"b******k kau Edward Clay Gunawan!" Mae mendorong tubuh Edward yang sedang lengah dan berlari ke dalam kamar. Dari balik pintu kamarnya Mae mengusap bibirnya yang membengkak dengan punggung tangannya. Bagaimana bisa dia terlena oleh ciuman pria itu? Ingatan Mae melayang pada bibir yang mengintimidasi bibirnya seakan memberikan bukti sebagai penguasa akan dirinya. Bahkan Mae masih dapat merasakan lumatan demi lumatan di antara bibir mereka. Tidak! pekiknya dalam hati. Hal ini tidak boleh terulang lagi! Mengapa? Karena tak ada ciuman di dalam kontrak yang mereka buat! Dan sekarang pria itu bersikap seakan dia memang suaminya! b******k! Edward Clay Gunakan, akan kupastikan hal seperti ini tidak akan terulang! Hari itu Mae memutuskan untuk tidak keluar kamar hingga keesokan harinya. Paginy
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books