"Kamu udah bangun?" tanya Sinta. Prima sudah selesai membersihkan diri ketika Sinta membuka mata. Gadis itu baru saja terlelap sekejap usai mendapat gempuran dari Prima. Tubuhnya terasa lemas, tapi ia paksa untuk duduk dan bersandar pada bahu ranjang. "Sudah, Sin. Kamu masih capek?" tanya Prima. Pria itu membuang rokoknya yang masih tinggal separuh ke asbak. Kemudian, mendekati cinta yang ada di peraduan. Pria itu mengambil duduk di tepi ranjang. Tangannya terulur mengusap rambut Sinta yang berantakan. "Makasih, ya," ucap Prima. Cinta membuang pandangannya ke sisi ranjang titik kardus itu menunduk sejenak, kemudian mengambil tangan Prima perlahan. "Kamu enggak pakai pengaman lagi, Kak," katanya. "Enggak apa-apa. Aku bilang, 'kan, aku mau tanggung jawab." "Tapi, aku takut hami