Aku hanya bergetar melihat sesuatu yang menyeramkan nyaris mengenaiku dan Rio, disitu aku tersadar bahwa orang-orang yang kulihat adalah para penyihir yang sangat kuat, lebih kuat dariku dan Rio tentu saja. Seharusnya Rio belajar dari peristiwa ini bahwa dia harus menjaga sikap pada Tuan Garfiel dan tiga penyihir hebatnya itu, sebab mereka bukanlah penyihir sembarangan. Aku yakin, meskipun Rio memenangkan pertarungan dan membunuh Yazkiel, Hanallela dan Skrillex pasti tidak akan tinggal diam, dan sepertinya mereka bertiga juga punya banyak bawahan yang dapat meneror Rio dan diriku. Aku benar-benar sedang berurusan dengan tiga monster yang seharusnya tidak kudekati.
“Menyingkirlah! Tuan Garfiel! Hanallela! Biarkan aku—”
“CUKUP! BODOH!” Hanallela berteriak tepat di telinga Yazkiel, gadis itu tampak begitu kesal pada salah satu temannya itu. “Memangnya, apa untungnya kau membunuh anak ini!? Apakah kau akan mendapatkan harta!? Kekuasaan!? Bawahan!? TIDAK! TIDAK ADA SAMA SEKALI! Dia hanyalah penyihir biasa yang tidak punya apa-apa! Dia hanya punya sikap yang suka meremehkan orang lain! Dan kita tidak seharusnya meladeni orang-orang bodoh semacam itu! Daripada kau mengurusi anak biasa ini, lebih baik kau mencari cara agar pengaruhmu semakin luas di kota-kota penyihir lain!”
Setelah mendengar perkataaan yang dilontarkan oleh Hanallela, Yazkiel hanya merenung, lalu raut marahnya berubah secara perlahan jadi murung, tubuhnya pun jadi lemas. “Kau benar, aku sangat bodoh, karena dengan mudahnya terpancing oleh kata-kata penyihir pemula yang tidak punya apa-apa. Aku benar-benar bodoh menghabiskan waktu dan energi hanya untuk meladeni orang ini.”
Kemudian, Hanallela memapah tubuh Yazkiel untuk dibawa ke dalam ruangan khusus, sementara Tuan Garfiel dan Skrillex berjalan mendekati kami. Aku sedikit gemetar saat Skrillex menatapku tajam dan tersenyum tipis padaku. “Goro, untuk sementara, bawalah Rio ke ruanganku, aku akan menyembuhkan luka-lukanya.” Kata Tuan Garfiel dengan nada yang pelan.
“Ah, sebelum itu, bolehkah aku memperingatimu satu hal, Goro?” Seketika Skrillex bersuara, membuatku yang hendak mengangkat tubuh Rio ke ruangan Tuan Garfiel, berhenti mendadak untuk mendengarkan ucapannya. “Seperti yang kau lihat barusan, kami bertiga bukanlah penyihir sembarangan. Aku ingin kau mengajari temanmu itu yang bernama Rio untuk menjaga sikapnya pada kami, sebab jika kami tidak bisa menahan diri, temanmu itu pasti sudah mati dari awal. Kau paham, Goro?”
Aku menganggukkan kepala dengan kikuk. “A-Aku paham! Senior Skrillex! Aku akan mengajarinya untuk menjaga sikap pada Para Senior!”
“Bagus, sekarang kau boleh pergi.”
Setelah mendapat izin, aku langsung membawa dan membopong badan Rio yang sedang tak sadarkan diri ke ruangan Tuan Garfiel, sembari dipandu oleh Tuan Garfielnya sendiri. Melewati tiga lorong yang berbelak-belok, akhirnya kami sampai di dalam ruangan yang dimaksud.
Di situ, Rio dibaringkan di ranjang yang empuk dan memperoleh perawatan khusus dari Tuan Garfiel, aku hanya diperintahkan untuk duduk di kursi yang tersedia di sana, sambil memperhatikan temanku yang sedang diobati oleh guruku. Aku berpikir, jika saja Rio bisa menjaga sikapnya pada Yazkiel, mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi. Aku sebenarnya masih belum mengerti mengapa Rio begitu percaya diri bertingkah seakan-akan dia adalah penyihir yang lebih kuat dari tiga murid hebat Tuan Garfiel, tidak, lebih tepatnya, Rio berkata kalau aku dan dirinya telah melampui mereka. Aku benar-benar tidak mengerti, karena pada akhirnya, Rio jadi babak belur seperti ini. Bisa kuartikan bahwa segala kesombongan yang Rio lakukan sebelumnya hanyalah omong kosong dan bualan semata.
“Tuan Garfiel, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?” Aku memberanikan diri untuk bersuara dan bertanya pada Tuan Garfiel yang tampak sedang sibuk mengurusi Rio, menoleh sedikit, Sang Master hanya menganggukkan kepalanya.
“Tanyakan saja, jangan sungkan, Goro.”
“Bagaimana caranya hingga Anda bisa membuat Skrillex, Hanallela, dan Yazkiel menjadi penyihir sekuat dan sehebat itu, dan apakah mereka itu dari dulunya selalu bersama begitu, seperti sebuah trio?”
Sejenak, aku bisa melihat Tuan Garfiel merenung, sampai akhirnya dia kembali menggerakan tangannya pada Rio, dan mulai menjawab pertanyaanku dengan intonasi yang begitu tenang. “Aku melatih mereka dengan keras, bahkan hingga mereka menangis dan berdarah-darah, sebab dulu aku punya saingan yang begitu membanggakan murid-muridnya yang hebat, dan dia selalu meremehkan murid-muridku, sehingga aku melampiaskan amarahku pada mereka bertiga. Tetapi, aku tidak sadar aku telah bersikap begitu kasar pada mereka, dan anehnya, mereka terus bertahan menghadapi sesi latihanku yang sangat keras tiap hari, sampai sebulan kemudian, mereka berhasil menunjukkan diri bahwa mereka telah menjadi yang terkuat di antara penyihir-penyihir seusianya, dan juga berhasil membuat wajah sainganku terkejut dan merasa malu. Dan ya, mereka selalu bersama, bahkan dari awal mendaftar kepadaku.”
Aku takjub mendengarnya. “Jadi begitu, ya. Tetapi, apakah mereka dekat dengan Anda?”
“Tentu saja, mereka bahkan sudah kuanggap seperti anak-anakku sendiri. Aku sangat menyayangi mereka bertiga, meskipun sekarang, sikap mereka begitu angkuh dari diri mereka sebelumnya, mungkin itu karena mereka sadar kalau di luar sana, banyak sekali penyihir yang lebih kuat dari mereka, sehingga mereka jadi agak kesal. Dari luar, mereka mungkin seperti orang yang jahat, tapi sebenarnya, mereka hanyalah korban dari ambisiku.”
Aku tidak pernah menyangka ternyata Tuan Garfiel pernah begitu kasar pada Skrillex, Yazkiel, dan Hanallela. Aku pikir, Tuan Garfiel selalu bersikap Ginyk dan lembut pada mereka, ternyata tidak demikian, mungkin hanya di masa ini beliau terlihat meGinyk pada mereka bertiga, tapi di masa lalu, Tuan Garfiel begitu kejam pada mereka bertiga. Ah, membahas soal kekejaman Tuan Garfiel, aku jadi ingat ketika Tuan Garfiel menghinaku sebegitu kejinya pada latihan pertamaku dengannya, dan itu telah membuatku sangat sakit, aku bahkan sampai menangis. Mungkin itu masih belum ada apa-apanya, jika dibandingkan dengan Tuan Garfiel yang dulu. Aku jadi kagum pada Skrillex, Yazkiel, dan Hanallela, karena mampu bertahan menghadapi kekejaman dari Tuan Garfiel, tapi hasilnya, mereka bisa menjadi penyihir yang sangat hebat.
“Aku minta maaf kalau Skrillex, Hanallela, dan Yazkiel tampak jahat dan angkuh pada kalian, mereka menjadi seperti itu karena ulahku, aku yang telah membuat mereka menjadi demikian, jadi, jika kau dan Rio kesal pada sikap mereka, lebih baik kalian lampiaskan saja amarah kalian padaku, jangan pada mereka.” Ucap Tuan Garfiel, terlihat seperti seorang ayah yang ingin melindungi tiga anak kesayangannya, jujur, aku sangat terharu mendengarnya.
Entah kenapa, setelah berbincang dengan Tuan Garfiel, aku sudah tidak berprasangka buruk lagi pada Skrillex, Yazkiel, dan Hanallela, aku sekarang malah benar-benar menghormati mereka bertiga.
“Jadi begitu, ya.” Tiba-tiba, Rio bersuara di ruangan ini, membuat aku dan Tuan Garfiel terkejut mendengarnya. Rio telah sadar.
Beruntung Tuan Garfiel dan Hanallela berhasil menahan tubuh Yazkiel dan menghentikan vampire keji itu yang hendak membunuh Rio yang sedang tak sadarkan diri. Aku hanya bergetar melihat sesuatu yang menyeramkan nyaris mengenaiku dan Rio, disitu aku tersadar bahwa orang-orang yang kulihat adalah para penyihir yang sangat kuat, lebih kuat dariku dan Rio tentu saja. Seharusnya Rio belajar dari peristiwa ini bahwa dia harus menjaga sikap pada Tuan Garfiel dan tiga penyihir hebatnya itu, sebab mereka bukanlah penyihir sembarangan. Aku yakin, meskipun Rio memenangkan pertarungan dan membunuh Yazkiel, Hanallela dan Skrillex pasti tidak akan tinggal diam, dan sepertinya mereka bertiga juga punya banyak bawahan yang dapat meneror Rio dan diriku. Aku benar-benar sedang berurusan dengan tiga monster yang seharusnya tidak kudekati.
“Menyingkirlah! Tuan Garfiel! Hanallela! Biarkan aku—”
“CUKUP! BODOH!” Hanallela berteriak tepat di telinga Yazkiel, gadis itu tampak begitu kesal pada salah satu temannya itu. “Memangnya, apa untungnya kau membunuh anak ini!? Apakah kau akan mendapatkan harta!? Kekuasaan!? Bawahan!? TIDAK! TIDAK ADA SAMA SEKALI! Dia hanyalah penyihir biasa yang tidak punya apa-apa! Dia hanya punya sikap yang suka meremehkan orang lain! Dan kita tidak seharusnya meladeni orang-orang bodoh semacam itu! Daripada kau mengurusi anak biasa ini, lebih baik kau mencari cara agar pengaruhmu semakin luas di kota-kota penyihir lain!”
Setelah mendengar perkataaan yang dilontarkan oleh Hanallela, Yazkiel hanya merenung, lalu raut marahnya berubah secara perlahan jadi murung, tubuhnya pun jadi lemas. “Kau benar, aku sangat bodoh, karena dengan mudahnya terpancing oleh kata-kata penyihir pemula yang tidak punya apa-apa. Aku benar-benar bodoh menghabiskan waktu dan energi hanya untuk meladeni orang ini.”
Kemudian, Hanallela memapah tubuh Yazkiel untuk dibawa ke dalam ruangan khusus, sementara Tuan Garfiel dan Skrillex berjalan mendekati kami. Aku sedikit gemetar saat Skrillex menatapku tajam dan tersenyum tipis padaku. “Goro, untuk sementara, bawalah Rio ke ruanganku, aku akan menyembuhkan luka-lukanya.” Kata Tuan Garfiel dengan nada yang pelan.
“Ah, sebelum itu, bolehkah aku memperingatimu satu hal, Goro?” Seketika Skrillex bersuara, membuatku yang hendak mengangkat tubuh Rio ke ruangan Tuan Garfiel, berhenti mendadak untuk mendengarkan ucapannya. “Seperti yang kau lihat barusan, kami bertiga bukanlah penyihir sembarangan. Aku ingin kau mengajari temanmu itu yang bernama Rio untuk menjaga sikapnya pada kami, sebab jika kami tidak bisa menahan diri, temanmu itu pasti sudah mati dari awal. Kau paham, Goro?”
Aku menganggukkan kepala dengan kikuk. “A-Aku paham! Senior Skrillex! Aku akan mengajarinya untuk menjaga sikap pada Para Senior!”
“Bagus, sekarang kau boleh pergi.”
Setelah mendapat izin, aku langsung membawa dan membopong badan Rio yang sedang tak sadarkan diri ke ruangan Tuan Garfiel, sembari dipandu oleh Tuan Garfielnya sendiri. Melewati tiga lorong yang berbelak-belok, akhirnya kami sampai di dalam ruangan yang dimaksud.
Di situ, Rio dibaringkan di ranjang yang empuk dan memperoleh perawatan khusus dari Tuan Garfiel, aku hanya diperintahkan untuk duduk di kursi yang tersedia di sana, sambil memperhatikan temanku yang sedang diobati oleh guruku. Aku berpikir, jika saja Rio bisa menjaga sikapnya pada Yazkiel, mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi. Aku sebenarnya masih belum mengerti mengapa Rio begitu percaya diri bertingkah seakan-akan dia adalah penyihir yang lebih kuat dari tiga murid hebat Tuan Garfiel, tidak, lebih tepatnya, Rio berkata kalau aku dan dirinya telah melampui mereka. Aku benar-benar tidak mengerti, karena pada akhirnya, Rio jadi babak belur seperti ini. Bisa kuartikan bahwa segala kesombongan yang Rio lakukan sebelumnya hanyalah omong kosong dan bualan semata.
“Tuan Garfiel, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?” Aku memberanikan diri untuk bersuara dan bertanya pada Tuan Garfiel yang tampak sedang sibuk mengurusi Rio, menoleh sedikit, Sang Master hanya menganggukkan kepalanya.
“Tanyakan saja, jangan sungkan, Goro.”
“Bagaimana caranya hingga Anda bisa membuat Skrillex, Hanallela, dan Yazkiel menjadi penyihir sekuat dan sehebat itu, dan apakah mereka itu dari dulunya selalu bersama begitu, seperti sebuah trio?”
Sejenak, aku bisa melihat Tuan Garfiel merenung, sampai akhirnya dia kembali menggerakan tangannya pada Rio, dan mulai menjawab pertanyaanku dengan intonasi yang begitu tenang. “Aku melatih mereka dengan keras, bahkan hingga mereka menangis dan berdarah-darah, sebab dulu aku punya saingan yang begitu membanggakan murid-muridnya yang hebat, dan dia selalu meremehkan murid-muridku, sehingga aku melampiaskan amarahku pada mereka bertiga. Tetapi, aku tidak sadar aku telah bersikap begitu kasar pada mereka, dan anehnya, mereka terus bertahan menghadapi sesi latihanku yang sangat keras tiap hari, sampai sebulan kemudian, mereka berhasil menunjukkan diri bahwa mereka telah menjadi yang terkuat di antara penyihir-penyihir seusianya, dan juga berhasil membuat wajah sainganku terkejut dan merasa malu. Dan ya, mereka selalu bersama, bahkan dari awal mendaftar kepadaku.”
Aku takjub mendengarnya. “Jadi begitu, ya. Tetapi, apakah mereka dekat dengan Anda?”
“Tentu saja, mereka bahkan sudah kuanggap seperti anak-anakku sendiri. Aku sangat menyayangi mereka bertiga, meskipun sekarang, sikap mereka begitu angkuh dari diri mereka sebelumnya, mungkin itu karena mereka sadar kalau di luar sana, banyak sekali penyihir yang lebih kuat dari mereka, sehingga mereka jadi agak kesal. Dari luar, mereka mungkin seperti orang yang jahat, tapi sebenarnya, mereka hanyalah korban dari ambisiku.”
Aku tidak pernah menyangka ternyata Tuan Garfiel pernah begitu kasar pada Skrillex, Yazkiel, dan Hanallela. Aku pikir, Tuan Garfiel selalu bersikap Ginyk dan lembut pada mereka, ternyata tidak demikian, mungkin hanya di masa ini beliau terlihat meGinyk pada mereka bertiga, tapi di masa lalu, Tuan Garfiel begitu kejam pada mereka bertiga. Ah, membahas soal kekejaman Tuan Garfiel, aku jadi ingat ketika Tuan Garfiel menghinaku sebegitu kejinya pada latihan pertamaku dengannya, dan itu telah membuatku sangat sakit, aku bahkan sampai menangis. Mungkin itu masih belum ada apa-apanya, jika dibandingkan dengan Tuan Garfiel yang dulu. Aku jadi kagum pada Skrillex, Yazkiel, dan Hanallela, karena mampu bertahan menghadapi kekejaman dari Tuan Garfiel, tapi hasilnya, mereka bisa menjadi penyihir yang sangat hebat.
“Aku minta maaf kalau Skrillex, Hanallela, dan Yazkiel tampak jahat dan angkuh pada kalian, mereka menjadi seperti itu karena ulahku, aku yang telah membuat mereka menjadi demikian, jadi, jika kau dan Rio kesal pada sikap mereka, lebih baik kalian lampiaskan saja amarah kalian padaku, jangan pada mereka.” Ucap Tuan Garfiel, terlihat seperti seorang ayah yang ingin melindungi tiga anak kesayangannya, jujur, aku sangat terharu mendengarnya.
Entah kenapa, setelah berbincang dengan Tuan Garfiel, aku sudah tidak berprasangka buruk lagi pada Skrillex, Yazkiel, dan Hanallela, aku sekarang malah benar-benar menghormati mereka bertiga.
“Jadi begitu, ya.” Tiba-tiba, Rio bersuara di ruangan ini, membuat aku dan Tuan Garfiel terkejut mendengarnya. Rio telah sadar.
Beruntung Tuan Garfiel dan Hanallela berhasil menahan tubuh Yazkiel dan menghentikan vampire keji itu yang hendak membunuh Rio yang sedang tak sadarkan diri. Aku hanya bergetar melihat sesuatu yang menyeramkan nyaris mengenaiku dan Rio, disitu aku tersadar bahwa orang-orang yang kulihat adalah para penyihir yang sangat kuat, lebih kuat dariku dan Rio tentu saja. Seharusnya Rio belajar dari peristiwa ini bahwa dia harus menjaga sikap pada Tuan Garfiel dan tiga penyihir hebatnya itu, sebab mereka bukanlah penyihir sembarangan. Aku yakin, meskipun Rio memenangkan pertarungan dan membunuh Yazkiel, Hanallela dan Skrillex pasti tidak akan tinggal diam, dan sepertinya mereka bertiga juga punya banyak bawahan yang dapat meneror Rio dan diriku. Aku benar-benar sedang berurusan dengan tiga monster yang seharusnya tidak kudekati.
“Menyingkirlah! Tuan Garfiel! Hanallela! Biarkan aku—”
“CUKUP! BODOH!” Hanallela berteriak tepat di telinga Yazkiel, gadis itu tampak begitu kesal pada salah satu temannya itu. “Memangnya, apa untungnya kau membunuh anak ini!? Apakah kau akan mendapatkan harta!? Kekuasaan!? Bawahan!? TIDAK! TIDAK ADA SAMA SEKALI! Dia hanyalah penyihir biasa yang tidak punya apa-apa! Dia hanya punya sikap yang suka meremehkan orang lain! Dan kita tidak seharusnya meladeni orang-orang bodoh semacam itu! Daripada kau mengurusi anak biasa ini, lebih baik kau mencari cara agar pengaruhmu semakin luas di kota-kota penyihir lain!”
Setelah mendengar perkataaan yang dilontarkan oleh Hanallela, Yazkiel hanya merenung, lalu raut marahnya berubah secara perlahan jadi murung, tubuhnya pun jadi lemas. “Kau benar, aku sangat bodoh, karena dengan mudahnya terpancing oleh kata-kata penyihir pemula yang tidak punya apa-apa. Aku benar-benar bodoh menghabiskan waktu dan energi hanya untuk meladeni orang ini.”
Kemudian, Hanallela memapah tubuh Yazkiel untuk dibawa ke dalam ruangan khusus, sementara Tuan Garfiel dan Skrillex berjalan mendekati kami. Aku sedikit gemetar saat Skrillex menatapku tajam dan tersenyum tipis padaku. “Goro, untuk sementara, bawalah Rio ke ruanganku, aku akan menyembuhkan luka-lukanya.” Kata Tuan Garfiel dengan nada yang pelan.
“Ah, sebelum itu, bolehkah aku memperingatimu satu hal, Goro?” Seketika Skrillex bersuara, membuatku yang hendak mengangkat tubuh Rio ke ruangan Tuan Garfiel, berhenti mendadak untuk mendengarkan ucapannya. “Seperti yang kau lihat barusan, kami bertiga bukanlah penyihir sembarangan. Aku ingin kau mengajari temanmu itu yang bernama Rio untuk menjaga sikapnya pada kami, sebab jika kami tidak bisa menahan diri, temanmu itu pasti sudah mati dari awal. Kau paham, Goro?”
Aku menganggukkan kepala dengan kikuk. “A-Aku paham! Senior Skrillex! Aku akan mengajarinya untuk menjaga sikap pada Para Senior!”
“Bagus, sekarang kau boleh pergi.”
Setelah mendapat izin, aku langsung membawa dan membopong badan Rio yang sedang tak sadarkan diri ke ruangan Tuan Garfiel, sembari dipandu oleh Tuan Garfielnya sendiri. Melewati tiga lorong yang berbelak-belok, akhirnya kami sampai di dalam ruangan yang dimaksud.
Di situ, Rio dibaringkan di ranjang yang empuk dan memperoleh perawatan khusus dari Tuan Garfiel, aku hanya diperintahkan untuk duduk di kursi yang tersedia di sana, sambil memperhatikan temanku yang sedang diobati oleh guruku. Aku berpikir, jika saja Rio bisa menjaga sikapnya pada Yazkiel, mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi. Aku sebenarnya masih belum mengerti mengapa Rio begitu percaya diri bertingkah seakan-akan dia adalah penyihir yang lebih kuat dari tiga murid hebat Tuan Garfiel, tidak, lebih tepatnya, Rio berkata kalau aku dan dirinya telah melampui mereka. Aku benar-benar tidak mengerti, karena pada akhirnya, Rio jadi babak belur seperti ini. Bisa kuartikan bahwa segala kesombongan yang Rio lakukan sebelumnya hanyalah omong kosong dan bualan semata.
“Tuan Garfiel, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?” Aku memberanikan diri untuk bersuara dan bertanya pada Tuan Garfiel yang tampak sedang sibuk mengurusi Rio, menoleh sedikit, Sang Master hanya menganggukkan kepalanya.
“Tanyakan saja, jangan sungkan, Goro.”
“Bagaimana caranya hingga Anda bisa membuat Skrillex, Hanallela, dan Yazkiel menjadi penyihir sekuat dan sehebat itu, dan apakah mereka itu dari dulunya selalu bersama begitu, seperti sebuah trio?”
Sejenak, aku bisa melihat Tuan Garfiel merenung, sampai akhirnya dia kembali menggerakan tangannya pada Rio, dan mulai menjawab pertanyaanku dengan intonasi yang begitu tenang. “Aku melatih mereka dengan keras, bahkan hingga mereka menangis dan berdarah-darah, sebab dulu aku punya saingan yang begitu membanggakan murid-muridnya yang hebat, dan dia selalu meremehkan murid-muridku, sehingga aku melampiaskan amarahku pada mereka bertiga. Tetapi, aku tidak sadar aku telah bersikap begitu kasar pada mereka, dan anehnya, mereka terus bertahan menghadapi sesi latihanku yang sangat keras tiap hari, sampai sebulan kemudian, mereka berhasil menunjukkan diri bahwa mereka telah menjadi yang terkuat di antara penyihir-penyihir seusianya, dan juga berhasil membuat wajah sainganku terkejut dan merasa malu. Dan ya, mereka selalu bersama, bahkan dari awal mendaftar kepadaku.”
Aku takjub mendengarnya. “Jadi begitu, ya. Tetapi, apakah mereka dekat dengan Anda?”
“Tentu saja, mereka bahkan sudah kuanggap seperti anak-anakku sendiri. Aku sangat menyayangi mereka bertiga, meskipun sekarang, sikap mereka begitu angkuh dari diri mereka sebelumnya, mungkin itu karena mereka sadar kalau di luar sana, banyak sekali penyihir yang lebih kuat dari mereka, sehingga mereka jadi agak kesal. Dari luar, mereka mungkin seperti orang yang jahat, tapi sebenarnya, mereka hanyalah korban dari ambisiku.”
Aku tidak pernah menyangka ternyata Tuan Garfiel pernah begitu kasar pada Skrillex, Yazkiel, dan Hanallela. Aku pikir, Tuan Garfiel selalu bersikap Ginyk dan lembut pada mereka, ternyata tidak demikian, mungkin hanya di masa ini beliau terlihat meGinyk pada mereka bertiga, tapi di masa lalu, Tuan Garfiel begitu kejam pada mereka bertiga. Ah, membahas soal kekejaman Tuan Garfiel, aku jadi ingat ketika Tuan Garfiel menghinaku sebegitu kejinya pada latihan pertamaku dengannya, dan itu telah membuatku sangat sakit, aku bahkan sampai menangis. Mungkin itu masih belum ada apa-apanya, jika dibandingkan dengan Tuan Garfiel yang dulu. Aku jadi kagum pada Skrillex, Yazkiel, dan Hanallela, karena mampu bertahan menghadapi kekejaman dari Tuan Garfiel, tapi hasilnya, mereka bisa menjadi penyihir yang sangat hebat.
“Aku minta maaf kalau Skrillex, Hanallela, dan Yazkiel tampak jahat dan angkuh pada kalian, mereka menjadi seperti itu karena ulahku, aku yang telah membuat mereka menjadi demikian, jadi, jika kau dan Rio kesal pada sikap mereka, lebih baik kalian lampiaskan saja amarah kalian padaku, jangan pada mereka.” Ucap Tuan Garfiel, terlihat seperti seorang ayah yang ingin melindungi tiga anak kesayangannya, jujur, aku sangat terharu mendengarnya.
Entah kenapa, setelah berbincang dengan Tuan Garfiel, aku sudah tidak berprasangka buruk lagi pada Skrillex, Yazkiel, dan Hanallela, aku sekarang malah benar-benar menghormati mereka bertiga.