Pov Cecylia. Keesokan harinya, aku hendak berangkat seperti biasanya. Namun, kali ini papaku sengaja menyuruh anak baru itu untuk mengawalku dan kesekian kalinya selalu aku tolak. Aku tak ingin penyamaranku sia-sia. "Non, saya harus ikut dengan kalian," ujar Kak Andrea si pengawalku itu. "Nggak perlu, aku malu jika bersama kalian," ujarku dengan ketus sembari menghampiri papa. "Pa, apa-apaan, sih. Aku nggak mau sekolah harus di kawal," ujarku sembari duduk di kursi meja makan. "Cecyl," ujar papa. "Kalau mau lihat aku nggak sekolah, ya silahkan," ujarku sembari beranjak dari kursi. Aku melangkahkan kaki menuju anak tangga yang menghubungkan ke kamarku. "Cecyl!" teriak papa. "Terserah, aku nggak akan sekolah sekalian," jawabku. Akhirnya papa mengalah dengan kemauanku saat ini, aku