Helena sampai di rumahnya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang mini miliknya, di rumahnya yang kumuh ini hanya ada dua kamar, sedangkan Radilan tidur bersama ayahnya. Helena menghela napas panjang, melihat langit-langit kamarnya yang sudah mulai roboh, ada yang sakit di dalam sana, ketika melihat keadaan yang kini ia jalani. Namun, ia tidak bisa menghindari semua ini. Karena yang terlihat sempurna belum tentu bahagia, seperti yang di ceritakan Aleia padanya. Flashback ON. “Kamu beli bajunya banyak banget, Al,” kata Helena, melihat beberapa kantung kertas yang kini bertengger di atas meja sebelah. “Beginilah nasibku, Helena,” jawab Aleia, menghela napas panjang. “Nasibmu? Sepertinya nasibmu baik-baik saja.” “Nasibku buruk banget, aku hanya berusaha menyembunyikannya karena