Eps. 26. Tiba di Kota

1188 Words
Hari beranjak siang, ketika Danu bersama truck yang ditumpanginya sudah mulai memasuki jalan utama menuju kota. Setelah cukup memacu adrenalin, sebab harus melewati jalanan desa yang terjal, bekelok-kelok dan licin, akhirnya truck itu bisa melaju dengan lancar di ruas jalan tol yang akan mengarahkan mereka menuju ke kota pusat. Tiba di kota, matahari bersinar sangat terik dan hawa panas bercampur polusi seakan membuat sesak pernapasan. Tentu saja semua itu terasa sangat berbeda, dengan suasana di desa yang masih sangat sejuk dan asri. Bahkan, hujan yang terus mengguyur di desa pun kini tak terlihat lagi di kota itu. "Mengapa aku merasa sangat tidak asing dengan kota ini? Apa sebelum aku hilang ingatan aku pernah tinggal disini?" Danu menggumam sendiri dan muncul berbagai tanya dalam hati, ketika truck membawanya melewati jalan-jalan kota yang sangat luas serta padat oleh kendaraan. Di sekelilingnya, gedung-gedung pencakar langit juga tampak menjulang tinggi, berdiri angkuh seolah menantang cakrawala. Sepintas lalu, semua itu seakan membangkitkan sebuah kenangan yang lama terkubur dalam ingatannya selama ini. "Maaf, Bang Danu. Aku cuma bisa mengantarmu sampai pasar ini saja! Nanti dari sini, Abang tinggal naik ojek untuk menuju ke bengkel tujuan Abang." Sopir truck berujar, pada saat mereka sudah sampai di sebuah pasar tradisional terbesar di kota itu. "Baik, terima kasih banyak, Bang." Danu bergegas turun dari kursi penumpang bagian depan truck itu, lalu melangkahkan kakinya menuju sebuah pangkalan ojek tak jauh dari sana. Berbekal kartu nama yang diberikan Irwan, Danu memesan sebuah ojek di sana. Dari pasar itu, hanya butuh waktu sekitar 30 menit, hingga kini Danu tiba di depan sebuah bengkel dan variasi mobil, sekaligus juga show room aneka mobil bekas berkualitas. "Bengkel ini sudah sesuai dengan yang ada di kartu nama, Bang." Sopir ojek menyerahkan kembali kartu nama yang tadi Danu berikan kepadanya. "Terima kasih, Bang." Danu meraih kartu nama itu seraya menyerahkan beberapa lembar uang untuk membayar jasa sopir ojek. "Wah ... bengkel ini sangat besar dan juga luas!" Danu berdecak kagum, sembari mengedarkan pandangan ke semua area gedung bengkel yang dari luar saja, sudah terlihat sangat megah. Tanpa membuang waktu, Danu bergegas masuk ke dalam bengkel tersebut dan langsung menemui petugas penerima tamu di sana. Dengan membawa rekomendasi serta nama besar Irwan, yang merupakan seorang pejabat Eselon III di sebuah instansi pemerintahan di kota itu, Danu sangat mudah dan tanpa penolakan, diizinkan bertemu dengan pemilik bengkel. "Selamat datang di bengkelku dan silakan duduk!" Pemilik bengkel menyapa Danu dengan senyum ramah. "Baik, terima kasih, Pak Hanif." Danu langsung membungkuk hormat serta balas menyapa dengan menyebut nama, kendati si pemilik bengkel belum memperkenalkan dirinya sekalipun. Dari sebuah ukiran kayu bertuliskan nama yang ada di atas meja kerja pemilik bengkel tersebut, serta kartu nama yang diberikan Irwan kepadanya lah, dia langsung tahu siapa nama pria di hadapannya. "Oh, rupanya kamu yang bernama Danu, ya?" tanya Hanif, sambil mengernyit ragu, serta memperhatikan penampilan Danu yang kala itu hanya mengenakan pakaian sederhana dan tidak terlihat formal, sangat berbeda dengan pelamar kerja profesional pada umumnya. Seperti biasa, hanya sebuah hoodie serta penutup wajah yang selalu setia melekat di tubuh Danu. "Iya, benar, Pak." Danu mengangguk. "Pak Irwan sangat merekomendasikan kamu untuk bisa bekerja di sini. Tapi ... apa aku boleh melihat surat lamaran serta setifikat pengalaman kerja kamu dulu?" Hanif menengadahkan tangannya di hadapan Danu. "Surat lamaran dan sertifikat pengalaman kerja?" Kening Danu berkerut serta kedua matanya seketika membulat. "Iya, itu adalah syarat mutlak yang harus dimiliki semua pelamar kerja disini," tegas Hanif lagi. Danu langsung menunduk dan tampak bingung. Dia sama sekali tidak tahu kalau persyaratan mencari pekerjaan harus melampirkan beberapa dokumen seperti yang diminta Hanif darinya. "Emm ... ma-maaf, Pak. Saya tidak membawa semua itu. Saya hanya membawa ini saja." Tidak ingin terlihat panik, Danu memberanikan diri hanya menyerahkan sebuah kartu identitas penduduk miliknya kepada Hanif. Setelah menikah dengan Sukma, di desanya dia memang sudah sempat membuat kartu identitas baru sebagai Danu. "Jadi ... apa kamu tidak punya pengalaman kerja sebelumnya?" Sebelah mata Hanif juga menyipit. Dia merasa sedikit heran dengan Danu yang terlihat sangat percaya diri, melamar pekerjaan tanpa memiliki pengalaman bekerja di bengkel sama sekali. "Saya hanya seorang petani sayur, Pak. Saya tidak punya pengalaman bekerja di tempat lain," aku Danu apa adanya. "Lalu, bagaimana aku bisa tahu bahwa kamu bisa bekerja jadi montir, sedangkan pengalaman kerja di bengkel saja kamu tidak punya?" Hanif menggeleng dan membuang napas panjang, menatap Danu dengan sorot kian ragu, sembari mengetuk-ngetukkan jemari tangan kanannya di atas meja. "Saya sedikit paham dengan mesin otomotif, Pak. Karena itu, mohon izinkan saja saya mencoba bekerja dulu. Kalau ternyata saya tidak mampu, dengan lapang d**a saya akan mengundurkan diri." Tak ingin Hanif meragukannya, Danu tetap menegaskan kemampuannya dengan percaya diri. Hanif mengangkat satu ujung alisnya dan sejenak hanya diam. Ucapan Danu baginya begitu jujur dan tidak mengada-ada. "Baiklah! Karena di sini Pak Irwan yang merekomendasikan kamu, maka aku akan menerimamu bekerja disini. Tapi, kalau ternyata kamu tidak mampu bekerja sesuai standar perusahaan ... mohon maaf saja, aku tidak akan memberimu kontrak kerja," terang Hanif, menegaskan keputusannya untuk menerima Danu bekerja di bengkel miliknya. "Tiga bulan pertama, kamu harus melewati masa percobaan dulu. Tapi kamu tidak perlu khawatir, selama masa percobaan kamu tetap akan menerima gaji sesuai ketetapan upah minimum dari pemerintah dan aku juga akan menyediakan sebuah mess, untuk tempat tinggal kamu selama bekerja," lantur Hanif menyambung penjelasan tentang fasilitas yang dia akan berikan kepada Danu, sebagai karyawan baru di perusahaannya. "Siap! Terima kasih, Pak." Danu hanya bisa mengangguk dan menerima apapun yang diputuskan Hanif untuknya. "Kamu boleh mulai bekerja hari ini juga, Danu! Dan sebagai awal perkenalan, aku akan menyuruh kepala mekanik mengajakmu berorientasi dulu." "Baik, sekali lagi ... terima kasih banyak atas kesempatan yang Pak Hanif berikan kepada saya," ucap Danu senang. "Saya janji akan berusaha bekerja semaksimal mungkin." Danu tersenyum sambil mencakupkan kedua tangannya di d**a. Meski secara administrasi pencari kerja dia sangat tidak siap, tetapi Hanif tetap bersedia berbesar hati menerimanya bekerja sebagai montir di bengkel tersebut. Hanif juga hanya membalas dengan tersenyum tipis, kemudian tangannya tampak meraih gagang telepon yang ada di sisi kanan meja kerjanya, serta menelepon seseorang. "Siang, Pak Hanif! Apa Bapak memanggil saya?" Seorang pria masuk dengan tergopoh ke ruangan itu dan langsung mengambil tempat duduk di sebuah kursi bersebelahan dengan Danu. "Iya, Gana! Perkenalkan ini Danu calon montir baru di bengkel kita. Hari ini juga, dia sudah akan mulai bekerja disini. Tolong kamu antar dia untuk orientasi dulu, sekalian kamu jelaskan apa-apa saja yang harus dia kerjakan." Hanif langsung memberi perintah kepada pria dengan jabatan service advisor di bengkel miliknya yang bernama Gana. "Siap, Pak!" Gana mengangguk sigap, seraya menoleh ke arah Danu. "Perkenalkan aku Gana. Aku kepala mekanik yang akan menjadi supervisor kamu selama bekerja disini." Gana langsung menjulurkan tangannya ke hadapan Danu. "Saya Danu, Pak Gana." Danu membungkuk serta dengan segera membalas menjabat tangan Gana. Akan tetapi, bersamaan dengan Danu menyebutkan namanya, seketika Gana terkesiap dan kedua ujung alisnya juga tampak tersentak bersamaan. "Bos Aryan!" Tanpa aba-aba dan secara tidak sadar, Gana langsung menyebut nama seseorang yang sangat dikenalnya. Bahkan, mendengar suara Danu saja, dia seperti merasa bahwa pria di hadapannya saat itu, adalah mantan atasan yang sudah lama dia kira telah meninggal dunia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD