Saat Indah sedang istirahat dalam menjalankan gladi resik fashion show, kekasihnya, Rangga, meneleponnya. Ia tersenyum saat melihat nama sang penelepon tertera di layar ponselnya.
“Asyik bener ditelpon ayang,” celetuk Nella, model junior.
Indah terkekeh mendengar celetukan juniornya itu. “Gue angkat telepon dulu, ya,” ujar Indah pada rekan-rekannya sebelum pergi menjauh agar percakapannya di telepon tidak mengganggu mereka.
“Halo, Sayang,” ujar Indah menjawab panggilan teleponnya.
“Beb, aku lagi di jalan nih ke tempat gladi resik kamu.”
“Lho, meeting kamu udah selesai?”
“Udah dong, Beb.”
“Cepet banget.”
“Proposal aku langsung diterima sama PT CBA.”
“Serius? Tender proyek kamu menang?!”
“Ya jelas menang dong. Pacar kamu tuh ya udah ganteng, pinter pula! Beruntung banget kamu pacaran sama aku!”
Tawa Indah semakin tak terbendung dan rasa iri Sekar pun semakin meluap. Tak tahan melihat kebahagiaan saingannya dalam merebut hati Rangga itu, Sekar pun beranjak dari area latihan menuju toilet. Ia ingin merapikan dandanannya di sana sebab dari percakapan Indah dengan Rangga di telepon, pria itu akan segera datang ke tempat gladi resik mereka. Ia selalu berusaha untuk tampil lebih cantik dan lebih mewah daripada Indah untuk membuktikan pada Rangga bahwa pria itu telah salah memilih kekasih.
***
“Hai, Tante,” ujar Rangga menyapa Kimberly, saat dirinya baru saja tiba di area gladi resik.
“Hai, Rang. Sabar ya, sebentar lagi selesai kok latihannya,” balas Kimberly seraya tersenyum semringah. Ia tahu Rangga pasti ingin menjemput kekasihnya.
Rangga memandangi para model yang berlenggak lenggok di atas panggung. Semua gadis itu memiliki paras cantik dan bentuk tubuh tinggi semampai. Semua wanita itu adalah tipe gadis idealnya. Namun, gadis impiannya hanyalah Indah Karnasih Hadiputro seorang.
Saat tiba gilirannya menuju area depan panggung, Sekar mendapati Rangga sedang berdiri di samping Kimberly. Karena terlalu memperhatikan Rangga, ia tidak memperhatikan langkahnya yang menyebabkan dirinya jatuh tersungkur tepat di hadapan Kimberly dan Rangga, yang membuat semua orang terkejut dan orang musik menghentikan suara musik yang mengiringi sesi latihan mereka.
“Ya ampun, Sekar … kamu gapapa?” tanya Kimberly panik seraya menghampiri Sekar.
Sekar menjawab pertanyaan Kimberly dengan erangan akibat rasa sakit pada pergelangan kakinya.
“Santo, bawa Sekar ke klinik,” ujar Kimberly pada asistennya.
“Baik, Mbak,” balas Santo yang segera menggotong tubuh Sekar bersama ketiga rekan kerja lainnya.
“Sekar, kamu istirahat aja dulu, ya. Gak usah ikut fashion show hari Sabtu besok.”
“T-tapi, Mbak …,” protes Sekar yang tidak dipedulikan Kimberly.
“Dianita, besok kamu gantikan Sekar, ya,” ujar Kimberly pada Dianita, seorang gadis berusia 17 tahun yang baru saja memulai karir modelingnya.
“Baik, Mbak,” balas Dianita yang langsung dihujami tatapan tajam dari Sekar. Sekar tidak suka apabila ada junior yang tidak menghormatinya dan melakukan apa pun tanpa seizinnya.
Santo dan ketiga rekan sesama asisten pun segera membawa Sekar ke klinik setelah Kimberly menyuruh mereka untuk segera pergi. Kimberly juga memutuskan untuk menyudahi sesi latihan pada hari itu karena ia pikir anak-anak didiknya sudah terlalu lelah. Sebenarnya mereka masih bersemangat, hanya saja Sekar membuat Kimberly salah paham.
***
Rangga membawa Indah ke sebuah restoran bintang lima yang terletak di lantai paling atas gedung pencakar langit yang berada di area Thamrin, Jakarta Pusat. Ia sudah memesan sebuah meja yang dihiasi dengan bunga mawar merah yang sangat cantik dan sebuah pigura foto berisi foto Indah bersama Rangga saat mereka kencan di Disney Land Jepang, bermain ski di Swiss, dan menonton pertandingan sepak bola klub favorit Rangga di Inggris. Meja mereka dihias dengan sangat cantik dengan lilin-lilin yang membuat suasana semakin romantis.
“Wah, ada apa nih?” tanya Indah dengan senyum semringah saat mendapati area meja yang sudah dipesan oleh kekasihnya itu terasa sangat romantis. Seingatnya, hari itu bukanlah hari ulang tahunnya, bukan pula hari ulang tahun Rangga, dan tentunya bukan juga hari anniversary hubungan mereka. Lalu apa yang membuat Rangga harus repot-repot memesan meja dengan posisi terbaik yang tepat berada di samping jendela yang membuat mereka dapat menikmati indahnya kota Jakarta dari ketinggian? Oh, mungkin Rangga ingin merayakan kesuksesannya memenangkan tender proyek yang diadakan oleh PT CBA.
“Selamat atas kontrak peran baru kamu di film Oh, My Dream Girl!” ujar Rangga yang membuat Indah tertawa lalu memeluknya dengan erat. Rangga menghirup dalam-dalam aroma tubuh Indah yang wanginya sangat menggoda, yang membuatnya ingin memakan Indah hidup-hidup jika saja Indah menganut prinsip hidup sebebas mungkin.
Mereka memulai makan malam romantis mereka dengan hidangan pembuka yang lezat lalu dilanjutkan dengan menu utama. Makanan pada hidangan pembuka dan hidangan utama sangatlah lezat. Indah sangat menikmatinya. Namun, tidak bagi Rangga. Pria itu tak sabar menanti hingga hidangan penutup. Rasanya waktu berjalan dengan sangat lambat atau Indah yang sengaja memperlambat makannya. Sampai tibalah pelayan menghidangkan menu penutup berupa pudding, buah, kue, dan es krim.
“Indah, I wanna ask you something,” ujar Rangga saat Indah sedang menyantap es krim vanilanya.
“What’s that?” tanya Indah tanpa curiga.
Tiba-tiba saja Rangga berlutut di hadapan Indah dan mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dari dalam jasnya. Indah ternganga saat Rangga membuka kotak perhiasan itu dan terlihat sebuah cincin berlian bersinar dari dalam sana.
“Will you marry me?” tanya Rangga dengan penuh percaya diri. Ia tampan dan kaya raya. Rasanya tidak mungkin Indah menolak star boy seperti dirinya.
Indah terdiam sejenak. Otaknya mencerna kejadian yang sangat cepat terjadi di hadapannya. Apakah ia yakin akan segera menikahi kekasihnya itu? Tahun ini usianya akan mencapai 26 tahun. Usia yang ideal untuk menikah. Kekasihnya pun bukan orang sembarangan. Rangga merupakan pria tampan dan mapan, serta berasal dari keluarga baik-baik dan terpandang. Rasanya Rangga akan menjadi pasangan yang tepat untuk dirinya. Ia pun menganggukkan kepalanya lalu berujar, “Yes, I will.”
Tampak keceriaan di raut wajah Rangga. Dengan mantap, ia memasangkan cincin berlian di jari manis tangan kiri Indah lalu memeluk kekasihnya itu dengan sangat erat.
“I love you,” bisik Rangga di telinga Indah.
“I love you too,” balas Indah seraya menahan air mata terharunya.
Cincin berlian itu tampak semakin berkilau di tangan semulus dan sebening milik Indah. Orang-orang yang berada di dekat area meja Indah dan Rangga memberikan tepuk tangan untuk kedua insan yang akan bertunangan itu. Beberapa orang bahkan memotret kedua pasangan itu setelah menyadari bahwa sang gadis adalah seorang artis yang sedang naik daun.