"Ha-ha-ha, kenapa wajahnya begitu? Bercanda. Mana mungkin aku tega bikin kamu besok jalannya ngangkang," kata Prasta. "Ish. Jahat banget kamu, Pras." Sasti memukul d**a sang suami pelan. Ia kesal sekaligus senang. Ternyata semuanya memang tidak terbukti. Mereka tidak salah dan jelas malam itu ada seseorang yang menjebak mereka. "Kalau jahat enggak mungkin kamu suka," kata Prasta. Sasti menoleh. Ia menatap wajah sang suami lekat dan tidak pernah memungkiri jika pria di hadapannya adalah yang terbaik selama ini. Prasta memang kadang keras kepala. Sama, ia juga demikian. Namun, mereka bisa melewatinya dengan saling mengalah satu sama lain. Jadi, tugas Sasti sekarang hanya mempertahankannya saja. Mengingat perkataan Sinta tadi, ia tak yakin jika wanita itu akan diam saja melihatnya baha