2

687 Words
"Gila lu,emang edah enggak bisa bayar kamar hotel lu ??? kalo lu kayak gitu wajarlah Om Ali ngamuk Otak lu emang kadang - kadangya Dam.." tanggapan dari Darko sambil melempar gulungan tisu ke arah Sadam setelah Sadam menceritakan kejadian kemaren siang di kantornya. " ahh..sialan lu,,kayak lu enggak pernah aja" "Ha..ha...haa" suara tawa dari mulut Darko membuat atensi orang- orang yang ada di dalam restoran tersebut. "Maaf...maaf..saya kelepasan...silakan lanjutkan kembali menikmati makanannya" Darko berdiri sambil menangkupkan tangan nya memnta maaf pada pengunjung resto tersebut. "setidaknya gue enggak pernah ketauan sama siapapun Broo...belajar lah sama gue kalo masalah kek gituan bro...hahahah" Darko masih saja meledek Sadam. Iya mereka adalah makluk Adam dengan satu spesies, bahkan bukan hanya berdua saja mereka berkawan. Mereka empat sekawan yang merupakan Casanova ataupun Don juan yang semuanya merupakan CEO perusahaan masing - masing. Dan kebetulan saja hari ini hanya mereka berdua yang janjian bertemu. **** "Silahkan Tante...butuh berapa banyak ,biar saya bantu ambilkan ?" Suara seorang gadis membantu wanita paruh baya mengambil barang di display Product di rak bagian atas. "tolong ambilkan tiga ya.." "Siap ...ada lagi Tan ,yang bisa saya bantu??" "sudah, terimakasih ya untung kamu melihat saya kesusahan ngambil barang itu, padahal saya udah manggil SPG nya tapi belum ada yang datang" "kalau begitu saya duluan ya Tante ..mari Tan" Akirnya gais itu pergi ke arah kasir untuk menyelesaikan belanjaannya untuk segera pulang. *** "Kenapa mama belanja sendirian?? kenapa enggak suruh embak aja mam?" tanya Sadam saat melihat mama nya membawa bungkusan dan mengambil alih bungkusan tersebut untuk di bawa ke pantry. "Tadi sih rencana hanya ketemu temen mama aja Dam, begitu ngewatin supermarket ,Mama baru ingat banyak barang dapur yang abis. Coba mama punya anak perempuan ,pasti bisa mama ajak belanja- belanja. Kalau sekarang paling enggak yah menantu gitu Dam, biar bisa nemenin mama!!" "Sindirannya alus banget mam" " Yah kamu itu loh Dam ,apa yang urang coba ??? ganteng ? iya mapan ? iya tapi kok ya enggak ada perempuan baik -baiik yang nyantol di kamu !!! heran bener deh mama sama kamu" " Iya mam, nanti aku cari menantu buat mama...tenang aja mama itu" "Atau mau mama kenalin sama anak dari temen mama?" "Haduhhh mam,,,,enggak...enggak ,,,aku bisa nyari sendiri" ucap Sadam sambil menggeleng - geleng kan kepala. Bisa gawat kalau sampai mama nya turun tangan nyariin pasangan, ucap Sadam dalam hati. "Tapi inget Dam, jangan sampe kayak perempuan - perempuan itu, maksudnya kayak perempuan yang kepergok sama papa waktu itu dikantor" Sadam menggaruk tengkuknya dan salah tingkah mendengar ucapan mama nya. *** "Andre...gimana, kamu sudah mendapatkan sekretaris buat Sadam??" tanya laki - laki paruh baya yang masih gagah di usia yang tak muda lagi itu. "Belum Pak...Tapi..."Andre menghentikan ucapannya dan melihat ke arah atasannya,dia ragu akan mengucapkan kata yang ada di tenggorakannya. "Tapi kenapa ? lanjutkan ucapan kamu" peintah atasannya itu dengan tegas. "Sebenarnya saya mempunyai kandidat untuk menjadi sekretaris pak Sadam. Dia adalah karyawan di bagian Humas yang sudah bekerja di perusaan ini selama dua tahun. Melihat track record selama bekerja dia memiliki kualifikasi yang cocok untuk mendampingi pak Sadam,,Namun dia...." Andre kembali menghentikan ucapannya kembali , keraguannya muncul kembali. Atasannya melihat dengan meng gedikkan dagu nya dengan alis mata diangkat seolah memerintahkan untuk melanjutkan kembali ucapan yang tertahan. Kemudian Andre melanjutkan ucapannya dengan sedikit ragu. " Dia seorang perempuan pak" ck...ck...ck ..lelaki tua itu berdecak dan melanjutkan dengan ucapan sarkas nya " Kamu belum paham sama kelakuan Sadam?? apa bedanya kalao saya carikan lagi di Sekretaris yang sama, cari yang laki- laki Ndre? saya ingin Sadam bisa berubah menjadi lebih baik lagi Ndre..Saya ini sudah tua, dia yang akan melanjutkan ussaha saya ini,enggak mungkin saya menyuruh Satya , karena dia sudah nyaman dengan profesi menjadi dokter sekarang." "Saya punya usul pak !!! namun saya sedikit ragu apakah dia mau menerima atau tidak pak !!" "Kamu ini Ndre punya usul tapi kok malah ragu sendiri" Pak Ali mengalihkan pandangan ke jendela besar yang ada diruangan tersebut dengan memandang keluar melihat gedung - gedung yang ada di area perkantoran itu. " Memang apa usul kamu itu Ndre?" " Bagaimana kalau kita rubah penampilan dia pak?" "Maksud kamu bagaimana?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD