Langkah kaki Devan terdengar berat saat ia memasuki kamar rumah sakit. Ruangan itu sepi, hanya ada bunyi alat monitor detak jantung yang berirama pelan. Di tempat tidur, Eve terbaring dengan selang infus di tangannya, wajahnya pucat namun terlihat tenang dalam tidurnya. Ada perban di kepalanya, dan kakinya dibalut, ini adalah hari ketiga setelah kecelakaan itu. Pemandangan itu memunculkan sedikit rasa tidak nyaman di hati Devan, tetapi bukan karena cinta—lebih karena rasa tanggung jawab yang dipaksakan oleh keadaan. Devan berdiri di sudut ruangan, menatap Eve dari kejauhan. Ia tidak terbiasa dengan situasi seperti ini—merawat seseorang, apalagi istrinya. Ia menikahi Eve bukan karena cinta, dan sekarang, ketika Eve terbaring tak berdaya setelah kecelakaan, perasaan enggan dan dingin masih