Bab 3. Rahasia Gelap

1087 Words
Chloe keluar dari ruangan Doktor Aldrich Caesar dengan kepala panas. Ia benar-benar kesal sudah disemprot seperti itu oleh Aldrich dengan semena-mena. Aldrich sama saja menyebalkannya dengan perilakunya jika bertemu di luar kampus. Rasanya tak ada orang yang paling dibenci oleh Chloe selain Aldrich. “Hei, kamu tidak apa-apa?” sebuah suara mengejutkan Chloe yang terkesiap dan langsung menoleh ke belakang. Seorang pria yang jauh lebih tinggi darinya dan ia cukup tampan tersenyum pada Chloe. Chloe pun otomatis langsung tersenyum ramah. “Ya, aku baik-baik saja,” jawab Chloe dengan ramah. Pria itu mengangguk dengan cengiran yang manis. Deretan gigi rapi dan senyum menawan membuat Chloe ikut melakukan hal yang sama. “Aku pikir kamu pasti akan dimarahi olehnya. Doktor Aldrich memang bukan orang yang ramah. Entah apa yang bisa membuatnya terkesan,” ucap pria itu lagi pada Chloe. Chloe tersenyum dan mengangguk saja. “Oh iya, aku sampai lupa. Ini bukumu tadi tertinggal di meja.” Pria itu kemudian memberikan buku catatan kecil yang sering dibawa oleh Chloe. Chloe langsung membuka mulutnya dan kaget. Ia benar-benar lupa jika buku catatannya sampai tertinggal karena ia buru-buru hendak masuk ke ruangan Doktor Aldrich. “Oh Tuhan, terima kasih! Ini buku catatanku, aku tidak tahu harus seperti apa jika benda ini hilang. Terima kasih kamu sudah menyelamatkan bayiku ... maksudku bukuku!” Chloe dengan cepat mengoreksi sambil menyengir dengan imutnya. Pria itu ikut terkekeh kecil melihat sikap Chloe yang manis dan ramah. Bagaimana bisa gadis secantik dan semanis ini tak bisa membuat seorang dosen berdarah dingin jadi menghangat? “Perkenalkan namaku Knight Dayton. Aku tadi duduk di sebelahmu. Aku angkatan kedua tahun ini, jadi ini adalah tahun terakhirku, hehehe!” ujar pria itu masih terkekeh. Chloe tersenyum mendengar nama pria yang merupakan salah satu mahasiswa magister yang sama sepertinya. “Namaku Chloe Harristian, kamu bisa panggil aku Chloe!” sahut Chloe dengan nada riang. Kekesalannya pada Aldrich hilang sudah saat berkenalan dengan Knight. Knight langsung mengangguk dan mengulurkan sebelah tangannya untuk dijabat oleh Chloe dan gadis itu menyambutnya. Sementara di dalam ruangannya dan di depan asistennya , Connor Archer, Aldrich tengah bicara sekali lagi dengan gadis yang menjadi bonekanya selama ini. Aldrich bukan seperti pria biasa, ia tak berpacaran atau menikah namun menyimpan seorang gadis untuk memuaskan nafsu birahinya yang tak biasa. “Maafkan aku, Doktor. Tapi aku tidak sanggup melakukannya lagi. Aku benar-benar tidak kuat.” Evelyn mulai terisak dan menangis di telepon. Aldrich menarik napasnya dan memejamkan mata. Ia jadi mengumpat kesal dalam hati. Tak hanya karena berurusan dengan Chloe Harristian, kini ia harus kehilangan bonekanya. Gadis itu sepertinya mulai membawa kesialan pada Aldrich. “Bagaimana jika aku merekomendasikan temanku saja?” “Apa kamu seorang g***o? Aku tidak memilih sembarang gadis!” tegas Aldrich meski timbul rasa kasihan dalam hatinya pada Evelyn. Aldrich sekilas mengurut keningnya dan mengambil keputusan cepat. “Aku tidak suka memaksa. Jika kamu tak ingin bersamaku aku akan melepaskanmu. Tapi ingat perjanjian kita, tidak ada yang boleh tahu atau aku tidak akan melepaskanmu. Connor akan memburumu, apa kamu mengerti?” tanya Aldrich setelah beberapa saat terdiam. “Terima kasih, Doktor Caesar! Terima kasih!” Aldrich tak menjawab dan langsung mematikan ponselnya. Ia menyodorkan kembali ponsel itu pada Connor sambil sekilas menggigit bibir bawahnya dan sejenak berpikir. Connor yang memperhatikan atasannya itu perlahan mengambil ponsel tersebut dan memasukkannya ke dalam saku jas. Aldrich masih diam dengan sebelah tangan memegang dagu. “Kirimkan $50.000 ke rekening Nona Roseberg dan pastikan beasiswanya dicabut dari yayasanku lalu dia harus menjauh. Awasi dia,” ujar Aldrich memberikan perintahnya dengan tenang. Connor mengangguk sekali tanda mengerti. “Tentu saja, Doktor. Apa kamu mau mencari gadis lain?” Aldrich memejamkan mata dan menggelengkan kepalanya. “Pengukuhan gelar Profesorku akan berlangsung dalam waktu dekat. Aku harus menjaga diriku, aku tidak boleh lengah.” Connor mengangguk lagi. Aldrich pun membereskan sedikit mejanya dan meletakkan bolpoin mahal ke tempatnya lalu memasukkannya ke dalam saku jas. Connor kemudian mengambil mantel milik Aldrich dari gantungan jas dan memakaikan untuknya. “Apa aku punya jadwal mengajar lagi hari ini?” tanya Aldrich sambil memperbaiki mantelnya. “Tidak, Doktor! Kamu hanya harus memeriksa laporan dari Estrella, ayahmu menunggu sebelum malam.” Aldrich menarik napasnya agak panjang dan menarik ujung kemejanya di balik jas agar kembali rapi sebelum mengangguk mengerti. Aldrich adalah pria yang sangat perfeksionis. Ia tak menyukai kerutan atau renggangan apa pun di pakaiannya. Penampilannya selalu sempurna seperti seorang aristokrat. Tak jarang, ia sering dijuluki pangeran yang jatuh di abad yang salah. Connor Archer kemudian membukakan pintu untuk Aldrich yang akan keluar menuju landasan helikopter. Ia sering datang ke kampus menggunakan helikopter dari pada mobil. New York bisa sangat macet dan Aldrich paling tak mau membuang waktu. Ia selalu datang dan masuk kelas tepat waktu. Namun begitu ia sedang turun dari tangga melingkar menuju lantai paling bawah, kakinya berhenti. Chloe ada di sana dengan senyum paling manis yang membuat jantung Aldrich selalu tak karuan jika melihatnya. Kening Aldrich sedikit mengernyit. Wajahnya yang kaku seperti bergerak. Chloe tak melihatnya. Ia sibuk bercanda dan tertawa dengan seorang mahasiswa lainnya sampai mereka berdua keluar. Akan tetapi, Aldrich belum melepaskan pandangannya sama sekali pada Chloe. Kakinya ikut turun menapaki tangga sampai sepatunya menyentuh lantai marmer dari sebelumnya tangga kayu. Ia terus memandang Chloe yang tak lagi sedih karena baru saja dimarahi oleh Aldrich. “Doktor, sebelah sini!” tegur Connor menyentakkan pikiran Aldrich yang sepenuhnya hampir diambil oleh Chloe. Aldrich menyembunyikan rasa kagetnya dengan baik. Ia lantas mengikuti Connor ke arah yang berbeda untuk berjalan ke lapangan tempat helikopternya berada. Dari kejauhan, helikopter itu sudah siap untuk terbang. Kaki Aldrich lantas berhenti dan menoleh lagi ke arah samping dan matanya mencari Chloe. Tapi gadis itu sudah menghilang entah ke mana. “Doktor? Apa ada yang tertinggal?” tegur Connor kemudian. Aldrich menoleh pada Connor dan menggelengkan kepalanya dengan ekspresi datar. Ia berjalan kembali dan naik ke helikopternya dan pergi beberapa saat kemudian. Setelah terbang beberapa saat, Aldrich sedikit menarik lengan Connor untuk bicara padanya. Connor otomatis mendekat untuk mendengar perintah dari Aldrich. “Chloe Harristian, cari kelemahannya dimana. Aku ingin dia dikeluarkan akibat kesalahan akademis sebelum akhir bulan ini!” ujar Aldrich memberikan perintah pada Connor. Connor sedikit mengernyitkan keningnya. “Bukankah dia adalah adik dari sahabatmu, Doktor?” Aldrich mengeraskan rahang dan sempat membuat mukanya ke arah lain sebelum memberikan penjelasan pada Connor. “Aku tidak peduli. Selama dia masih di kampus ini, selama itu pula hidupku tidak akan tenang!” geram Aldrich jadi menaikkan suaranya pada Connor. Connor hanya bisa diam dan menerima perintah tersebut lalu mengangguk kemudian.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD