungkin memang masih sedikit lebih condong ke arah sang istri. Tapi ibu tetaplah ibunya, yang selalu menjadi prioritas untuk nya. Mereka duduk di kursi di ruang keluarga. " Apa yang membuat mama begitu menunggu ku? " Zio bertanya dengan nada suara yang lembut. " Naya! Ibu ingin tahu apa kamu setuju menikahinya? " " Ibu jangan terlalu khawatir, biarkan Zio yang urus semua nya. " Jawab Zio, membelai lembut punggung lengan ibunya. " Kelihatannya dia baik, hanya saja dia terlalu muda untuk mu. Mama jadi sedikit takut. " Terlihat kecemasan dari wajah ibu nya. " Taku kenapa? " Dari raut wajahnya tampak jelas Zio penasaran akan kecemasan ibunya tentang Naya. " Dia masih sangat muda sedangkan usia mu sudah matang, bisa saja dia mencari pria lain yang seusia nya di belakang mu. Di usia yang baru segitu, biasanya masih labil dan mudah tergoda. " Jawaban ibunya membuat Zio tampak berpikir. " Tenanglah mam, aku bisa mengurus nya dengan baik. Dia pasti akan patuh pada ku. " Tersenyum dengan lembutnya, berusaha menenangkan kecemasan ibu nya. Padahal dalam hatinya ada sedikit kecemasan juga. Bukan karena cinta, tapi hal itu bisa merusak nama baik keluarga. " Sudah malam, sebaiknya mama segera tidur. " Tersenyum dengan lembutnya, lalu kembali menggandeng mama nya untuk mengantar kan sampai ke depan kamar nya. " Terimakasih Zio, kamu selalu perhatian sama mama. " Lalu masuk kedalam kamar nya, Setelah mengucapkan perkataan nya itu. Zio memasuki kamarnya, mengganti pakaiannya dengan baju tidur lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. " Kenapa aku bisa terjebak dalam pernikahan kedua. Hah, aku benar-benar akan melakukan poligami. Dengan anak kecil lagi! " Tertawa getir. " Alena aku sangat mencintai mu, kenapa kamu begitu egois. Aku tak percaya hanya demi karir mu, kamu lebih memilih aku menikah lagi. Apa kamu tidak cemburu dan sakit hati nantinya, saat melihatku bersama dengan wanita lain. Huuh. " Mendengus kesal dan marah kepada Alena istri nya, namun tak mampu berbuat lebih tegas karena Zio begitu mencintai Alena. Hingga akhirnya Zio pun terlelap dengan keningnya yang berkerut, akibat dari beban pikiran nya yang begitu banyak dan menguras energi. ~~~~~~~ Paginya "Kring kring" suara dering ponsel Zio memecah keheningan pagi itu. Zio berusaha membuka matanya yang masih terasa ngantuk. Berguling mendekati nakas yang berada tepat di sisi tempat tidur nya, lalu meraih ponselnya tanpa bangkit dari tidurnya. Dilihatnya jam di ponsel menunjukkan pukul 04.25. Siapa yang menelpon ku sepagi ini. Zio mengerjap-ngerjap kan matanya, lalu menatap nama yang tertera di panggilan itu, My Love adalah nama yang ada di panggilannya. Dengan cepat Zio duduk dan menghubungi kembali kontak itu, yang tidak lain Alena isteri nya. "Tut Tut" tak ada jawaban, setelah mencoba berulangkali, akhirya Alena mengangkat telpon nya. ? Alena : "Halo sayang, maap ya aku barusan ke toilet dulu." Duduk di atas tempat tidur sambil bersandar ke bantal yang di tumpuk. ? Zio : "It's oke. Kamu kapan pulang?" ? Alena : "Rencananya siang ini aku akan pulang, aku kan mau menghadiri akad nikah mu!" Berkata dengan nada sinis. ? Zio : "Jangan kesal begitu, ini kan keputusan mu." Berusaha untuk tidak kesal. ? Alena : "Tapi, kalau mana mu tidak memaksa aku tidak mungkin menyetujuimu untuk menikah lagi!" Kini intonasi bicara nya meninggi satu oktaf. ? Zio : "Mama tidak salah juga, dia hanya mengharapkan cucu dari kita." ? Alena : " Selalu saja membela mama mu!" Ketus. "Dia bisa kan menyetujui ku untuk adopsi anak, gak harus darah daging mu juga!" Dari suara nya terdengar jelas Alena sangat kesal. ? Zio : " Tapi itu beda, Sebenarnya aku juga ingin anak dari mu!" Suara Zio sedikit menajam. ? Alena : "Tapi dulu sebelum menikah bukan nya kamu sudah setuju aku gak mau hamil sampai aku memang benar-benar mau melahirkan anak! Dan untuk saat ini, aku gak mau punya anak. Entahlah suatu saat nanti." Dengan datar, kini Alena duduk tegap sempurna di atas kasurnya. ? Zio : " Terserah lah!" Mendesah kesal, lalu menutup panggilannya. "Tut tut" "Apa ini dia menutup panggilan sepihak, dia tidak pernah seperti ini sebelumnya." Gerutu Alena. Dia melempar kan ponselnya sembarang arah ke atas kasur, lalu membanting tubuh nya di atas tempat tidur dengan terus menggerutu. ~~~~~~~ Zio Sementara itu Zio yang merasa kesal kepada pemikiran isteri yang paling di cintainya itu lebih memilih untuk mengguyur tubuh nya dengan air dingin dengan shower. Otak nya kini terasa lebih fresh dan rileks, setelah kepala nya mendapatkan guyuran air dingin. Setelah selesai mandi, Zio bergegas memakai pakaian kasual nya. Hari ini dia tidak berniat bekerja. Zio akan pergi membawa Naya ke toko perhiasan untuk membeli cincin nikah dan ke butik untuk membeli kebaya nikah. "Huuh, besok status ku akan berubah. Aku akan menjadi seorang suami dengan dua isteri." Mendesah kesal pada keadaan yang telah memaksanya melakukan poligami. "Dan, dia. Naya, ya ampun apa aku tidak akan di sebut p*****l? Usia ku 3 bulan lagi 40, sedangkan wanita itu usia nya saja belum genap 20 tahun." Geleng-geleng kepala, tanpa Zio sadari sudut bibirnya terangkat sedikit. Bersambung... ~~~~~~~ Terimakasih telah mau membaca karya teteh, ya. Maap cuma bisa Up tiap kamis, itu pun sedikit. Karena teteh masih harus Up 3 novel lain nya di sebelah (NT/MT). Bagi kalian yang mau kepo karya teteh di sebelah, silahkan kunjungi aplikasi nya dan cari di kolom pencarian 'mirastory'. Terimakasih
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD