Empat

1157 Words
Judul: Baby Girl Penname: Niwi Time link cerita: https://m.dreame.com/n****+/tdeV8rFC3DYzE+TU5sMivA==.html __________________________________________ EMPAT Ifa pulang ke rumah dengan perasaannya yang berkecamuk. Wanita itu kesal ketika mendengar beberapa karyawan office girl menggosipkan dirinya yang inilah yang itulah padahal jelas-jelas dirinya bukan w*************a mungkin mata mereka buta. Ifa pulang ke rumah namun wajah kusutnya berganti dengan senyuman yang mengembang menghiasi wajah cantiknya tatkala mendengar suara sosok bayi perempuan yang sudah ia anggap. "Mami!" teriak Fio berlari menghampirinya yang langsung tubuh mungil itu ditangkap oleh Ifa agar tidak terjungkal ke depan. Ifa memang pulang setelah sholat isya' sedangkan ibunya pulang sore jam 4 atau jam 5 jadi ibunya menjemput Fio di rumah Bu Sarah lebih dulu. " Makan dulu, Nak!" suruh Lisa pada Ifa saat sudah masuk ke dalam rumah sambil menggendong Fio yang tak mau turun dari gendongannya. "Mami mau tu! "Fio menunjuk pisang berwarna hijau tapi rasa manis yang diletakan di atas piring. Ifa memang langsung menuju dapur. " Fio sama nenek dulu ya, mami ganti baju dulu. "Ifa memang sudah mandi di kantor tapi ya harus ganti baju biasa karena wanita itu mudah sekali risih memakai baju yang bukan baju santai seperti kemeja, baju lengan panjang dan sebagainya. " Mau mami! "rengek Fio yang sepertinya akan mulai menangis, kedua tangan mungilnya memeluk maminya erat. " Yaya. "Ifa mengalah lalu mengambil buah pisang dan sendok setelah mencuci tangannya. Fio turun dari gendongan Ifa dan berlari menuju ruang tamu. Ifa melihat jika Fio duduk manis menonton layar televisi yang menayangkan marsha and the bear. Ifa menyuapi Fio ketika mulut mungil itu terbuka menghadap padanya. Ifa gemas sendiri melihat Fio yang kini tubuhnya kian gemuk, Fio sangat menyukai buah membuat Ifa meringis sendiri ketika anak itu ikut ke pasar menunjuk semua buah-buahan di pasar seakan-akan memboyong semua buah-buahan itu untungnya Fio tidak rewel ketika Ifa hanya membeli satu jenis buah-buahan. Fio menguap lebar dan merangkak menuju Ifa. Ifa yang membaca n****+ sewaan langsung fokus pada Fio yang kini menyenderkan kepalanya pada dadanya. Ifa terkekeh geli melihat tingkah laku Fio yang seolah-olah menganggap ibu kandungnya padahal jelas sekali jika Ifa tak mempunyai ASI karena memang belum pernah hamil tentunya masih segelan dong. Fio hanya mengecup dadanya saja berkali-kali lalu ketiduran di dalam pangkuannya. Setiap hari seperti itulah kebiasaan Fio pada Ifa. Ifa mengusap kepala Fio lembut sungguh hatinya sangat menyayangi bayi mungil itu yang dalam sekejap bisa melupakan mantan pacarnya yang telah mengkhianatinya. Ifa bertekad menjadi ibu muda untuk Fio. Merawat Fio seperti anak sendiri bahkan Ifa pun tak mau kehilangan Fio. Dia adalah anaknya walau tidak lahir dalam rahimnya. Setelah berganti baju dan makan Ifa membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya dan memeluk Fio sesekali mencium bayi itu yang sangat harum sekali. "Aku menyayangimu anakku. " ... Di tempat yang berbeda terlihat jika beberapa seorang laki-laki dewasa sedang duduk santai dekat kolam renang. Beberapa orang ada yang berenang di kolam itu. "Kau ternyata memang sudah tobat kawan!" seru seorang lelaki yang baru saja mengenakan kaca matanya karena kedua matanya yang minus, pada seorang lelaki di sampingnya. "Huum aku memang tobat. Benar kata kau, lelah juga main sama cewek terus tanpa ada ikatan pernikahan apalagi aku takut kena penyakit mematikan, "balas lelaki itu sebelum mengapit rokok disela-sela bibir atas dan bawahnya. " Nah betul itu. Aku sarankan cepatlah kau menikah. Memang kau tak lelah mendengar permintaan ibumu yang ingin anaknya menikah karena saking inginnya punya cucu? " " Capek juga dengar mama suka bawel hal itu kalau aku pulang kerja ke rumah. " " Yang sabar Bro, jangan menunggu jodoh datang, kalau enggak ada ya dicari! " " Bener Riko, aku setuju kata-katamu, "ujar lelaki itu seraya mengepulkan asap putih dari rokok yang ia hisap. Riko hanya tersenyum saja lantas pamit pergi ketika istrinya memintanya pulang. "Aku pulang dulu Kay, istriku menyuruh aku pulang cepat." Riko berlalu pergi meninggalkan temannya. Kay alias Kayden hanya mengangguk saja. Temannya itu baru saja jadi pengantin baru jadi maklum saja. Kay juga iri pada Riko yang memiliki istri sama seperti kriterianya. Sulit memang mencari pasangannya yang tidak sesuai keinginan kita tapi kalau menuruti kriteria kapan kita dapat pasangan? Nah itu yang dipikirkan Kayden dari dulu. Kayden, laki-laki yang suka ons bersama wanita malam di club milik paman tentunya memakai pengaman pastinya. Sekarang ini laki-laki itu sudah berhenti walau sangat sulit karena merasa ketagihan tapi perlahan pasti laki-laki itu akan menghilangkan kebiasaan buruknya yang bisa jadi merusak tubuhnya juga. Kayden berdiri dan memakai kaosnya lagi karena tadi dirinya berenang untuk menenangkan pikiran suntuk karena pekerjaannya yang banyak sekali sebab sekretaris satunya ijin padanya karena istrinya melahirkan untuk beberapa bulan ke depan. Kayden melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah setelah keluar dari hotel milik papahnya untuk berkumpul bersama teman-temannya. Beberapa menit kemudian, sampailah di rumah mewah milik orang tuanya. Kayden tidak memiliki rumah sendiri walau sudah resmi menjabat CEO di perusahaan papahnya beberapa hari yang lalu alasannya karena masih belum ada istrinya yang menyambutnya pulang. Kayden berjalan masuk ke dalam rumahnya lalu menuju dapur untuk menghampiri mamahnya yang memasak makan malam dibantu beberapa pembantu rumah tangga di sini. "Mah?" panggil Kayden setelah duduk di ruang makan melihat mamahnya sibuk berbicara bersama para pembantu. " Kakak sudah pulang? " " Iya mah, masak apa? " " Kamu mintanya apa? "tawar Mamahnya seraya meletakkan sirup di atas meja depan anaknya. " Ingin tumis kangkung yang pedas sama ayam goreng, "jawab Kayden pada mamahnya-Nia Rahmawati. Nia mengangguk saja langsung menuju dapur, wanita paruh baya itu sangat hobby memasak membuat anaknya suka makan apalagi Keysa-kembaran Kayden, anak perempuan itu sangat suka makan dalam porsi lumayan besar seperti anak laki-laki tetapi tetap saja tubuh anak perempuannya tidak pernah gendut bahkan tubuhnya sangat ideal sekali. "MAMA! "Teriak seorang wanita cantik berlari menuju Nia di dapur. " Dasar Onyet! "cibir Kayden melihat tingkah laku adiknya yang seperti anak kecil. " Dasar Onta! "cibir Keysa ketika mengambil minuman dingin di kulkas. Nia hanya menggelengkan kepalanya melihat dua anaknya yang tak pernah akur hanya akur ketika keduanya saling membutuhkan saja. " Papah belum pulang ya mah? "tanya Keysa pada Nia yang kini sudah ikut duduk di ruang makan. " Oh ya kalian belum mamah kasih tahu kalau papah lagi di Bali karena Villa di sana sedang bermasalah. " Kayden dan Keysa mengangguk paham akhirnya mereka semua makan bersama bersama para pembantu dan sopir. Walau keluarga mereka orang kaya raya tapi beberapa pembantu di sini dan para sopir sudah dianggap keluarga dan tak ada yang namanya membiarkan para pembantu diberi sisah-an makanan. Nia memang yang menyuruh mereka semua untuk makan bersama di meja makan jika tidak ada Tuan besar di sini yaitu Tn. Zaf papah Kayden-Keysa. Nia mengajari anaknya untuk tidak sombong seperti papahnya dan Nia juga mengingatkan pada kedua anaknya untuk hidup bersyukur lalu menjelaskan pada kedua anaknya untuk selalu ingat beberapa orang yang hidup tak layak masih banyak di sekitarnya. Nia memang berasal dari keluarga tak mampu dan memiliki rahasia besar yang tidak ingin anak-anaknya tahu. Hanya keluarganya, keluarga Radhika dan suaminya yang tahu ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD