Randra tersenyum senang karena perkataannya tadi bak gayung bersambut karena memang sekarang ini ia seperti memiliki kesempatan lagi.
Rasanya benar-benar menggembirakan bagi Randra karena pada akhirnya Rania menjawab saat ia mengajak berbicara. Yang paling membuatnya bahagia karena Rania menjawab dengan nada yang yang tidak ketus dan kasar karena biasanya jika Rani menjawab perkataannya itu pasti dengan nada yang ketus karena Rania malas untuk mengobrol dengannya.
"Aduh lagi kasmaran nih ceritanya." Ledek Dilan kepada Randra itu.
"Apaan sih ih ya wajar dong kalo gue seneng karena ya siapa juga yang nggak seneng kalau akhirnya setelah sekian lama dia bales obrolan gue tapi nggak pakai otot balesnya. Ya gue enggak tahu dia kesambet apa sih cuman gue senang aja sampai sekarang. Meskipun kemungkinan besar kalau dia belum buka hati ke gue it's oke nggak masalah karena yang penting dia udah mau bicara sama gue itu aja udah cukup bagi gue sampai saat ini juga.
"Iya gue tahu kok, emang saya simpel dan sederhana itu dan pastinya bikin lu udah bahagia kayak di mabuk kepayang." Jawab Dilan kepada Randra.
Mereka sekarang ini masih menunggu Kiara karena Kiara belum bangun juga. Waktu bel masuk masih panjang jadi sekarang ini mereka santai saja berada di sana. Ya hitung-hitung mereka bisa menunggu kedatangan dari Agam juga meskipun mungkin nanti agama kan duluan pergi ke kelas karena pasti Aruna akan langsung mengajaknya pergi ke kelas. Namun itu tak masalah bagi mereka karena mereka tahu bagaimana Aruna kepada Agam.
"BTW kok Agam belum datang ya? Enggak biasanya nggak sih dia belum datang kayak gini? Padahal biasanya kan udah datang ya paling cepet malah dia datangnya." Ujar Randra kepada Dilan dan Dilan pun ikut mengangguk karena memang ini aneh. Biasanya malah Agam datang dulu.
"Lagi nungguin Aruna kali ya tapi ya udahlah biarin lagipula mereka juga bahagia kok. Nanti pasti mereka bakalan datang juga kok tunggu aja lah lagi pula juga masih jam berapa ini." Ujar Dilan menjawab perkataan Randra.
Mereka menunggu di sana sembari mengobrol bersama hingga pada akhirnya mereka melihat juga mobil agar masuk kedalam parkiran mobil dan dan sudah terlihat bahwa disamping Agam ada Aruna. Agam dan Aruna memang satu pasang yang sering terlihat bersama ketika mereka sedang di sekolah. Mereka sering membuat orang-orang menjadi iri padanya. Hal itu dikarenakan hubungan mereka yang sangat couple goals sekali saat ini.
"Aruna, aku mau ke Randra dulu ya mau tanya ada apa di sana. Khawatir juga aku kalau ada apa-apa sama dia." Tanya Agam meminta izin kepada Aruna. Sebenarnya karena merasa kesal karena waktu dari Agam terbagi lagi tapi kali ini ia membiarkannya karena ini juga masih jam segini jadi di ia membolehkan Agam untuk pergi ke Randra terlebih dahulu tapi dengan syarat tidak lama-lama. Karena hal itu sekarang ini Aruna pun mengangguk.
"Makasih sayang aku kesana dulu ya kamu tunggu di sini sebentar. Aku janji nggak akan lama kok." Ujar Agam kepada Aruna dan kali ini Aruna mengangguk masih menunggu di dalam mobil karena ia tidak mau jika ia menunggu dengan keadaan berdiri pasti akan sangat pegal sekali nantinya.
Agam sudah berjalan menuju kearah Randra, ia pikir anda sudah gila karena terlihat mengobrol sendiri dan tertawa sendiri tapi ternyata ia salah karena sekarang ini Randra tidak hanya sendiri melainkan Randra bersama dengan Dilan yang ada di dalam mobil. Itu merupakan mobil dari Kelvano dan saat ia sudah semakin dekat ia bisa melihat ada Kiara juga yang sekarang ini sedang tertidur di dalam mobil. Ia pun kini menjadi khawatir dan takut jika terjadi apa-apa kepada Kiara makanya ia semakin mempercepat langkahnya.
Saat sudah sampai di sana ia langsung bertanya kepada Dilan dan Randra ada apa dengan Kiara. Yang memperlihatkan wajah khawatir dirinya.
"Ada apa sama Kiara? Kenapa kok dia masih tidur sekarang dia nggak papa kan?" Tanya Agam to the poin saat ia sampai di dekat mereka bertiga.
"Tiara kurang tidur aja sih gara-gara tadi malam dia nggak bisa tidur. Makanya tadi bang Kelvano waktu ngeliat gue langsung minta kue buat nungguin Kiara soalnya dia ada kelas pagi. Soalnya nggak tega juga mau bangunin Kiara kelihatan masih ngantuk banget sekarang." ujar Dilan itu.
"Oh iya iya tapi beneran nggak papa kan ya Kiara?" Tanya Agam dan mereka berdua pun kini mengangguk. Saat ini ini mereka mengobrol sebentar.
"Sayang ayo." Ujar Aruna yang kini sudah berada di luar mobil. Aruna merasa sudah menunggu lumayan lama jadi ia memutuskan untuk memanggil Agam yang sepertinya keasikan ngomong dengan teman-temannya itu. Agam pun sekarang sudah ah minta maaf kepada teman-temannya karena ia tidak bisa ikut menjaga Kiara dan teman-temannya pun sudah maklum dengan hal itu karena sedari tadi mereka juga sudah mengira.
Kini Agam sudah pergi meninggalkan mereka dan mereka bisa melihat sekarang ini Agam pergi ke dalam sekolah bersama dengan Aruna. Sebenarnya Randra masih merasa kesal dan dan ia juga berpikir bahwa Agam tidak cocok sama sekali dengan Aruna Aruna Aruna terlalu posesif dan pencemburu. Akan tetapi hari ini ia sedang bahagia jadi ia tidak mempermasalahkan mengenai Aruna kepada Agam karena ia tidak mau membuat harinya hari ini menjadi hari yang buruk. Ia ingin hari yang indah.
"Ini kita nanti jadi kan ke rumah Kiara buat tugas?" tanya Randra.
"Ya jadi dong kenapa nggak jadi? Oh iya Randra, nanti gue titip Kiara ya biar diam naik mobil sama lo. Atau nanti sama Agam deh biar kita atur nanti aja." Ujar Dilan kepada Randra dan Randra setuju dengan perkataan Dilan.
"Udah nanti Kiara sama gue aja nanti kalau dia sama Agam malah si Aruna ngamuk lagi berakhir dengan enggak jadi ngerjain tugas nanti kalau Aruna sampai ngamuk." Ujar Randra kepada Dilan karena ia sudah sangat hafal bagaimana sifat dari Aruna. Dilan pun pada akhirnya mengangguk setuju.
Kiara sekarang ini tampak mengerjapkan kedua matanya dan ia pun akhirnya membuka matanya meskipun yang Kiara saat ini lihat sama baik tidur maupun iya terbangun karena semuanya sama-sama gelap. Namun Kiara merasa bahwa ia sekarang masih berada di dalam mobil dan dan ia bisa mengenali bau serta suara dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Kali ini ada Dilan dan juga Randra. Sekali karena ia sudah hafal dengan mereka.
"Loh kok kalian ada di sini? Eh ini belum jam masuk sekolah kan? Maafin gue ya guys karena gue kalian jadi nungguin di sini." Ujar Kiara itu.
"It's oke Kiara no problem lagi pula juga kita nggak ngapa-ngapain juga sih karena ini belum masuk sekolah kok. Tenang aja kita pasti bakalan selalu ada di sisi lo kok kapanpun itu. Tadi sebenarnya Agam juga ada disini tapi dia duluan sama Aruna." Ujar Dilan kepada Kiara dan Kiara masih merasa bersalah saja kepada mereka. Namun kini Kiara lebih terkejut lagi ketika mendengar nama Agam dan Aruna. Bukannya ia terkejut jika mereka ada disini tapi ia terkejut kenapa Agam masih berani untuk dekat dengannya saat ada Aruna di dekat Agam. Karena pasti Aruna sangat marah kepada Agam.
"Tadi Agam di sini? Aduh kenapa Agam berani banget sih padahal kan ada Aruna titik tapi mereka berdua nggak apa-apa kan? Maksud gue mereka nggak berantem lagi kan gue nggak mau kalau mereka berantem lagi gara-gara gue. Lagi pula juga akan mudah gue peringatan buat jaga-jaga gue kalau ada Aruna di dekatnya. Gue takut banget kalau mereka pisah karena gue padahal mereka sama-sama saling sayang." Ujar Kiara dengan khawatir.
"Tenang aja Kiara mereka nggak bakalan kenapa-kenapa kok. Hubungan mereka bahkan baik-baik aja jadi lu nggak perlu berpikiran yang nggak kayak gini. Udah yuk kita ke kelas aja sekarang." ujar Dilan tersebut.
Kini mereka bertiga pun sudah pergi ke kelas mereka. Sesampainya di kelas mereka langsung menyiapkan buku buku pembelajaran mereka karena sebentar lagi guru mereka sudah akan datang karena tepat saat mereka masuk kedalam kelas tadi bel masuk pun juga sudah berbunyi dengan nyaring.
Untung aja tadi gue kebangun kalau nggak kemungkinan Dilan, gua sama Randra bakalan telat karena gue. Karena gue yakin banget kalo mereka berdua nggak mungkin bangunin gue kayak apa yang dilakuin sama Abang. Kalau kayak gitu nantinya gue yang akan merasa bersalah kepada mereka.
Pembelajaran pun sudah dimulai dan sekarang ini mereka sudah mengikuti pembelajaran dengan cukup baik. Meskipun di antara mereka ada 1 siswa yang sekarang ini ini tengah kesulitan untuk menyerap semua pembelajaran yang menurut siswa siswa lainnya sangatlah mudah dicerna.
Ya, itu adalah Dilan. Dilan dengan diseleksianya yang membuat dirinya tertinggal dari teman-temannya sebenarnya ia sendiri juga bingung kenapa teman-temannya tidak ada yang mengetahui tentang penyakitnya itu. Hanya beberapa saja yang tahu sementara yang lainnya menganggap bahwa Dilan memang malah saja untuk belajar karena biasanya cowok-cowok seperti Dilan memang malas untuk belajar. Padahal mereka tidak tahu saja jika Dilan mati-matian belajar saat ia sedang ada di sekolah karena jika iya masih memaksa untuk belajar ketika di luar sekolah bisa-bisa iya sekarang gila.
Maka dari itu meskipun ia sangat membenci siang karena ia harus selalu belajar dan belajar tapi tetap saja ia juga akan membatasi dirinya karena jika ia terus-menerus belajar bisa-bisa kepalanya pecah. Lagipula ia juga akan menyelingi dengan bermain musik seperti yang yang sering ia lakukan. Musik adalah hidup dari Dilan bisa dibilang musik merupakan seperempat dari hidup Dilan karena dengan musik rasanya Dilan merasa tenang jika ia ada disaat-saat yang paling terpuruk di dalam hidupnya.