Bab 17. Amanah Terakhir

1065 Words

Selamat membaca! Setelah berlari dengan sekuat tenaga sambil menahan rasa sakit di hatinya, Viola pun menghentikan langkahnya dan duduk di sebuah kursi panjang yang berada di taman kampus. "Pak Devan tega banget sih. Aku udah susah payah masak nasi goreng itu, tapi malah dikasih orang lain." Air mata Viola pun akhirnya menetes begitu saja membasahi kedua pipinya. Gadis itu menangis. Meluapkan rasa kesal sambil menundukkan kepala. Kedua tangannya semakin mengepal erat saat ingatannya kembali menampilkan bayangan di saat Silvi memakan nasi goreng buatannya. "Hai, ada masalah, ya?" Suara itu terdengar sangat jelas. Membuat Viola seketika langsung menoleh, melihat sosok pria yang sudah duduk di kursi yang sama dengannya. "William ...." Dengan cepat, Viola menutup wajahnya dengan kedua ta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD