Bagian 3

599 Words
Rey mulai berhasil mengambil hati Key. Tidak sia- sia dirinya di pukuli oleh anak buah papahnya jika kayla sangat mengkhawatirkan dirinya. Semenjak kejadian seminggu yang lalu Kayla makin sering bersamanya dan banyak cewek lain ingin menggantikan posisi Kayla. Iyalah Reynald adalah ketua osis sekaligus perwakilan sekolahnya untuk ajang setiap lomba entah fisika, matematika atau sosial. Rey yang selesai mengantar kayla ke kelasnya kini kembali bersama Kayra. Kayra nampak berada di gudang ia akan  menepati janjinya untuk memberikan tubuhnya ke Rey setelah itu Kayra akan hidup seperti ratu dan bisa menundukan daddy sialan itu. "Buka pakaian loe," perintah Rey setelah sampai di gudang. Gudangnya terletak paling ujung sekolah dan sangat jarang terpakai apalagi ada orang kesini palingan pak iman sang penjaga sekolah yang sering kesini karena patroli. Kayra membuka pakaiannya ia berfantasi liar seolah di perkosa banyak lelaki. Maklum Kayra memiliki syndrom fantasi s*x liar. Rey menutup mata Kayra membuat gadis itu tersenyum lalu membaringkan Kayra yang sudah di lapisi jaket milik Rey. Rey tidak lupa mengikat tangan Kayra di kaki meja. "Sabar sayang, biarkan aku memegang milikmu." Rey memasukan jarinya ke liang Kayra membuat gadis itu berlengguh. "Kupikir kau masih perawan, ckck. Baiklah kita mulai." Kata Rey sambil bersiap. ***** Tiga jam selesai bermain, Rey memungut pakaiannya lalu di kenakan kembali. Begitupun dengan Kayra. Kayra tersenyum ia memeluk Rey dari belakang. "Aku sayang padamu Rey, btw kapan kau menghancurkan Kayla. Bolehkah aku riquest, kayla perkosa saja dia dan panggil teman- temanmu beramai- ramai gilir gadis itu hingga mampus.'' Kata Kayra menggebu- gebu. Rey selesai mengancing ia menurunkan lengannya Kayra. "Kau taunya jadi ratu." Kata Rey sambil melangkah keluar. Sambil keluar Rey melihat pak iman lewat sambil cengengesan. Pak iman memiliki perawakan kurus kecil, kulitnya hitam, rambutnya botak dan suka memakai topi busuk. "Den." Sapa Pak iman. Rey hanya tersenyum sebelum akhirnya melangkah pergi. ****** "Dimana anakku." Gelegar suara seorang wanita muda berusia tiga puluan. Siapa lagi kalau bukan Nadien. Entaj kenapa dirinya merasa tidak enak belakangan ini. Seolah Kayla akan mendapat musibah. "Dia sekolah." Jawab Prastian santai, ia tengah duduk bersama manda. Si pelakor. "Jika saja kau menyakiti putriku, aku tidak akan segan memecahkan kepalamu dengan penghancur mobil. Kau ingat Prastian, jika sedikit saja dia di lecehkan atau bully oleh anak tirimu, bersiaplah aku akan membunuh Kayra." Ancam Nadien. Ia membalikan diri dan melangkah pergi "Mommy." Pekik Kayla saat sampai di depan pintu. Nadien langsung sumringah melihat anak gadisnya. "Anak mommy." Nadien memeluk anaknya ia mencium Kayla bertubi- tubi. "Hehe, mom sudah." Kata Kayla. Nadien nampak sedih. "Kau putri mommy bagaimana bisa sudah. Apa akhir- akhir ini ada yang menganggu anak mommy? Atau pria yang sedang dekat." Kata Nadien. Bukan namanya Nadien jika dirinya tidak tau aktivitas anaknya termasuk mencelakai. "Ih mommy sama aja kaya Daddy, tau aja kalo deket sama cowok." Dengus Kayla kesal ia mendatangi daddynya dan menyuruh manda menyingkir. "Bisakah bunda minggir, mommy mau duduk di situ. Harus sampingan dengan Kayla." Ujarnya membuat manda menjauh dan Nadien duduk di samping Prastian. "Dad, mom... Key mau punya adik." Kata Kayla membuat kedua orang tuanya tercengang. Apalagi manda. Kayla sengaja agar mommy dan daddynya balikan. Karena pelakor telahe merusak ke harmonisan orang tuanya. "Kayla mom and dad udah---" kata Nadien tapi di tahan oleh Kayla. "Mom, please. And daddy please." Kata Kayla. Prastian langsung berdiri ia pergi begitu saja membuat Nadien berdiri. "Ekhm, jika kau menceraikan Manda kau boleh menjemputku di apartemen. Permisi." Kata Nadien tak lama kemudian melangkah pulang. Manda merasa dirinya tersingkirkan.  Prastian diam tapi di sudut bibirnya melengkung. "Eciee daddy." Goda Kayla. Kayla berdiri dan menuju kamarnya. Saat Madien keluar, Kayra dan Rey datang. "Itu mamahnya Kayla? Cantik ya, pantasan." Puji Rey membuat Kayra memukul bahunya. "Ingat rencana kita." Bisik Kayra. Nadien tersenyum  ke mereka sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil dan pergi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD