Prima menunggu Sasti agak jauh dari gerbang pintu masuk kediamannya. Jika ia tak bisa menyentuh gadis itu di dalam rumah, ia akan melakukannya di luar. Ketika ia melihat taksi yang dicegat oleh Sasti berjalan usai gadis itu masuk, gegas ia mengekorinya. Saat itu, Sasti masih belum sadar. Jadi, diam saja di dalam taksi. "Mbak, sepetinya mobil di belakang mengikuti kita," kata sopir taksi yang menyadari mobil Prlma mengikuti mereka. "Kak Prima." Sasti menyebut nama sang kakak ipar usah melihat ke belakang. "Itu kakak ipar saya, Pak. Tolong percepat laju mobilnya," titah Sasti. "Baik, Mbak." Sang sopir yang tampak lihai mengendarai mobil bergerak cepat meninggalkan mobil Prima. Pria muda itu terus melajukan taksinya menuju ke lokasi yang Sasti maksud. Namun, Prima tidak mau menyerah