Sementara itu, di dalam ruang kesehatan yang ada di gedung pengadilan, Tania yang telah sadar dari pingsannya, sayup-sayup mendengar suara Drake sedang berdebat dengan ayahnya. “Mengapa ayahmu jahat dengan bunda, Nak?, kamu harus kuat dan sehat ya, di dalam perut Bunda, jadilah penguat Bunda,” Gumam Tania, sambil mengelus perutnya dengan lembut. Tak lama kemudian, Antonio dan Arsyandi memasuki ruang rawat Tania. “Sayang, bagaimana keadaanmu?” tanya Arsyandi sambil memeluk tubuh putri kesayangannya. Dengan senyum tipis terulas dibibirnya, Tania menyahut, “Jangan khawatir Yah, aku baik-baik saja. Begitu juga, dengan calon anakku, Yah.” “Syukurlah, kalau begitu,” ucap Arsyandi sambil mengelus lembut kepala Tania. Ia merasa bersyukur kalau Tani