Delapan

1506 Words
DELAPAN Ifa bekerja dengan tenang sekarang entahlah tak ada orang yang berbisik-bisik melihatnya apalagi membentaknya. Ifa memang tak punya teman sesama karyawan mungkin hanya beberapa orang yang baik padanya. Karena sejak kejadian kemarin membuat Kayden harus kembali mengawasi karyawannya bekerja, Kayden juga menyuruh untuk beberapa orang yang bekerja di bagian kepala supaya memberlakukan pegawai bawahan dengan baik jangan sampai kejadian kemarin terulang lagi jika bagian atasan melakukan semena-mena Kayden tidak segan-segan untuk memecatnya. Kayden tak mau perusahaan yang dibangun papahnya dari nol ini mendapat nilai jelek dari masyarakat sekitar dan akhirnya perusahaan ini berkembang sangat baik di bawah kepemimpinannya. Kayden memang dikenal orang yang ramah, bisa diajak bercanda dan bisa tegas di waktu yang tepat itulah membuat para karyawan di sini sangat nyaman bekerja. Kayden memberi logo perusahaan seperti anak sekolahan yaitu senyum, sapa dan salam. Kini Kayden berkeliling di sekitar perusahaannya menggunakan scooter kesayangannya sesekali Kayden membalas sapaan ramah dari beberapa karyawan di sini. Sebenarnya Kayden ingin membangun perusahaan sendiri tapi papahnya menolak tegas membuat Kayden menuruti keinginan papahnya dengan alasan papahnya sudah tua tak bisa menjalankan pekerjaan itu dan kini papahnya fokus mengurusi villa dan hotel di wilayah-wilayah tertentu. Dari papahnya juga Kayden bisa menjadi CEO yang baik di sini walau ia tahu papahnya sangat jarang berkomunikasi santai bersama dirinya kecuali jika yang dibicarakan tentang pekerjaan baru papahnya bisa berbicara panjang lebar. Kayden memang ada sedikit rasa tak suka pada sifat papahnya, papahnya terlalu memilih dan lebih parah lagi papanya tak menyukai orang-orang yang bekerja di bagian bawah berbeda dengan mamanya yang sangat menyukai semua orang dan tidak membedakan apalagi orang yang tak mampu membuat Kayden meniru sifat baik mamahnya. Jika adiknya-Keysa memang perempuan yang sangat galak sekali bahkan sering memukul Kayden jika tak menuruti keinginannya tetapi Keysa memiliki sifat baik seperti Nia-mama mereka berdua. Ketika Kayden berkeliling kedua matanya tak sengaja melihat Ifa sedang menyapu lantai di dekat jendela besar. Kayden tersenyum jahil lalu wajahnya berubah menjadi galak atau lebih tepatnya tegas walau itu sangat susah sekali karena memang bukan sifat aslinya. Kayden menghampiri Ifa yang sedang serius menyapu lantai bahkan tak mengetahui dirinya datang di sampingnya. "Seharusnya kalau kerja ketemu seorang pemimpin perusahaan di sini itu memberi hormat, kok mbaknya mengabaikan saya ya? "sindir Kayden berbicara formal dengan tangannya dilipat di depan dadanya. Ifa langsung menoleh ketika mendengar suara yang ia kenali. Ifa terkejut melihat CEO-nya di sampingnya dan segera ia menundukkan kepalanya sopan. " Se selamat pagi, Pak. "Ifa menunduk takut. " Pengucapannya kok gugup sekali ya? "sindir Kayden lagi. Ingin dirinya tertawa melihat wajah ketakutan dsri Ifa. " Selamat pagi, Pak. " " Nah betul. Selamat pagi juga. "Kayden mengitari Ifa membuat Ifa tak konsentrasi saat sedang menyapu lantai karena takut jika menabrak tubuh tegap Kayden. " Emm Pak bisakah Bapak minggir, saya sedang menyapu. " " Kok berani ya kamu sama saya, terserah saya dong mau gimana karena saya pemilik perusahaan ini! "sentak Kayden tegas dengan wajahnya yang datar membuat Ifa menundukkan kepalanya lagi. Kok aneh sih kemarin baik sekarang galak- batin Ifa. Kayden tahu jika Ifa memikirkan perubahannya lalu berkata," Kok diam? Malas kerja? " " Eh enggak, Pak. "Ifa langsung menyapu lantai lagi. Tapi Ifa kesal pada sikap Tn. Radhika ini bagaimana tidak kesal ketika kita sedang menyapu lalu seseorang mengganggu kita apalagi kotoran yang sudah disapu berserakan lagi. " Pak tolong jangan ganggu saya! "reflek Ifa menutup bibirnya menggunakan kedua tangannya saat sadar baru saja membentak CEO-nya. " Apa? Kamu mulai berani membentak saya? "Kayden menaikkan alisnya sebelah. Kayden masih berpura-pura menjadi galak. " Eh bukan Pak bukan. " " Halah alasan. " " Pak jangan pecat saya, saya tadi reflek saja. " " Kamu harus dihukum!" perintah Kayden tegas. ... " Ahh gitu deh enak banget. "Kayden lega pundaknya dipijat oleh Ifa. Ifa hanya diam saja dan memijat kedua pundak CEO-nya ini. " Kenapa Bapak tidak sewa tukang pijat saja? "tanya ifa heran. " Kalau ada kamu kenapa harus menyewa orang," balas Kayden santai. Ifa merasakan tubuhnya berdesir kala mendengar ucapan CEO-nya ini apalagi degup jantungnya yang sangat terasa kencang. Ifa menggeleng tak mungkin dirinya dengan mudahnya jatuh cinta lagi sebab habis putus dengan mantannya. Ifa berpikir mungkin dirinya hanya kagum saja pada CEO-nya ini. Beberapa menit kemudian Ifa merasa kedua tangannya dan kedua kakinya yang berdiri mulai terasa capek. "Pak sudah belum? "tanya Ifa yang menyondongkan kepalanya ke depan melihat CEO-nya. Ifa kaget bukan main ketika melihat CEO-nya ternyata tertidur pulas dengan posisi duduk. Ifa langsung menepuk pelan kedua sisi pipi Tn. Radhika. Tiba-tiba sebuah lengan kekar memeluk pinggangnya dari belakang membuat Ifa jatuh terduduk di pangkuan CEO-nya. Ifa panik karena posisi ini sangat tidak sopan menurutnya. Ifa yang akan berdiri lalu dipeluk erat oleh Kayden. "Pliss gini aja. Nyaman, "gumam Kayden memeluk Ifa dan menyenderkan kepalanya di lengan Ifa. Debaran6  jantung Ifa bertambah kencang, oh astaga ini sangat tidak aman baginya. Ifa berulang kali menghela napasnya untuk mengurasi rasa gugupnya. Sedangkan Kayden dibalik itu dirinya tersenyum puas lalu memejamkan matanya dan memeluk Ifa erat entahlah rasanya nyaman sekali baginya. Beberapa jam kemudian posisi mereka berdua berubah menjadi keduanya saling memeluk berbaring di atas sofa karena sebelumnya Kayden duduk di sofa panjang namun anehnya mengapa posisinya berubah menjadi drastis. Kedua mata Kayden mulai terbuka dan sisi bibirnya ditarik membentuk lengkungan senyum manis menghiasi wajah tampannya ketika memandangi wajah damai Ifa saat sedang tidur pulas tepat di depannya. Kedua mata Kayden jatuh pada bibir Ifa berwarna merah murni, sungguh Kayden ingin sekali melumat bibir itu sangat liar. Sebab laki-laki manapun merasa disuguhi pemandangan ini pun malah suka tapi Kayden segera menggelengkan kepalanya ketika sadar dirinya harus menahan diri. dan di depannya itu wanita baik dan polos. "Oh astaga kenapa bangun sih!" decak Kayden merasakan tubuh bagian bawahnya terasa sesak dan segera dirinya bangkit dari tidurnya lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya sendiri. Beberapa menit kemudian kedua mata Ifa terbuka perlahan lalu matanya membulat seketika saat melihat dirinya tidur di atas sofa diruang CEO yang luas ini. Ifa segera memposisikan duduk ketika pintu kamar mandi terbuka yang ternyata Tn. Radhika baru selesai mandi. Ifa berdiri dan menunduk seraya berkata, "Pak saya mint--" "Sudah gak usah minta maaf ini salah saya. " Ifa menatap jam dinding yang ternyata sudah sore hari. " Pak saya mau kembali dulu. " Kayden hanya mengangguk saja tanpa menoleh ke wanita itu. Oh astaga dirinya sangat gugup sekali dan malu sendiri. Ifa segera masuk lift untuk turun ke lantai dasar. Di ruangan office boy dan office girl sudah banyak orang yang berganti pakaian biasa karena waktunya pulang termasuk Ifa yang langsung menuju toilet untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah selesai Ifa mengecek barang-barangnya apakah sudah lengkap atau tidak ada yang ketinggalan dan ketika sudah mengecek dirinya langsung pulang dengan tas punggungnya menuju pintu luar. Seperti biasa Ifa akan menuju bis dan pulang menaiki bus itu. Tanpa Ifa sadari seseorang selalu menguntitnya memastikan Ifa aman sampai pulang. ... "Mami! "teriak Fio dari dalam rumah lalu berlari tertatih-tatih menuju maminya yang baru saja sudah pulang. Ifa langsung memeluk Fio dan mencium wajah gemas anaknya itu. " Sudah makan? "tanya Ifa pada Fio. " Ma amii ja. "(sama mami aja) " Yuk makan sama mami. "Ifa segera menuju dapur setelah mencuci tangan dan kakinya. Duduk santai di depan televisi yang tengah menayangkan kartun anak-anak. Ifa makan sambil menyuapi Fio ketika makan malam dan pagi jika siang Fio makan bersama Bu Sarah. Ifa sangat berterima kasih banyak pada Bu Sarah yang sudah berbaik hati merawat Fio di saat dirinya sedang bekerja. "Nak, ibu mau bayar kos dulu, "pamit Lisa yang langsung diangguki oleh Ifa. Lisa mencium Fio sebelum pergi. " mii mau tuh mii! "teriak Fio menunjuk televisi yang saat ini iklan 's**u kotak'. Ifa sangat gemas pada Fio yang sangat suka teriak-teriak jarang untuk bicara pelan. " Iya ya, "Balas Ifa hanya itu saja agar Fio tak marah. " mii lupyuhh. "Fio memperagakan cium jauh seperti iklan yang ditontonnya. Fio berdiri di depan Ifa yang duduk di sofa berulang kali memperagakan itu sambil bibirnya monyong maju ke depan apalagi kedua sisi pipi chubby menjadi lebih chubby lagi. " Uuhhh anak mami kok gemesin gini sih. "Ifa mencium bibir Fio yang maju ke depan. Fio tersenyum lebar menunjukkan beberapa giginya yang baru tubuh. " Mamam miii!" teriak Fio tak sabar. " Iya sayangkuhh. " " Yangkuhh, "Beo Fio. Fio memang sangat suka menirukan apa pun yang menurutnya menarik. Ifa tertawa melihat kelucuan Fio itu yang sangat menggemaskan sekali. Fio menatap Ifa kalau menunjuk pipinya. " Mihhh nihh. "Ifa langsung mencium pipi Fio. "Mihh mau mihh." Ifa menyodorkan pipinya ketika Fio menunjuk pipinya. Ifa terkekeh geli ketika Fio menggigit pipinya dengan giginya yang baru tumbuh. Ifa tahu jika Fio sedang merasakan gatal di giginya bahkan ketika tidur Ifa selalu dibangunkan Fio dengan menggigit pipinya serta ditampar. Sungguh Ifa harus sabar menghadapi singa betina ini. Besok hari libur Ifa berencana membeli kebutuhan Fio serta dirinya. Ifa sebenarnya punya tabungan untuk kuliah tapi semenjak adanya Fio, Ifa tidak akan kuliah dan fokus bekerja untuk mencukupi kebutuhan dirinya, Fio serta ibunya walau ibunya juga bekerja. ... 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD