Delapan Belas

1242 Words

Di dalam gelap kamar barunya Mae memandang langit-langit di kamarnya. Sudah berapa kali dia mengganti posisi tidurnya tapi tetap saja matanya terus terjaga. Pikiran akan kejadian tadi di acara pernikahannya terus mengulang di dalam ingatannya bak proyektor yang terus berputar. Siapa Fred itu? Mengapa Edward tampak tidak suka? Apa hubungan mereka? Banyak sekali yang ingin ditanyakan Mae kepada Edward. Tapi, ia tidak berani bertanya sedikitpun. Manik cokelatnya yang biasa tampak begitu kelam berubah menjadi api kemarahan. Mae bangkit dari posisinya dan berjalan ke luar kamar. Ia menolehkan kepalanya ke arah pintu kamar sebelahnya yang tertutup rapat. Sudah tidurkah dia? Mae menarik napas panjang dan memutuskan untuk melangkahkan kakinya ke dapur. Segelas cokelat hangat mungkin akan memb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD