Hari berganti hari dengan berbagai kejadian baik yang diharapkan maupu tak diharapkan. Hari ini tepatnya setelah empat hari Tyara mempelajari tentang jobdesk nya dengan Andre, akirnya sekarang dia berhadapan langsung dengan Andre dengan identitas baru sebagai Dimas . Dia pun berpakaian selayaknya laki - laki kantoran pada umumnya dengan mengenakan kemeja dan jas. Semua pakaian itu disediakan oleh Ali melalui Andre.
Tok..tok..tok
suara ketukan terdengar oleh Sadam dari dalam ruangannya..
"Masuk"
"Selamat Pagi Pak Sadam"
"Pagi " Sahut Sadam tanpa melihat ke arah Andre. Karena dia sudah hapal suara Andre.
"Jadwal saya hari ini apa saja Ndre?
"Permisi Pak Sadam , Saya memberitahukan bahwa hari ini sekretaris yang baru akan bekerja per hari ini
dan perkenalkan ini Dimas yang akan menjadi sekretaris Pak Sadam" Ucapan Andre membuat Sadam menutup berkas yang sedang dia periksa. Sadam mengamati sosok yang katanya akan menjadi sekretarisnya itu dari atas sampai bawah. Dia merasa pernah melihat orang ini ,namun dia sanksi sendiri.
"Apakah kita pernah bertemu ya ? saya merasa anda tidak asing bagi penglihatan saya"
Andre dan Tyara saling pandang mendengar ucapan Sadam, 'wah bahaya ini belum apa-apa masa udah ketahuan aja sih' batin Tyara dengan perasaan was - was, kemudian diapun menjawab dengan aksen suara laki-laki.
"Mohon maaf pak maksudnya bagaimana ya?
ini pertama kalinya saya berada di kantor ini setelah dinyatakan lolos seleksi"
"Iya pak Sadam, Dimas adalah salah satu pelamar yang kami seleksi dan dinyatakan lolos, Apakah Pak Sadam mengenal Dimas?"
ucap Andre mencari alibi agar rencananya tidak terbongkar dihari pertama rencana di jalankan.
Sadam menganggukkan kepala membenarkan ucapan Andre dan Tyara
"tidak , saya hanya merasa pernah bertemu
baiklah Dimas kamu sudah tau tugas dan pekerjaan mu disini kan ??"
"Sudah Pak, Tadi Pak Andre sudah menjelaskan semua Pak"
"Oke , mari kita mulai bekerja sekarang juga , jadi bacakan agenda saya hari ini...Andre kamu dampingi dulu ya"
"Baik Pak Sadam" kemudian Andre menyerahkan Tablet yang berisi jadwal kegitan Sadam ke Tyara ,kemudian Tyara membacakan agendanya.
"Jam 10.30 agenda rapat dengan seluruh devisi untuk laporan bulanan
Jam 2 bertemu dengan PT.XY di restoran MM
Jam 4 bertemu dengan Bapak Darko di kantor
untuk hari ini hanya itu saja agenda bapak hari ini.
Apakah ada yang mau dirubah pak?"
"Sudah cukup
Andre apa papa ada diruangannya?"
Sadam beralih memandang Asisten sang Ayah
"Bapak hari ini tidak ke kantor Pak, karena ada jadwal chek up di Rumah sakit bersama dengan Ibu Fatma.
Maaf pak Sadam ,nanti yang mendampingi Bapak ke Restoran MM Dimas, karena saya harus menggantikan Pak Ali untuk meeting dengan klien dari perusahaan YY, Saya sudah memberikan dokumen yang akan dibawa ke Dimas. Kalau begitu saya ijin kembali ke ruangan saya pak."Andre membungkukkan badannya kemudian keluar dari ruangan itu. Sekarang tinggallah Sadam dan Tyara saja diruangan itu,jantung Tyara berdetak tak karuan karena dippandangi Sadam dengan intens.
"Kamu bisa kembali ke ruangan kamu, dan siapkan materi untuk rapat dengan kepala devisi nanti"
"Baik Pak" Tyara membungkukkan badan kemudian keluar dari ruangan itu.
Setelah Tyara keluar dari ruangan itu,Sadam merasa pernah bertatapan dengan mata itu, namun dia tidak mengingat sama sekali , bahkan jantungnya pun berdetak dengan cepat, dia merasa aneh.' perasaan apa ini ??' bathin Sadam.
Tyara dalam ruangannya pun sedang sibuk menyiapkan berkas- berkas yang akan dibawa nya nanti, meskipun Andre sudah membantu menyiapkan, Tyara tetap memeriksa kembali agar tidak terjadi kesalahan. Dia mendengar notifikasi dari ponselnya dan melihatnya, ternyata pesan dari Fatma.
' Bagaimana hari ini Tya?? apakah aman dengan Sadam ?'
'Alhamdulilah aman Bu, mohon doanya ya Bu agar lancar semuanya .dengan emoticon tangan menangkup'
'Aminn...kalau ada yang merasa kurang paham ,kamu langsung hubungi Andre ya'
'Baik Bu'
begitulah pesan dari bu Fatma. kemudian Tyara keluar ruangan menuju ke ruangan Sadam untuk mengingatkan jadwal meeting dalam sepuluh menit lagi.
Tok..tok..tok
"Masuk"
kemudian terbukalah pintu dan nampaklah Tyara dalam sosok Dimas
"Permisi Pak, meeting akan segera mulai, apakah mau kesana sekarang?"
" Oke kita kesana sekarang" Sadam berdiri dari kursinya dan mematikan layar PC nya kemudian keluar diikuti Tyara dibelakangnya. Dalam perjalanan ke ruang rapat yang terdapat di lantai sepuluh ,di dalam lift Sadam masih penasaran dengab Dimas dengan jantung berdegup dua kali lipat dari normalnya. akhirnya keluar ucapan dari mulut Sadam
"Dimas, apakah kita pernah bertemu?? Saya merasa pernah melihat kamu, namun saya lupa bertemu dimana" ucap Sadam mengulang pertanyaan yang tadi dia tanyakan di ruangannya. Tyara pun terkesiap kaget dengan pertanyaan itu dan menjawab dengan tergagap.
"em..emm..mu-mungkin bapak salah liat atau mungkin ......"